Oleh : Nurfillah Rahayu
( Forum Literasi Muslimah Bogor)
Penyakit pada anak-anak yang merebak terbaru ini adalah diabetes Melitus.
Dilansir dari voaindonesia.com/1 februari 2023, Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sebanyak 1.645 anak mengidap diabetes mellitus. Paling banyak menyerang anak usia 10-14 tahun.
Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Muhammad Faizi, mengatakan kejadian diabetes mellitus pada anak makin meningkat, baik itu di dunia maupun Indonesia. Di Indonesia sebanyak 1.645 anak mengidap diabetes mellitus tipe satu. Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit akibat gangguan metabolisme karbohidrat yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah dalam waktu yang kronis.“Totalnya 1.645 pasien (anak),” katanya dalam media briefing IDAI, Selasa (1/2).
Menurut Faizi, kasus diabetes mellitus tipe satu pada anak pun meningkat sebanyak 70 kali lipat sejak tahun 2010 hingga 2023. Pada tahun 2010 prevalensi kasus diabetes mellitus terhadap anak di Indonesia hanya 0,028 per 100 ribu jiwa. Kemudian, pada tahun 2023 prevalensi kasus diabetes melitus menjadi 2 per 100 ribu jiwa.
“Ini hanya laporan dari 13 kota, tentu Indonesia luas sekali jadi lebih banyak lagi. Ini peningkatan dari 2010 sampai 2023 saja.
Kalau kita hitung 70 kali lipat itu. Tapi sebenarnya riilnya itu lebih besar,” ungkapnya.
IDAI mencatat, ada 1.645 anak dengan diabetes melitus yang tersebar di 13 kota di Indonesia yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, Semarang, Yogakarta, Solo, Denpasar, Palembang, Padang, Medan, Makassar, dan Manado.
Menurut data IDAI, kasus diabetes pada anak terbanyak ada di Jakarta dan Surabaya. Kasus diabetes lebih banyak ditemukan pada anak perempuan (59,3 persen) dibandingkan pada anak laki-laki.
Lalu, kasus diabetes pada anak tidak hanya dialami oleh anak di atas usia 5 tahun, melainkan juga usia balita.
“Anak balita juga ada. Yang usianya 04 tahun yang terkena diabetes,” ungkap Faizi.
Berikut kasus diabetes pada anak Indonesia berdasarkan usia yakni:
- 0-4 tahun: 19 persen
- 5-9 tahun: 31,05 persen
- 10-14 tahun: 46,23 persen
- di atas usia 14 tahun: 3 persen
Meski demikian, Faizi menduga jumlah kasus diabetes melitus pada anak lebih banyak dari angka yang tercatat oleh IDAI.( sumber liputan6.com / 3 februari 2023)
Sungguh memprihatinkan karena peningkatan jumlah penderita Diabetes pada anak hingga 70 kali lipat disinyalir efek dari konsumsi makanan yang tidak sehat.
Hal ini terjadi karena negara abai dalam mewujudkan keamanan pangan bagi rakyatnya. Kasus ini juga menunjukkan rakyat belum memiliki pola makan sehat. Tingginya kemiskinan juga makin menambah besarnya kesalahan dalam pola makan.
Di sisi lain, terbatasnya modal karena kemiskinan membuat para pedagang menggunakan bahan yang murah meski berbahaya, dalam berdagang.
Keserakahan manusia juga mengakibatkan industri makanan abai terhadap syarat kesehatan demi mendapatkan keuntungan yang besar.
Inilah efek dari sistem kapitalisme yang terjadi.
Sangat berbeda dengan sistem Islam. Karena Islam menentukan makanan yang dikonsumsi harus halal dan thayyib.
Negara Islam memberikan jaminan perlindungan atas terpenuhinya kebutuhan makanan yang halal dan Thaayyib bagi rakyatnya sehingga berbagai produksi makanan dengan bahan yang tidak sesuai standar tidak akan beredar bebas dipasaran.
Seperti dijelaskan dalam Quran Surat Al Baqarah ayat 168 :
“Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.”
Wallahu’alam Bishowab
Tags
Opini