Oleh: Rifda Fatihatul Umniyah (Aktivis Mahasiswa)
Pada akhir Februari lalu, terdapat banyak sekali kasus kekerasan yang terjadi. Kasus penganiayaan anak pejabat pajak Mario Dandy Satriyo, terhadap putra petinggi GP Ansor Jonathan Latumahina, David memasuki babak baru. Penganiayaan secara brutal oleh Mario ini terjadi di sebuah perumahan di Pesanggarahan, Jakarta Selatan, Senin (20/2) sekitar pukul 20.30 WIB. Dalam video tersebut terlihat Mario Dandy terus-terusan menghajar David dengan menendang dan menginjak kepala korban.
Di bulan yang sama, seorang siswi SMP di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan meninggal usai menjadi korban pemerkosaan beberapa rekannya. Kasus tersebut terungkap saat korban yang tercatat sebagai Kecamatan Cenrana mengaku kesakitan di alat vital hingga kesulitan duduk. Awalnya korban tak mau berbicara, namun setelah dibujuk oleh orangtuanya, J mengaku diperkosa secara beramai-ramai oleh empat rekan sekolahnya. Orangtua korban pun terkejut dan membawa anaknya ke kantor polisi untuk melapor pada Minggu, 12 Februari 2023.
Tidak cukup sampai disitu, Polsek Pasawahan, Polres Purwakarta amankan lima orang pemuda yang melakukan percobaan pencurian dengan kekerasan dan atau penganiayaan. Diketahui, para pemuda tersebut masih berstatus pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Purwakarta. Kapolres Purwakarta, AKBP Edwar Zulkarnain melalui Pelaksana Tugas Kapolsek Pasawahan, IPDA Sulaeman mengatakan kelima pemuda tersebut diamankan lantaran melakukan percobaan pencurian dengan kekerasan (curas). Disebutkan pelaku berinisial KS langsung membacok punggung korban dengan sebilah clurit yang telah dipersiapkan para pelaku sebelum melakukan aksinya. Korban yang mengalami luka kemudian mencoba menghindar kearah belakang, namun dikejar oleh para pelaku dan meminta handphone.
Makin banyaknya tindak kekerasan yang dilakukan oleh pemuda, menggambarkan ada yang salah dalam sistem kehidupan saat ini.
Mulai dari gagalnya sistem pendidikan membentuk anak didik yang beriman bertakwa dan berakhlak mulia, lemahnya peran keluarga dalam meletakkan dasar perilaku terpuji hingga rusaknya masyarakat. Semua itu adalah buah dari kehidupan yang berdasar sekulerisme, yang menjadikan akal manusia sebagai penentu segala sesuatu. Sistem sekulerisme berjalan dengan asas manfaat serta memisahkan agama dari kehidupan. Sekulerisme juga menanamkan paham kebebasan didalamnya, paham kebebasan ini tidak didasarkan pada batasan-batasan syariat Islam. Paham kebebasan ini menyerang negeri-negeri muslim dan menjadikan banyak pemuda terjerumus kedalam berbagai aktivitas yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Kita akan mendapati banyak kerusakan di muka bumi dan parahnya menyasar para pemuda yang memegang peran lebih dalam kehidupan karena potensinya.
Islam menjadikan akidah Islam sebagai asas seluruh aspek kehidupan, sehingga menyadari dunia adalah tempat menanam kebaikan untuk dipanen di akherat kelak. Hal ini akan menjaga setiap individu untuk selalu menjaga perilaku selalu sesuai dengan aturan Allah dan RasulNya. Islam juga mewajibkan masyarakat dan negara sebagai pilar yang menjaga umat selalu dalam kebaikan.