Oleh: Elis Sulistiyani
(Muslimah Perindu Surga)
2024 semakin dekat, bayang pemilu pun kian terlihat. Banyak parpol sudah ambil start memikat hati rakyat. Mulai dari merubah dandanan hingga masuk ke perkampungan. Selain itu simbol agama juga mulai untuk dimasuki, hingga akhirnya menuai kritik wakil presiden, Ma'ruf Amin. Beliau menyampaikan bahwa masjid tidak boleh dijadikan sebagai tempat untuk berkampanye. Karena hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan perpecahan antara jamaah. ( Harianaceh.co.id, 8/1/2023)
Hal demikian sangatlah wajar terjadi di alam sekulerisme. Dimana agama berserta simbolnya hanya difungsikan untuk di ranah privat saja. Sekulerisme telah membuat umat Islam untuk benar-benar menjauhkan aturan Allah dari kehidupannya. Seperti orang yang alergi Agama, mereka risih jika aturan agama menjadi pondasi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dan bertambah miris jika yang mempropagandakan ide ini adalah tokoh Islam sendiri.
Padahal sejatinya dulu Rasulullah menjadikan Islam bulan hanya sebagai agama ritual yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya saja. Tetapi Islam hadir dengan aturan hidup yang sempurna dan menyeluruh untuk menyelesaikan problematika kehidupan manusia. Dan tidak ada emisahan aturan agama dalam kehidupan. Pun masjid sebagai simbol penting dalam Islam memiliki peran yang penting salah satunya digunakan sebagai tempat ibadah hingga pendidikan, selain itu masjid juga digunakan sebagai tempat untuk membahas politik, tentunya politik yang sesuai dengan pandangan Islam.
Maka ini juga salah satu upaya orang kafir yang mempropagandakan paham mereka ke dunia Islam, dengan mengerdilkan Islam dan juga Masjid sebagai salah satu simbolnya. Pemahaman seperti inilah yang sudah seharusnya kita hilangkan, karena bertentangan dengan syariat Islam. Saat ini kaum muslimin mestinya kembali berjuang untuk ditegakkan syariat Allah sehingga Islam tidak lagi dikerdilkan hanya sebatas agama ritual. Tetapi Islam hadir sebagai agama dan juga aturan hidup bagi umat manusia.
Tags
Opini