Abainya Pemerintah terhadap Nyawa Rakyat




Oleh : Tursinah
Aktivis Muslimah


Kebakaran hebat di Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara, pada Jumat (3/3) malam telah melalap permukiman warga di sekitarnya dan menewaskan 15 orang —dua di antaranya termasuk anak-anak.

Namun, ini bukan pertama kalinya peristiwa serupa terjadi di kawasan padat penduduk itu.
Di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wapres Jusuf Kalla (JK) —lebih tepatnya di 2009, kebakaran serupa sempat melanda Depo Pertamina Plumpang.
Kebakaran pertama di Depo Pertamina Plumpang terjadi pada Minggu (18/1/2009) di malam hari pula, pukul 21.00 WIB. Kebakaran itu melanda depo 24 yang menampung 5.000 kiloliter BBM jenis premium.
Sementara kobaran api baru bisa dipadamkan setelah sembilan jam di keesokan paginya, pukul 06.15 WIB. KumparanNEWS

Kebakaran depo untuk kedua kalinya bukti abaynya pemerintah terhadap nyawa rakyatnya. bagaimana mungkin kawasan BBM berdekatan dengan kawasan pemukiman rakyat , alih alih merelokasi tetapi pemerintah malah memberi KTP dan menjadikan RT RW selayaknya pada kampung lainnya.

Tidak aneh jika dalam sistem kapitalisme nyawa rakyat amat murah, karna keberadaan pemerintah hanya sebatas jual beli dengan rakyat, sehingga tolak ukurnya untung rugi, bukan maslahat bagi rakyat. Sehingga bagi rakyat yang tidak mampu membeli hunian rumah yang layak dan aman, jangan berharap akan mendapat hunian gratis, karena memang bukan untuk itu keberadaan pemerintah di dalam sistem kapitalisme sekulerisme.

Seharusnya jika 2009 kebakaran sudah menewaskan banyak warga , pemerintah harus merelokasi rumah rumah warga yang ada di area depo karna memang sangat berbahaya pemukiman berdekatan dengan BBM. Tugas negara adalah sebagai khadimatul ummat ( pelayan ummat ) apa yang rakyat butuhkan pemerintah hadir untuk menjamin kesejahteraan , keamanan rakyatnya.

Hanya Islam sebagai Solusinya

Didalam Islam nyawa amatlah berharga Di sisi Allah, hilangnya nyawa seorang muslim lebih besar perkaranya dari pada hilangnya dunia. “Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingnya terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR. Nasai 3987, Turmudzi 1455, dan dishahihkan al-Albani).

Islam mengatur keselamatan rakyatnya, Islam mengatur keamanan rakyatnya, dan meriayah sandang pangan papan rakyatnya, kita bisa baca kisah sahabat Umar bin Khatab yang menemui seorang ibu yang sedang memasak batu untuk anaknya yang sedang lapar hanya untuk mengalihkan perhatian anaknya, Umar bin Khatab langsung memikul gandum dipunggungnya walaupun beliau mempunyai ajudan, inilah contoh memimpin yang hanya takut kepada Allah, sebab beliau memahami bahwa diyaumil akhir nanti pemimpin akan ditanyai perihal apa yang ia pimpin.


Sehingga sudah saatnya umat menyadari bahwa hanya Islamlah solusi dari berbagai polemik kehidupan saat ini,  dan umat harus bersatu untuk memperjuangkan agar hukum Allah kembali ditegakan di muka bumi. Agar negri ini menjadi negri yang ditakuti musuh musuh, sekaligus negri yang sejahtera dan berkah.

Seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat hingga 14 abad lamanya, kaum muslim hidup dalam kejayaan dan kegemilangannya, yaitu Daulah Islamiah atau yang disebut Khilafah. Tidakkah kita merindukan hidup dalam keamanan dan kesejahteraan?
Sudah saatnya kaum muslim mengkaji Islam secara Kaffah agar mampu mengenali agamanya sendiri.

wallahu'alam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak