Kebijakan Adikuasa Mengaborsi Negara



Oleh : Maulli Azzura

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kebijakan subsidi kendaraan listrik sudah final. Luhut mengatakan, kebijakan subsidi kendaraan listrik akan diumumkan pada pekan depan. Hal itu disampaikan Luhut usai menjadi pembicara di Saratoga Investment Summit 2023 di Jakarta, Kamis (26/1/2023). (sobatbuku.com 02/2023)

Meningkatnya angka penjualan kendaraan berbasis electrical membuat kebijakan sepihak didunia usaha. Bahkan Negara adikuasa kapitalis ( AS ) sejauh ini telah menyatakan kebijakan baru untuk jangka panjang dengan " nol emisi". Artinya mereka telah merancang untuk beberapa tahun kedepan akan menggencarkan produksi kendaraan bermotor berbasis electrik ( listrik) sebagai langkah baru dibidang produksi.

Tahun 2035 AS menyatakan agar negara mereka memenuhi target "nol emisi dan ketergantungan terhadap minyak" dan sepenuhnya berganti kendaraan berbasis kelistrikan. Tentu rancangan ini telah membuat berbagai negara antusias dan berlomba di era pasar bebas dengan membuat produk kendaraan listrik. Terbukti di bulan februari 2023 disalah satu tempat pameran terbesar di Indonesia akan memamerkan berbagai produk kendaraan berbasis elektrik. Event tersebut sebenarnya sudah terealisasi ditahun sebelumnya dan akan kembali terulang ditahun ini. Karena kesuksesan ditahun lalu telah membuat geliat produsen kendaraan elektrik sangat menjanjikan.

Technologi yang terus berkembang pesat diharapkan bisa menjadi solusi penyelamatan terhadap alam yang telah lama terkontaminasi dengan angka polusi yang mengkhawatirkan. Tidak bisa dipungkiri kebijakan alternatif tersebut bisa membawa ke arah yang lebih baik di sektor produksi dan konsumsi terhadap pemenuhan kebutuhan di bidang transportasi. Namun apakah ada yang dirugikan?.

Tentu ketika kita mengaca pada semua kebijakan negara sekuler, ada pihak-pihak yang mengambil keuntungan dari adanya kebijakan tersebut. Inilah pentingnya untuk mengkaji ulang, jangan jadi kebijakan yang kontroversial apalagi kebijakan yang aborsi. Memaksakan keadaan yang ada untuk diubah secara permanen dengan tempo yang sangat cepat. Sehingga akan banyak pihak yang dirugikan. Semua harus seimbang kondusif dan tidak menimbulkan kekhawatiran global.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَلَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَٰحِهَا وَٱدْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ ٱلْمُحْسِنِينَ


"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik"
( QS. Al A'raf :57 )

Islam telah memberikan contoh yang baik dan berhasil mencetak generasi dari kalangan ilmuwan. Tentu perkembangan teknologi-pun tak bisa terlepas dari aturan Islam pula. Sehingga dalam perkembangannya, manusia akan terkontrol dengan aturan tersebut agar tidak menimbulkan dampak yang buruk terhadap alam dan lingkungannya.

Disinilah peran Islam dan teknologi dalam mengontrol perkembangannya. Termasuk dalam mensikapi dan mengkritisis setiap kebijakan negara sekuler. Karena itu Islam sangat care terhadap apapun yang ada, termasuk dalam hal revolusi industri. Tentunya kontrol tersebut adalah bagian dari nasehat dan menasehati segenap manusia agar tidak berbuat kerusakan di bumi. Sikap negara sekuler yang arogan tentunya akan berdampak buruk bagi kehidupan manusia. Jika tidak disikapi dengan bijak, maka alam akan semakin rusak.

Dalam hal ekonomi-pun akan terdambak dari kebijakan AS. Akan banyak perusahaan yang belum mampu memproduksi kendaraan listrik secara masal akan gulung tikar karena belum memadainya SDM. Belum lagi minat konsumen yang masih minim edukasi. Juga prinsip ekonomi  negara sekuler perusahaan yang besar mencaplok yang berkembang dan yang berkembang mencaplok yang kecil. Tentu akan ada perhatian khusus terkait revolusi produksi di sektor transportasi.

Terlebih ini negara sekuler yang sama sekali tidak memperhatikan dampak buruknya.

Pemikiran bagi umat manapun, adalah sebuah kekayaan yang tak ternilai harganya yang mereka miliki dalam kehidupan mereka, apabila mereka adalah sebuah umat yang baru lahir. Bahkan, ia merupakan peninggalan yang demikian berharga yang akan diwarisi oleh generasi penerusnya, apabila umat itu telah menjadi sebuah umat yang memiliki identitas dalam bentuk pemikirannya yang maju. Pemikiran sekuler tentu hanya mengambil asas manfaat sedang pemikiran Islam adalah kekayaan yang harus dijaga agar hasil dari pemikirannya bernilai ibadah, inovatif dan bermanfaat bagi manusia.

Inilah pentingnya mengkaji lebih dalam tentang perkembangan teknologi yang mana hasil dari sebuah pemikiran itu sendiri. Sehingga hasil pemikiran tersebut tidak menimbulkan dampak yang butuk bagi kehidupan. Adanya sistem Islam yang mengatur didalamnya tentu akan membuahkan teknologi yang teratur sesuai fitroh manusia dan membuat keseimbangan hidup tanpa menabrak aturan atau syariatNya. Dengan begitu segala kegiatan ekonomi, produksi dan transportasi yang ada didalamnya dapat dikelola dengan baik oleh negara tanpa tendensi apapun dari pihak individu maupun golongan yang dapat merugikan rakyat serta negara.

Wallahu a'lam Bishowab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak