Generasi Terancam, Saatnya Kembali Pada Islam Kaffah




Oleh : Khadijah An Najm


Berbagai kasus kejahatan dan kerusakan telah mengintai generasi. Anak-anak menjadi sasaran empuk dari kerusakan sistemis yang dipimpin oleh sistem demokrasi sekuler. Sistem ini telah menobatkan dirinya untuk menjauhkan bahkan membuang agama sejauh-jauhnya dari kancah kehidupan. Sistem ini telah menjerumuskan umat hidup dalam ketakutan, kemiskinan dan keberbahayaan. Bahkan anak-anak tidak lepas dari bahaya kerusakan sistem ini. Padahal anak-anak belum tahu apa-apa. Mereka butuh pelindung baik dari orang tua, masyarakat bahkan negara.

Tapi apalah daya sistem ini telah menyasar anak sedemikian rupa, hingga anak kehilangan semuanya. Masa depan anak pun semakin mengkhawatirkan.

-
Penculikan Anak
-
Belakangan ini viral di media sosial isu penculikan anak di sejumlah daerah di Indonesia. Pada awal Januari lalu, bocah 11 tahun diculik dan dibunuh oleh dua remaja di Makassar. Motivasi mereka menculik anak-anak karena tergiur besaran uang jual-beli ginjal. Belakangan, muncul video seorang anak yang dimasukan ke dalam karung oleh lelaki tak dikenal. Namun, polisi menyatakan video tersebut hoaks.


Data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) pada 2022, angka kasus penculikan anak mencapai 28 kejadian sepanjang tahun tersebut. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 15 kejadian. Merespons kasus ini, Sekretaris Pusat Studi Gender dan Anak Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Putri Aisyiyah Rachma Dewi mengatakan ada banyak faktor mengapa anak sering menjadi korban penculikan. (Tempo,31/01/2023)

Penculikan anak biasanya dilakukan untuk tiga hal : pelaku meminta tebusan, perdagangan anak dan jual organ.  Ada banyak faktor yang menjadi penyebab maraknya penculikan anak, mulai dari faktor ekonomi hingga lemahnya pengawasan orang tua, termasuk rendahnya jaminan keamanan di negara ini.  Padahal keamanan adalah kebutuhan komunal yang wajib diwujudkan oleh negara, terlebih untuk anak yang merupakan golongan yang rentan. Namun hal ini masih belum menjadi prioritas negara.  Abainya negara atas keselamatan rakyatnya adalah salah satu bukti lemahnya negara sebagai junnah atau pelindung rakyat.  Bahkan keamanan menjadi salah satu obyek kapitalisasi, sehingga tidak semua rakyat mendapat jaminan keamanan dan perrlindungan  

-
Korban pelecehan seksual 
-

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) melaporkan, ada 797 anak yang menjadi korban kekerasan seksual sepanjang Januari 2022. Jumlah tersebut setara dengan 9,13 persen dari total anak korban kekerasan seksual pada tahun 2021 lalu yang mencapai 8.730.

Data tersebut berasal dari laporan yang didapatkan dari Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA).(Kompas,4/03/2022)

-
Pelaku kejahatan 
-

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat selama periode 2016-2020 ada 655 anak yang harus berhadapan dengan hukum karena menjadi pelaku kekerasan. Rinciannya, 506 anak melakukan kekerasan fisik dan 149 anak melakukan kekerasan psikis.

Jumlah anak yang berhadapan dengan hukum ini konsisten berada di atas 100 orang per tahun selama 2016-2019. (Katadata, 29/07/2022)

Penyakit diabetes mengintai anak
-
Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Muhammad Faizi, SpA (K) mengatakan, prevalensi kasus diabetes pada anak meningkat 70 kali lipat pada Januari 2023. Jumlah tersebut dibandingkan dengan jumlah diabetesi anak tahun 2010. 

IDAI mencatat, ada 1.645 anak dengan diabetes melitus yang tersebar di 13 kota di Indonesia yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, Semarang, Yogakarta, Solo, Denpasar, Palembang, Padang, Medan, Makassar, dan Manado.

Menurut data IDAI, kasus diabetes pada anak terbanyak ada di Jakarta dan Surabaya. Kasus diabetes lebih banyak ditemukan pada anak perempuan (59,3 persen) dibandingkan pada anak laki-laki. (Liputan 6,03/02/2023)

-
Islam menyelamatkan generasi
-
Apapun alasannya, anak harus diselamatkan dari kerusakan sistem sekuler. Umat tidak boleh diam. Umat harus melakukan upaya-upaya sistematis dan terarah untuk meninggalkan sistem sekuler dan hijrah ke sistem Islam. Pasalnya sistem sekuler inilah yang menjadi akar persoalan semua masalah yang dihadapi umat.

Sistem Islam akan menjaga dan melindungi anak-anak. Allah SWT berfirman:  “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS An-Nisa [4]: 9).

Anak adalah  amanah yang harus dijaga dan dilindungi. Orang tua, masyarakat dan negara harus bekerjasama menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang anak.

Generasi kita akan selamat jika sistem Islam diterapkan. Sistem ini akan memberikan jaminan keamanan bagi anak sehingga tidak akan marak penculikan. Sistem ini juga akan membentuk ketakwaan pada anak sehingga akan terlahir anak-anak sholih nan taat syariat. Sistem Islam juga akan menyediakan dan menjamin makanan yang halal dan Tayyib bagi umat.

-
Khatimah
-

Saatnya umat hijrah dari sistem kufur, sistem demokrasi sekuler menuju penerapan Islam kafah. Hanya dengan Islam kaffah umat bisa hidup tenang dan tercipta generasi unggul pembangun peradaban mulia.
Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.(TQS. Al-Baqarah:208)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak