Sistem Sekuler Merusak Fitrah Keibuan



Oleh: Listiani (Aktivis Muslimah)



“Jika engkau tidak malu, berbuatlah sekehendakmu.” (HR. Bukhari)

Begitulah hadits Rasulullah shalallahu alaihi wasallam yang singkat namun cukup menggambarkan keadaan umat muslim, terutama muslimah pada hari ini. Semakin banyak kasus-kasus yang terjadi menunjukkan bahwa muslimah hari ini sudah kehilangan fitrahnya sebagai wanita yaitu memiliki rasa malu. Seperti yang terjadi beberapa hari ke belakang, publik dihebohkan dengan kabar pelecehan yang dilakukan oleh seorang wanita.

Dialah Yunita Sari atau YS, seorang ibu muda berusia 25 tahun yang melakukan pelecehan seksual terhadap 17 anak di bawah umur yang sedang bermain di rental PlayStation miliknya di kawasan Alam Barajo, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi. Anak-anak tersebut di antaranya 10 laki-laki dan 7 perempuan.

Kasus tersebut terungkap setelah salah satu orang tua korban melaporkan perbuatan keji tersebut ke Polda Jambi. Sedangkan suami tersangka mengaku tidak tahu-menahu tentang perbuatan yang dilakukan oleh istri tersebut. Dari hasil pemeriksaan, YN diduga memiliki kelainan seksual atau perilaku seksual menyimpang dan sudah ditetapkan sebagai tersangka. (tvOnenews.com)

Sangat miris kasus-kasus yang terjadi hari ini. Tentu kejahatan-kejahatan ini tidak terjadi dalam semalam. Mudahnya akses pornografi menjadi biang keladi maraknya kasus kejahatan seksual. Pada orang dewasa ataupun anak-anak, efek dari kecanduan pornografi sangatlah buruk.

Menurut Psikolog Elly Risman dalam acara seminar parenting bertema “Tantangan Mendidik Anak di Era Digital” mengatakan, kerusakan otak akibat pengaruh pornografi di mesin Magnetic Resonance Imaging (MRI), hasilnya sama dengan kerusakan pada mobil saat tabrakan keras. Pre Frontal Cortex (PFC) akan rusak ketika anak melihat pornografi. Padahal PFC adalah pusat nilai, moral, tempat di mana merencanakan masa depan, tempat mengatur manajemen diri. Bagian otak alis kanan atas inilah yang menentukan jadi apa seorang anak nantinya.

“Ketika melihat satu kali pornografi maka dia ingin dua, tiga, empat kali lagi,” Ujar Elly Risman. Ketika gambar pornografi sering melewati PFC, maka bagian yang menyimpan moral dan nilai, membuat perencanaan hidup ini, akan menciut, mengecil dan akibatnya dorongan seks akan tidak terkendali , karena mata tidak bisa ditahan, otak menjadi rusak dan ketagihan seks. (id.scribd.com)

Semakin maraknya kasus pelecehan seksual, membuktikan bahwa ini bukan permasalahan individu semata. Semua ini adalah efek panjang diterapkan sistem sekuler kapitalis yang memisalkan agama dari semua lini kehidupan. Manusia tidak lagi memakai agama sebagai standar halal dan haram. Sistem saat ini membuat manusia mencari kesenangan dengan menuruti hawa nafsunya semata. Standar kebahagiaan ditentukan oleh kepuasan diri dan materi belaka dengan berlindung dibalik hak asasi manusia.

Kasus di atas sangat jelas menunjukkan bobroknya sistem yang dianut hari ini. Sangat mungkin terjadi, wanita yang sering menjadi korban pelecehan seksual justru kini menjadi pelakunya. Dan tidak tanggung-tanggung, perbuatan keji tersebut dilakukan oleh seorang wanita yang berstatus sebagai istri dan ibu.

Sistem sekuler sangat nyata merusak fitrah seorang ibu yang seharusnya memiliki rasa rahim (kasih sayang), menjadi teladan bagi anak-anaknya, dan menjadi seorang pendidik generasi terbaik. Bagaimana mungkin kita bisa mencetak generasi cemerlang di masa depan, bila orang tuanya hari ini (terutama ibu) telah menjelma sebagai pecandu pornografi, bahkan menjadi pelaku kejahatan seksual? 

Dan menjadi lebih parah lagi, ketika negara yang harusnya memiliki peran penting dalam upaya pencegahan dan penyelesaian masalah, justru bersikap abai dan cenderung mengambil keuntungan dari teracuninya mereka dengan berbagai tayangan yang mengandung pornografi tersebut. Negara harusnya bisa memutus segala rantai yang bisa menyebabkannya, dan menutup rapat-rapat kemungkinan hal tersebut terjadi secara berulang. 

Berbeda dengan sistem Islam. Islam dengan aturan yang berlandaskan wahyu Allah subhanahu wa ta’ala berupa Al-Qur’an dan As-Sunnah, terbukti mampu mengatur perilaku manusia. Negara yang berlandaskan Islam tidak akan membiarkan seorang wanita rusak fitrahnya. Islam sangat memuliakan wanita dan menjaga fitrahnya sebagai seorang ibu. Ibu di dalam Islam adalah Madrasah pertama bagi anak-anaknya “Al-Ummu Madrasah Al-ula”.

Untuk itu, seorang Ibu tidak hanya dituntut untuk menjadi sosok yang cerdas, tapi juga pribadi yang beriman dan bertaqwa. Sebab darinyalah nanti akan terlahir anak-anak yang sholeh dan sholehah penerus generasi cemerlang. Sungguh semua hal di atas akan terwujud bila Islam kembali diterapkan dalam kehidupan ini, karena faktanya hal tersebut adalah solusi dari segala permasalahan yang terjadi saat ini.

Wallahu A'lam bis Showwab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak