Oleh. Ndarie Rahardjo
Guru PAUD
Siapa sih yang tidak kenal GS saat ini, selebgram yang mendadak viral di media sosial gara-gara pernyataan kontroversialnya tentang childfree. Reaksi netizen sebenarnya bukan didasari atas pilihannya untuk childfree, tapi yang membuat netizen bereaksi adalah pernyataan atau alasan dia yang akhirnya mengundang kontroversi.
Dimana dia mengatakan bahwa wajahnya awet muda dikarenakan ia bisa tidur 8 jam sehari, tidak stress karena mendengar teriakan anak-anak, sampai dia bisa melakukan botox saat keriput mulai muncul karena uang yang dimiliki.
Ide atau gagasan tentang childfree sendiri bukan hal baru karena sejak abad ke 15 M ide tersebut sudah muncul di Amerika Serikat, Eropa, Kanada, dan Australia.(Washington Post, 5/9/2019)
Meskipun gagasan itu sudah lama muncul namun kenyataannya saat ini semakin banyak yang mengadopsinya, baik karena gaya hidup atau faktor lainnya.
Mengapa Memilih Childfree?
Beberapa alasan seseorang memilih childfree karena:
1. Merasa tidak mampu menjadi orang tua, karena tidak mampu merawat anak. Sehingga tidak mau menjadi orang tua yang akhirnya kerepotan merawat anaknya. Mereka akan berfikir, buat apa punya anak kalau tidak bisa merawatnya?. Orang seperti ini masih berfikir seperti anak-anak (childish) karena egonya masih tinggi merasa tidak punya kemampuan layaknya anak kecil.
2. Karena pekerjaan yang membuatnya sibuk, menguras tenaga dan fikirannya, sehingga tidak ada lagi waktu dan perhatian terhadap keturunan nya.
3. Beban hidup yang semakin berat yang ditanggung seseorang baik sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan.
4. Lingkungan yang buruk sehingga seseorang takut jika anaknya akan tumbuh di lingkungan yang buruk bagi perkembangan fisik maupun mentalnya.
5. Gaya hidup yang serba bebas sehingga merasa terganggu kebebasannya kalau ada anak. Gerak nya tidak bisa bebas kesana kemari karena beban kehadiran anak.
6.Trauma masa kecil yang membekas, karena tiadanya keteladanan dari orang tua, sehingga membenci anak-anak. Mereka berdalih orang yang masa kecilnya mendapat keburukan takut akan mengulangi kejadian itu kepada anaknya kelak.
7. Alasan kesehatan yang dideritanya sehingga takut kalau akan menularkan ke anaknya, atau ketidakmampuan organ reproduksi nya untuk memiliki anak, sehingga memilih childfree.
Akar Masalah Childfree
Dari semua fakta yang ada ternyata penyebab utama dari kontroversi childfree karena penerapan sistem kapitalisme sekuler dalam kehidupan manusia. Kapitalisme sekuler lah yang telah melahirkan persoalan-persoalan yang menyebabkan manusia menjadi egois, hanya memikirkan dirinya sendiri, baik kekayaan maupun kebahagiaan.
Sistem kapitalisme sekuler telah mengubah manusia menjadi mesin-mesin pencetak uang, yang mengejar karir demi terkumpulnya materi kekayaan, karena manusia akan dihargai kalau dia punya nilai secara ekonomi (materi) sehingga meletakkan kebahagiaan itu dengan standar pencapaian materi.
Kapitalisme sekuler juga yang melahirkan jurang pemisah antara si kaya dan si miskin semakin lebar karena orang kaya mengeksploitasi yang miskin, beratnya beban hidup yang ditanggung seseorang, terutama yang miskin, menyebabkan rasa putus asa.
Dan kapitalisme sekuler pula yang melahirkan ide atau gagasan kebebasan untuk memilih apakah childfree atau tidak. Dengan ide kebebasan itu sesorang punya hak atas dirinya untuk menentukan sesuatu sesuai pilihannya.
Pandangan Islam Tentang Childfree
Persoalan-persoalan itu justru muncul karena tidak diterapkan nya Islam dalam kehidupan. Islam mendudukkan anak sebagai aset masa depan baik di dunia maupun di akhirat kelak, sehingga setiap orang tua akan terpacu untuk menjaga dan merawatnya.
Setiap yang dilakukannya selalu didasarkan kepada meraih ridha Allah, termasuk dalam memiliki, mendidik dan merawat anak. Setiap keringat yang dikeluarkan orang tua akan bernilai pahala, sehingga meskipun merasa lelah merawat anak tetap akan dijalani dengan perasaan bahagia.
Bahkan Rasulullah SAW akan membanggakan umatnya yang memiliki banyak anak. Anak-anak adalah milik kedua orang tuanya yang menjadi penyejuk hati bagi orang tuanya, namun selain itu anak-anak adalah milik umat yang nantinya akan menggantikan kedudukan orang tua dan kelak yang akan menjadi pemimpin di masa yang akan datang. Maka dari itu orang tua bertanggung jawab memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya.
Islam tidak akan membebani masyarakatnya begitu berat, karena ada tanggung jawab negara untuk memberikan kehidupan yang layak bagi rakyat baik dari segi pangan, papan, sandang, kesehatan, pendidikan, keamanan. Sehingga masyarakat tidak kehilangan rasa kemanusiaannya karena terlalu fokus mencari materi. Bahkan tidak ada rasa individualisme yang dirasakan.
Masyarakat tidak lagi berfikir untuk membatasi bahkan menolak kehadiran anak, karena kemudahan-kemudahan yang dirasakan ketika Islam diterapkan. Karena sesungguhnya manusia tidak punya hak atas dirinya sendiri, meskipun dia memilih childfree sekalipun tapi jika Allah sudah berkehendak siapa pun tidak ada yang bisa menolaknya.
Wallahualam bissawab. []
Tags
Opini