Sistem Sekuler Merusak Fitrah Keibuan*



Oleh: Krisdianti Nurayu Wulandari


Wanita merupakan madrasatul ula atau sekolah pertama bagi anak-anaknya kelak. Allah telah menaruh beban fitrah ini pada pundak kaum wanita. Tentunya ini merupakan suatu keistimewaan yang dimiliki oleh seorang wanita ketika kelak bisa menjadi ibu yang melahirkan generasi-generasi emas di masa mendatang.

Tetapi, tidak bisa dipungkiri juga bahwa dampak dari penerapan sistem sekulerisme saat ini dapat merubah dan merusak fitrah keibuan itu dari seorang wanita.

Wanita yang seharusnya bisa menjadi pendidik bagi anak-anak, namun nyatanya di sistem sekuler ini bisa berubah menjadi pembidik anak-anak untuk dijadikan sebagai korban rencana kejinya.

Seperti halnya kasus yang baru-baru ini membuat geger publik, yaitu kasus pelecehan terhadap 11 anak laki-laki dan perempuan hingga diajak nonton fim dewasa yang dilakukan oleh seorang Ibu muda pemilik rental PS di Jambi. Pelaku diketahui berinisial YN yang berusia 25 tahun. Ibu muda itu membuka rental playstation di kediamannya di kawasan Alam Barajo, Kecematan Alam Barajo, Kota Jambi. (Dilansir dari tvonenews.com, 12/02/23)

Salah satu orangtua korban Effendi mengatakan, korban dipaksa menerima permintaan pelaku saat rental PS sedang sepi. Saat akan melancarkan aksi pelecehan seksual, YN secara tiba-tiba menutup rentalnya dan meminta korban yang masih di bawah umur untuk menyentuh bagian tubuhnya. "Si pelaku nyuruh anak-anak ini untuk menyentuh pay*d*r*nya si pelaku sendiri," ujarnya dilansir dari TribunJambi.com.

Sungguh sangat miris sekali melihat kejadian ini. Wanita yang seharusnya berperan menjadi seorang pendidik malah justru menjadi pelaku atas tindak pelecehan seksual. Hal yang sejatinya mustahil untuk dilakukan oleh seorang wanita, tetapi di sistem sekarang sungguh sangat bisa saja terjadi. Begitu juga dengan kasus-kasus serupa lainnya.

Dari segi agama, perilaku keji ini jelas menyelisihi fitrah. Sosok Ibu memiliki peran yang sangat mulia.  Dari mulai pengorbanan yang ia berikan sejak mengandung sampai melahirkan. Kemudian merawatnya hingga tumbuh dewasa. Oleh karenanya seorang Ibu memiliki posisi strategis untuk menjadi pendidik dan penjaga generasi.

Sungguh berbagai kasus tersebut menunjukkan bahwa fitrah seorang ibu hari ini sudah sedemikian rusak. Inilah produk sekularisme yang  menjadikan kehidupan berlepas dari aturan agama. Agama tidak diperkenankan untuk mengatur masalah kehidupan. Agama dikerdilkan hanya boleh mengurus ranah ibadah saja. Sedangkan urusan lain diserahkan kepada aturan yang dibuat manusia yang pada realitanya hanya menimbulkan perselisihan yang tidak berkesudahan.

Islam sejatinya sudah memiliki aturan kehidupan yang sempurna dan menyeluruh untuk mengatur kehidupan dunia dan menetapkan pertanggungjawaban di akhirat. Oleh karenanya, kita perlu kembali pada sistem Islam yang akan mendudukkan peran perempuan dan ibu sesuai fitrah penciptaannya. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Maidah ayat 50 yang berbunyi: 

أَفَحُكْمَ ٱلْجَٰهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ ٱللَّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ

" Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? Dan hukum siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?"

Solusi komprehensif dari berbagai problematika yang ada saat ini, termasuk tindak pelecehan seksual hanyalah dengan meninggalkan sistem sekulerisme dan mengembalikan kepada sistem yang diridhoi oleh Allah SWT, yakni sistem Islam di bawah naungan Khilafah. Dengan hidup di bawah naungan Khilafahlah yang akan mampu menjalankan syariat Islam secara keseluruhan. Sebab, munculnya berbagai problem kehidupan saat ini lantaran tidak diterapkannya syariat Islam menyeluruh.

Kembalinya sistem Islam juga akan menjamin terlaksananya peran mulia dan posisi strategis perempuan. Kemuliaan perempuan sebagai pendidik dan penjaga generasi akan senantiasa terjaga di bawah sistem Islam ini. Wallahu A'lam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak