Oleh Firda Umayah
Setiap muslim pasti mengharapkan hidupnya selalu dalam lindungan Allah Swt. Muslim juga senantiasa saat menghadapi setiap ujian, selalu mendapatkan pertolongan Allah Swt. Pertolongan Allah merupakan suatu keniscayaan bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada-Nya. Jika pertolongan Allah telah tiba, maka muslim maupun umat manusia dapat melihat dampak dari pertolongan tersebut.
Seperti yang Allah Swt jelaskan dalam Al-Qur'an surat An-Nashr.
اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُۙ وَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًاۙ فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا
"Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah. Bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penerima tobat" (QS. An-Nashr : 1-3).
Dalam tafsir Ibnu Katsir, ayat ini memerintahkan kepada kita untuk memuji Allah dan memohon ampunan kepada-Nya, apabila kita peroleh kemenangan dan pertolongan. Imam Tabrani mengatakan hingga akhir surat, merupakan berita dekatnya ajal Rasulullah saw. Maka kelihatan Rasulullah Saw. lebih mempergiat kesungguhannya lebih dari sebelumnya dalam masalah akhirat.
Imam Bukhari dan Muslim telah menjelaskan di dalam kitab sahih masing-masing bahwa Allah telah memerintahkan kepada kita apabila Allah telah memenangkan kita atas kota-kota besar dan benteng-benteng musuh, hendaknya kita memuji kepada Allah, bersyukur, dan bertasbih kepada-Nya. Yakni mengerjakan salat dan memohon ampun kepada-Nya.
Dari surat di atas, tampak bahwa pertolongan Allah pasti datang. Hanya saja, pertolongan ini merupakan otoritas Allah sehingga kapan terjadinya tidak bisa diprediksi manusia. Begitu juga dengan bagaimana cara Allah memberikan pertolongan-Nya juga merupakan otoritas Allah yang manusia tidak memiliki andil di dalamnya.
Muslim hanya diberikan kesempatan untuk berusaha menjadi orang yang bertakwa sehingga ketakwaannya kepada Allah Swt bisa menjadi wasilah atas datangnya pertolongan Allah Swt. Yaitu dengan senantiasa berada dalam koridor syariat Islam. Muslim juga harus menyertakan dirinya akan zikir agar senantiasa mengingat Allah Swt. Beristighfar, memohon ampun dan bertasbih sebagai penyempurna amal saleh yang dilakukan. Rasulullah saw bersabda, "Sungguh, aku benar-benar memohon ampun kepada Allah dalam sehari seratus kali," (HR. Muslim).
Hal tak kalah penting, adalah muslim harus menjauhkan maksiat dan menundukkan hati dalam beribadah kepada-Nya. Perlu diperhatikan juga, bahwa pertolongan Allah Swt yang diraih oleh Nabi Muhammad saw dan para Sahabat terdahulu adalah pertolongan untuk melawan kezaliman dan kekuasaan Quraisy. Di mana Quraisy saat ini merupakan penguasa di dalam institusi dan sistem kufur.
Sehingga, pertolongan yang diharapkan oleh Rasulullah saw dan para Sahabat adalah pertolongan untuk keluar dari institusi dan sistem kufur menuju institusi dan sistem Islam. Alhasil membuat masyarakat tidak takut untuk masuk ke dalam agama Islam dan membuka jalan lebar bagi masyarakat untuk berbondong-bondong masuk ke dalam agama Islam. Oleh karena itu, pertolongan Allah yang diharapkan umat Islam saat ini, hendaknya bukan sekedar untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Melainkan untuk terbebas dari sistem kufur yang membawa kesengsaraan hidup manusia. Terbebas dari kezaliman para penguasa dan kaum kafir penjajah. Wallahu a'lam bishawab.
Tags
Opini