Ibu, Ke Mana Fitrahmu?



Oleh: Ita Mumtaz


Sungguh keji. Seorang ibu pemilik rental PS di Jambi melecehkan belasan anak laki-laki dan perempuan. Mereka disuruh menonton live adegan hubungan intim. Anak-anak juga dirayu untuk melihat si pelaku berhubungan intim dengan suaminya dari sebuah celah jendela rumahnya.

Benar-benar sebuah kasus di luar nalar manusia normal. Tragedi ini membuka mata masyarakat betapa bobroknya sistem kehidupan kapitalis sekuleris yang diadopsi negeri-negeri muslim saat ini, termasuk di Indonesia. Fitrah kebaikan yang ada pada sosok ibu pun mampu dirusak hingga sedemikian bejat. Na'udzubillahi min dzalika.

Hal ini terjadi karena begitu derasnya arus kejahatan sekularisasi. Sosok ibu yang semestinya memiliki sifat penyayang dan melindungi anak-anak malah melakukan perbuatan yang merusak masa depan generasi. Betapa sedih dan miris melihat kondisi umat Islam, terlebih sosok ibu yang kata Rasulullah bahwa wanita adalah tiang negara.

Andai benar si pelaku mengalami gangguan jiwa, maka perlu dilihat, apa penyebabnya. Tekanan hidup dalam suasana kapitalis memang teramat keras. Membuat orang mudah kalut bahkan terganggu mentalnya. Yang pasti terjadinya berbagai tragedi yang membuat miris dan sedih adalah kurangnya kekuatan iman dan belum terbangun kepribadian yang kokoh. Sehingga pemahaman mendasar tentang kehidupan ini banyak dipengaruhi oleh ide kapitalis sekularis. Ide yang bersumber dari manusia yang lemah ini kerap membawa pada penderitaan, kesengsaraan, ketidakadilan dan sikap tidak manusiawi.

Kondisi ini akan terus berjalan bahkan semakin parah jika tidak ada perlawanan berupa pendidikan dan pembinaan yang berbasis akidah Islam kemudian diikuti pengamalan dalam kehidupan sehari-hari. Mutlak harus ada full kontrol dari masyarakat.

Kemudian negara harus hadir mengurusi kepentingan rakyat, memberikan edukasi terbaik untuk generasi, menindak para pelaku maksiat dengan sanksi tegas, menciptakan suasana keimanan yang kondusif.

Karena minimnya peran negara inilah sehingga umat kecolongan memiliki generasi rusak dan lemah, kalangan dewasa termasuk kaum ibu pun luput dari perhatian negara.

Untuk itu mutlak dibutuhkan perombakan sistem kapitalis sekuleris menuju sistem kehidupan Islam yang memiliki rancangan dan seperangkat aturan sempurna dari Sang Pencipta untuk mewujudkan kehidupan yang penuh kesejahteraan dan keberkahan.

Sebab tujuan diberlakukan syariat Islam adalah demi menjaga akidah, jiwa, harta, fitrah dan kehormatan. Semua ini akan terwujud saat diterapkannya syariat Islam secara kaffah. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-A'raf 96.

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.

Jika manusia taat pada aturan Allah, maka jaminannya adalah kebaikan di dunia dan akhirat. Maka manusia akan tetap terjaga dalam fitrahnya sebagai manusia yang merupakan sebaik-baik ciptaan. Wallahu’alam bish-shawwab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak