Oleh: Wulansari Rahayu, S.Pd
Penggiat Dakwah dan pemerhati remaja
Angka kematian Ibu (AKI) meningkat pesat di Indonesia dalam dua tahun terakhir ini. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan terdapat 6.856 jumlah kematian ibu tahun 2021, meningkat dari sebelumnya 4.197 kematian ibu tahun 2019. Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Lenny Rosalin menyebut peran laki-laki sangat penting untuk dapat mencegah bahkan menurunkan AKI.
Senada dengan Lenny, Zumrotin K Susilo dari Yayasan Kesehatan Perempuan mengatakan pelibatan laki-laki terutama dalam penurunan AKI seharusnya sudah dimulai dari keluarga. Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa setiap pasangan yang merencanakan akan mendapatkan anak, maka dia harus juga mempunyai tanggung jawab bersama antara perempuan dan laki-laki. Nilai ini sebaiknya sudah ditanamkan di dalam keluarga sejak dini. Perempuan hamil itu perlu kasih sayang supaya emosinya stabil dan dia bahagia, itu perlu sekali jangan sekali-sekali para lelaki melakukan kekerasan dalam bentuk apapun kepada istrinya yang sedang hamil karena itu akan berpengaruh.
Menanggapi banyaknya AKI karena faktor kesehatan dan minimnya peran suami maka isu childfree mengemuka. Childfree di anggap solusi dari segenap permasalahan perempuan hari ini. Mereka menganggap anak bisa menambah beban perempuan. Disisi lain banyak aspek yg Akhirnya orang mendukung isu childfree ini. Mulai dari kondisi fisik perempuan, psikologis, ekonomi, sosial, dan budaya. Selain itu, ketakutan akan proses kehamilan ataupun melahirkan, dapat juga mendorong orang untuk mengambil keputusan untuk tidak memiliki anak.
Akhirnya, pembahasan mengenai childfree terus bergulir, bahkan ramai sekali dibahas oleh warganet di media sosial. Terutama setelah youtuber dan influencer Gita Savitri yang menyampaikan opininya terkait Childfree. Gita Savitri mengatakan bahwa childfee atau tidak punya anak adalah anti-aging alami. Alasannya karena tidak stress dan bisa tidur 8 jam sehari.
Hal ini mendapat respons beragam, ada yang pro dan kontra. Dari kalangan selebritis pun banyak yang ikut merespon pembahasan ini. Tak sedikit juga yang mendukung ide childfree bahkan terang-terangan mengaku tidak menikah dan tak mau punya anak. Mereka mengatakan bahwa menikah bikin ribet atau yang mengatakan kalau ngurus anak butuh effort tinggi dan ekonomi yang ideal. Hingga yang takut menikah karena banyaknya kasus perceraian yang berujung KDRT.
sebagai seorang muslim, kita wajib mendudukkan persoalan ini berdasarkan kaca mata Islam. Pernyataan-pernyataan para selebritas di atas harus ditelaah sesuai dengan sudut pandang Islam agar tidak asal menerima pendapat yang keluar semata dari hawa nafsu manusia.
Menelaah tentang sejarah ternyata childfree memiliki perbedaan arti di masa lalu. Menurut sejarawan Rachel Chrastil di Washington Post childfree diartikan sebagai para wanita, sudah menikah atau belum, yang tidak ingin membesarkan anak. Hal ini pernah menjadi kelaziman di perkotaan dan perdesaan Eropa pada awal tahun 1500-an. Biasanya ini terjadi pada perempuan yang memilih berkarier dibanding menikah muda, seperti kebiasaan perempuan saat itu.
Mengutip laman Fertility Smarts, childfree adalah tern yang dipakai bagi orang dewasa yang tidak memiliki anak, baik secara biologis atau adopsi. Istilah ini disematkan kepada mereka yang secara sengaja memilih untuk tidak punya anak, atau terhadap mereka yang tidak mampu memiliki anak karena tidak subur
Banyak faktor yang memungkinkan seseorang memilih untuk childfree. Beberapa mengatakan karena faktor ekonomi, mental, budaya bahkan sampai takutnya over populasi.
Jika di telaah lebih jauh faktor-faktor ini tidak layak di jadikan sebagai sandaran. Sebab sebagai seorang muslim kita percaya bahwa rejeki ada di tangan Allah. Selain itu Islam mensyaratkan bahwa menikah adalah untuk memiliki keturunan.
Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.” (QS Al-Isra [17]: 30)
Ide childfree ini menggambarkan ketidakpahaman tentang mulianya peran seorang ibu. Mereka hanya berorientasi pada kesenangan dunia. Ingin tampil cantik, awet muda, dan lain-lain. Padahal, semua itu tidak ada yang dibawa mati. Setiap orang akan menghadap Allah hanya berbekal amal salih. Dengan menjadi ibu, akan begitu banyak amal salih yang bisa dilakukan.
Bahkan sangking mulianya jika seorang perempuan meninggal ketika melahirkan, maka ia pun dianggap syahid, pahalanya tentu sangatlah besar. Jadi sungguh rugi muslimah yang tidak mau menjadi ibu, apalagi karena alasan yang sangat remeh.
Allah sudah menetapkan bahwa perempuan punya peran mulia yakni menjadi ibu dan pendidik generasi. Maka memilih childfree itu menyalahi fitrah dan keputusan yang salah. Hal ini menjauhkan mereka dari peran mulia yg ditetapkan Allah untuk mereka.
Dalam peradaban Islam (Khilafah), muslimah akan dididik sebagaimana kodratnya sebagai rahim kehidupan. Dari rahim merekalah lahir generasi pemimpin orang-orang yang bertakwa. Dalam tiap kepayahan selama proses mengandung dan melahirkan, serta proses hadanah generasi, terdapat ganjaran terbaik dari Allah Taala.
Tags
Opini