Kok Jadi Salah Kaprah

Oleh : Ade Nugraheni


Pidato Megawati Soekarnoputri ketika membahas masalah anak stunting memicu kontroversi di media sosial (medsos). Ketua Dewan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ini mengaitkannya aktivitas menghadiri pengajian akan menyita waktu sehingga berdapat lalainya seorang ibu mengurusi anaknya (Republika.co.id ). Sindiran itupun ditanggapi oleh Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Andi Nurpati. "Sangat tidak pantas menyoal ibu-ibu pengajian, kenapa enggak menyoal ibu-ibu yang dugem (dunia gemerlap, red) ke diskotik? Ibu-ibu yang bekerja full day” (SINDOnews.com).

Ini adalah salah satu bentuk salah paham terhadap aktifitas menuntut ilmu agama yang hukumnya fardhu ‘ain bagi setiap muslim termasuk muslimah. Karena di dalam pengajian atau majlis ta’liim ada aktivitas belajar, menuntut ilmu yang hukumnya wajib bagi setiap muslim.

Pengajian menjadi tempat alternatif seseorang untuk dapat memahami berbagai hukum Allah secara kaffah yang dibutuhkan dalam mengarungi kehidupan, termasuk dalam mendidik anak. agar selalu dalam rida Allah. Pastinya ilmu ini justru tidak didapatkan di bangku sekolah yang memiliki kurikulum sekuler.

Kalau kita melihat dengan kacamata sekulerisme, tentu aktivitas menuntut ilmu menjadi tidak penting. Karena konsep sekulerisme menginginkan semua kegiatan manusia dipisahkan dengan agama. Maka wajar di dalam negara sekuler ilmu agama dianggap tidak perlu, sehingga hanya diberi waktu 2jam /minggu, bahkan ada wacana untuk dihapus dari kurikulum.

Dan wajar pula orang yang berpikir sekuler menganggap bahwa mendatangi pengajian adalah hal yang membuang-buang waktu saja. 
Islam menetapkan bahwa pendidikan, merupakan hak dasar seluruh masyarakat yang harus dipenuhi oleh Negara. Pendidikannya merupakan jembatan seseorang memperoleh ilmu. Dalam Islam, Ilmu diibagi menjadi dua yaitu ilmu secara umum dan tsaqofah. Ilmu, adalah pengetahuan (knowledge, ma‘rifah) yang diperoleh melalui metode pengamatan (observation), percobaan (experiment), dan penarikan kesimpulan dari fakta empiris (inference). Yang mempelajarinya adalah fardu khifayah ( jika sudah dilaksanakan secara sempurna oleh sebagian orang, maka sebagian yang lain sudah terbebas dari dosa). Contohnya adalah fisika, kimia, dan ilmu-ilmu eksperimental lainnya.

Adapun tsaqâfah adalah pengetahuan yang diperoleh melalui metode pemberitahuan (al–ikhbâr), penyampaian transmisional (at–talaqqi), dan penyimpulan dari pemikiran (istinbâth). Yang mempelajarinya adalah fardu ain (tiap muslim wajib mempelajarinya). Contohnya adalah sejarah, bahasa, hukum, filsafat, dan segala pengetahuan non-eksperimental lainnya (An-Nabhani, 1994: 262-263). 

Dalam Islam, pendidikan keagamaan, sains dan teknologi merupakan satu kesatuan dalam bentuk pendidikan Islam. Islam pun tidak mendikotomikan antara unsur dunia dan unsur akhirat, antara ilmu-ilmu dunia dan akhirat.” Karena Tujuan pendidikan menurut Islam adalah membentuk kepribadian Islam (syakhshiyyah Islamiyyah) bagi peserta didik, (2) membekali peserta didik dengan ilmu-ilmu keislaman (tsaqafah islamiyyah), dan (3) membekali peserta didik dengan ilmu-ilmu yang diperlukan dalam kehidupan, seperti sains dan teknologi.

Islam adalah merupakan agama yang sempurna dan komprehensif bagi kehidupan manusia dan sesuai pada sepanjang zaman. Dimana Allah SWT berfirman “pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu” 26 (Q.S. li ‘Imrân/3: 3) “.

Dalam Islam, mengkaji ilmu Islam secara kaffah adalah bagian dari program pembinaan kepribadian setiap individu, yang terintegrasi dalam kurikulum dan kebijakan negara. Dari sini akan menghasilkan individu yang tidak hanya tinggi taraf berpikirnya saja, namun juga individu yang beriman, bertakwa serta kuat kesadaran politiknya. Dengan sistem Islam seperti ini akan melahirkan para ibu yang siap mendidik anaknya menjadi muslim yang berkepribadian Islam yang nantinya akan menjadi calon pemimpin masa depan.

Wallahu a'lam Bissawab



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak