Isra’ Mi’raj, Teguhkan Keyakinan Tegaknya Peradaban Islam



Oleh: Binti Masruroh
 
Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hambaNya  (Nabi Muhammad SAW) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar kami memperlihatkan kepadanya Sebagian  tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat (terjemah QS. AL Isra’ ayat 1)
 
Isra’ mi'raj merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah perjalanan Rasulullah SAW. Peristiwa Isra’ Mi'raj merupakan salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini terjadi setelah beliau ditinggalkan oleh Abu Thalib, seorang paman yang senantiasa melindungi beliau. Beliau juga ditinggalkan oleh istri tercinta Khadijah binti Khuwailid yang senantiasa mendampingi dengan setia dan selalu  mensupport dakwah beliau.  Kemudian beliau diperjalankan oleh Allah SWT pada malam hari dari Masjidil Haram (Mekkah) ke Masjidil Aqsha (Palestina). Kemudian dilanjutkan naik ke langit ke tujuh sampai di Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad SAW diperlihatkan berbagai tanda-tanda kebesaran Allah SWT dan menerima perintah kewajiban sholat lima waktu.
 
Perjalanan Isra’ Mi'raj ditempuh oleh Nabi Muhammad dalam waktu satu malam. Secara rasional hal ini memang tidak mungkin,  karena jarak antara Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha saja sekitar 1239 km, kalau ditempuh dengan kendaraan pada saat itu, diperlukan waktu  berhari-hari. Karenanya peristiwa Isra’ mi'raj ini menjadi ujian keislaman dan keimanan sahabat Nabi Muhammad SAW. Orang-orang kafir Quraisy semakin mendustakan, mereka mencemooh  Nabi Muhammad SAW. Mereka mengatakan nabi Muhammad pembohong, mendongeng sesuatu yang tidak masuk akal. Sebagian sahabat nabi yang lemah imannya meragukan peristiwa tersebut kemudian murtad. Tapi  bagi sebagian yang lain peristiwa tersebut justru semakin memperkuat keyakinan mereka akan kebesaran dan keagungan Allah SWT serta kebenaran ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

 
Yang paling pertama kali mengimani peristiwa Isra Mi'raj adalah Abu  Bakar. Ketika mendengar tentang peristiwa Isra’ MI'raj  Abu Bakar langsung membenarkan. Orang-orang kafir Quraisy mengatakan Abu Bakar tidak waras karena membenarkan sesuatu yang tidak masuk akal. Namun Abu Bakar secara tegas berkata sungguh saya telah membenarkan perihal kabar langit (mi'raj), selama Rasulullah berkata, maka dia benar. Karenanya Abu Bakar mendapat julukan Abu Bakar Ash Shiddiq (yang membenarkan).

 
Sikap sahabat Abu Bakar Ash shiddiq inilah hikmah yang sepatutnya diambil oleh kaum muslimin dalam setiap peringatan Isro’ Mi’roj.  Kaum muslimin mesti memiliki keyakinan yang kuat terhadap apapun yang dikabarkan oleh Allah didalam Al Qur'an. Terhadap hal-hal yang sifatnya ghaib atau hal-hal yang akan terjadi nanti seperti  kedahsyatan hari kiamat, adanya hari kebangkitan, yaumul mahsyar, yaumul hisab, pedihnya siksa di neraka, kenikmatan kehidupan surga dan sebagainya kita harus meyakini. Kaum muslimin juga mesti yakin terhadap ucapan, perbuatan, diamnya Rasulullah  yang terhimpun dalam hadist-hadist shahih.

 
Rasulullah saw memberikan bisyaroh (kabar gembira) bahwa akan tegak lagi khilafah  ala minhaj an nubuwwah. Imam Ahmad dalam musnadnya  bahwa Rasulullah saw bersabda “Di tengah tengah kalian akan ada zaman kenabian, atas kehendak Allah zaman itu akan tetap ada. Lalu Dia mengangkat zaman itu kalau Dia berkehendak mengangkatnya, kemudian akan ada khilafah yang mengikuti manhaJ kenabian. Khilafah itu akan tetap ada sesuai kehendak Allah. Lalu Dia mengangkat khilafah itu jika Dia berkehendak mengangkatnya,kemudian akan ada kekuasaan yang zalim. Kekuasaan zalim itu akan tetap ada sesuai kehendak Allah, lalu Dia mengangkatnya apabila Dia berkehendak mengangkatnya . kemudian akan ada kekuasaan diktator yang menyengsarakan, lalu kekuasaan diktator itu akan tetap ada sesuai kehendak Allah lalu Dia mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya,kemudian akan muncul khilafah yang mengikuti manhaj kenabian, kemudian beliau diam (HR. Ahmad dan Al Bazzar

Dalam surat An Nur ayat 55 Allah swt juga telah berjanji akan menegakkan kembali khilafah ‘ “Allah telah berjanji kepada orang-orang diantara kamu yang beriman dan beramal sholih bahwa sungguh  akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang=orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang yang telah Dia ridhoi. Dan Dia akan menukar keadaan mereka setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku dan tidak menyekutujan ku dengan sesuatu apapun. Barang siapa yang tetap kafir setelah itu. Maka mereka itulah orang-orang yang fasik”(Terjemah QS. An Nur ; 55).

 
Tegaknya peradaban Islam kembali dalam naungan khilafah Islamiyah merupakan  janji allah dan bisyarah Rasulullah SAW. Oleh karena itu momen Isra mi'raj hendaknya semakin meneguhkan keyakinan kita akan kebangkitan Islam dengan tegaknya Khilafah Islamiyah ala minhajin nubuwwah yang kedua, yang akan memimpin peradaban dunia menebarkan rahmat bagi semesta alam.
 
Wallahu a'lam bishowab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak