Oleh: Eyi Ummu Saif
Ramai beredar video Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri yang sedang berbicara mengenai ibu-ibu di Indonesia yang suka mengikuti pengajian, sehingga lupa mengurus pekerjaan rumah dan anaknya. Dalam video yang beredar tersebut, Megawati mempertanyakan nasib anak-anak yang sering ditinggalkan ibunya pengajian. Dikutip dari tayangan YouTube Tribun MedanTV. Sebelumnya, Megawati juga sempat menyampaikan maaf terlebih dahulu untuk statement yang akan ia sampaikan tersebut. Pernyataan tersebut disampaikan Megawati ketika ia mengisi acara Kick Off Pancasila dalam Tindakan 'Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting, Kekerasan Seksual pada Anak dan Perempuan, KDRT, dan Bencana Alam' oleh BPIP bersama BKKBN dan BRIN pada Kamis (16/2/2023) lalu. (https://m.tribunnews.com)
Statement sentimen tak berdasar mengkambing hitamkan kalangan ibu pengajian sebagai penyebab stunting pada anak terkesan dipaksakan dan terdengar menyakitkan hati umat Islam, seakan hadir dalam majelis ilmu untuk menunaikan kewajiban tholabul'ilmi adalah aktifitas yang tidak penting dan tidak dibutuhkan. Padahal kaum muslim baik laki-laki dan perempuan yang hadir di pengajian, notebenenya dilakukan diluar aktifitas harian, semisal diluar jam bekerja, di hari libur sekolah anak-anak, atau banyak juga yang mengaji selesai mengurusi aktifitas utama di dalam rumah.
Ibu pengajian nampaknya menjadi sasaran islamohobia. Buah dari Sistem sekuler salah satunya melahirkan gejala islamohobia, adalah suatu hal yang wajar gejala Islamofobia hadir dalam sistem sekuler demokrasi yang saat ini diterapkan di negeri-negeri muslim, karena sistem ini menjadikan agama terpisah dengan kehidupan, akibatnya umat Islam memiliki rasa takut terhadap ajaran agamanya sendiri, berprasangka buruk kepada syari'at Islam dan bahkan memicu perpecahan antar umat islam atau antara Islam dengan non muslim. Gejala Islamofobia bisa ditemukan ketika ajaran Islam dicap sebagai ajaran yang buruk dan dapat merugikan manusia atau melanggar HAM, selain itu juga stigma negatif kepada umat Islam selalu disematkan dengan istilah-istilah yang seakan membahayakan, seperti label teroris dan radikal selalu di lontarkan hanya kepada umat Islam.
Dulu ada pejabat yang mengatakan agar umat jangan mau dibohongi pakai Al-Qur’an, lalu ada juga stigma tentang ideologi tertutup dan tudingan “peramal masa depan” pada kelompok Islam. Selain itu, ada pejabat yang melarang belajar agama secara mendalam. Akhir-akhir ini juga muncul seruan untuk menolak politik identitas yang hakikatnya ditujukan pada kelompok Islam. Kini, tudingan negatif tertuju pada ibu-ibu pengajian, walaupun memang yang menyatakan berbagai tudingan dan fitnah kepada Islam dan umat nya itu berasal dari orang yang berbeda-beda. Para pemuja sistem sekuler demokrasi terlihat penuh kebencian kepada Islam dan umatnya, sehingga mereka melakukan berbagai macam cara untuk membuat umat Islam memiliki pemahaman yang justru bertentangan dengan Islam dan berkiblat kepada barat karena sistem sekuler bukan ajaran Islam, tapi adalah ajaran warisan dari penjajah barat Eropa yang sengaja diterapkan di negeri-negeri muslim supaya ikut berkiblat pada mereka dan turut mengokohkan barat sebagai pusat peradaban dunia.
Islam adalah agama yang didalamnya mengandung solusi atas seluruh problematika umat yang dialami oleh manusia, inilah yang menyebabkan ibu-ibu hadir mengikuti pengajian sejatinya karena sadar akan hukum menuntut ilmu adalah fardhu'ain dan mebutuhkan ilmu karena menganggap penting ilmu agama yang didapatkan di pengajian mampu membantu dalam menjalani aktifitas sehari-hari dan menjadi solusi atas setiap masalah yang dihadapi. Rasulullah SAW bersabda “Barang siapa yang hendak menginginkan dunia, maka hendaklah ia menguasai ilmu. Barang siapa menginginkan akhirat, hendaklah ia menguasai ilmu, dan barang siapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat), hendaklah ia menguasai ilmu,” (HR Ahmad). Rasulullah SAW juga menegaskan wajibnya mengkaji Islam,
“Mencari ilmu adalah kewajiban setiap muslim.” (HR Ibnu Majah). Di dalam pengajian berbagai ilmu bisa didapatkan dan tolak ukurnya adalah Islam, mulai dari masalah akidah, ibadah, mu'amalah, bahkan ekonomi hingga politik dalam negeri dan luar negeri akan dibahas dan dikaji bersama-sama.
Masalah Stunting yang saat ini menjadi topik pembicaraan pemerintahan bukankah sudah dibuat berbagai kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi jumlah anak stunting? Namun fakta dilapangan justru program yang didapat oleh warga tidak efektif sehingga tidak mampu menyelesaikan masalah stunting, namun mengapa selalu rakyat yang salah? sampai-sampai ibu pengajian dituduh menjadi penyebabnya. Kasus stunting yang saat ini terjadi disebabkan oleh kemismiknan struktural akibat buruknya riayah (kepengurusan) negara kepada masyarakat, harga bahan pokok yang terus menerus naik dan jumlah pengangguran masyarakat yang tinggi membuat rakyat jelata semakin sulit bahkan hanya untuk sekedar mencari sesuap nasi.
Namun disatu sisi penerapan sistem ekonomi kapitalis yang terlahir dari sistem sekuler demokrasi, menjadikan para pemilik modal dan oligarki semakin kaya karena orang-orang ini diberikan hak spesial dari negara sehingga negara akan membuat kebijakan yang akan terus memakmurkan mereka dan akhirnya kekayaan hanya berputar untuk para kapitalis, yang kaya semakin kaya, yg miskin semakin miskin. Oleh karena itu kasus stunting tidak ada korelasinya dengan ibu-ibu pengajian, justru pengajian adalah wadah alternatif untuk mengedukasi masyarakat karena didalamnya dakwah Islam tersampaikan.
Dalam QS.Ali Imran:104 Allah Swt berfirman yang artinya, "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” Dakwah Islam menjadikan umat memiliki benteng keimanan yang kuat karena ajaran-ajaran yang disampaikan melalui dakwah Islam adalah ajaran-ajaran kebaikan, yang menyeru umat untuk mengajak melakukan amal baik juga meninggalkan maksiat, sehingga peserta pengajian tersebut terhindar dari pergaulan bebas, narkoba, korupsi, menjual aset negara, dan lain-lain karena paham bahwa semuanya itu haram dilakukan.
Dakwah Islam menuntun umat supaya banyak melakukan amal kebaikan seperti bersedekah, berzakat dan wakaf hingga membantu perekonomian negara. Dalam forum pengajian juga dibahas persoalan rumah tangga sehingga suami dan isteri akan memahami bagaimana Islam dapat menciptakan keluarga yang sakinah dan terjauhkan dari perselingkuhan juga perceraian yang saat ini marak dilakukan di negeri ini. Para remaja yang juga hadir dalam forum pengajian akan tercerahkan dengan dakwah Islam, potensi dan naluri yang dimiliki oleh mereka akan diarahkan sehingga potensi yang mereka miliki mampu menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dengan menjadikan Islam sebagai solusi, dan mereka juga akan memenuhi naluri yang dimilikinya dengan cara yang sesuai dengan Islam. Walhasil kelak mereka akan layak menjadi calon pemimpin Indonesia di masa depan.
Alangkah lebih baik jika pejabat dan politisi negeri ini membersihkan hati dari gejala islamohobia, dan sebaiknya banyak-banyak muhasabah atas riayah negara kepada rakyat, bagaimana supaya mampu mewujudkan politik yang mensejahterahkan umat, bagaimana supaya dapat menciptakan pemerintahan yang bersih bebas korupsi karena fakta yang terjadi malahan banyak dari mereka yang melakukan korupsi uang negara, sibuk memperkaya diri sendiri dan kelompoknya. Bagaimana mungkin Indonesia dapat maju bila orang-orang yang berada dalam lingkaran penguasa adalah orang yang rakus dan tamak. Jika terus seperti itu, apakah mereka pantas untuk mendapatkan kepercayaan dari rakyat?
Islam memiliki sistem pemerintahan yang khas yang dulu pernah berdiri sejak Rasulullah SAW mendirikan negara Islam di Madinah, sepeninggal beliau SAW posisi pemimpin umat Islam di madinah beralih kepada khulaurasyidin dan kepemimpinan Islam berlanjut sampai selama hampir 13 abad lamanya. Khilafah mewujudkan seorang pemimpin Islam yang tulus akan melayani rakyat karena Allah ta'ala, negara dalam sistem kekhilafahan Islam juga akan menjamin pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan pokok rakyat akan di atur supaya tidak ada yang kesusahan akibat harga pangan yang tidak stabil dan di kendalikan mafia-mafia pasar, yang dampaknya merugikan pedagang kecil ataupun konsumen yang minim penghasilan, sumber daya alam yang dimiliki oleh negarapun dilarang untuk dimiliki swasta karena dalam sistem kekhilafahan Islam akan diatur terkait harta kepemilikan. Sumber daya alam yang dimiliki negara termasuk kedalam harta kepemilikan umum yang wajib dikelola negara dan hasilnya diberikan kepada seluruh rakyat, jaminan pendidikan dan kesehatan akan berikan kepada seluruh rakyat tanpa membedakan status sosial, artinya orang miskin atau orang kaya akan mendapatkannya.
Begitulah sedikit gambaran bagaimana ketika sistem kekhilafahan Islam diterapkan, dengan begitu kasus stunting pun akan mudah diselesaikan. Sistem kekhilafahan Islam terbukti mampu menanamkan keimanan dalam hati jajaran para penguasa sehingga takut untuk melakukan hal yang di haramkan seperti korupsi karena sadar jabatan yang disematkan pada mereka di dunia kelak akan Allah ta'ala pinta pertanggungjawabannya di akhirat.
Abdurrahman bin Samurah berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya kepemimpinan merupakan sebuah amanah, dimana kelak di hari kiamat akan mengakibatkan kerugian dan penyesalan. Kecuali mereka yang melaksanakannya dengan cara baik, serta dapat menjalankan amanahnya sebagai pemimpin. (HR.Muslim). Bagaiamana dengan pemimpin dan jajaran penguasa saat ini, apakah sudah memberikan hak kepada seluruh rakyat ataukah rakyat malah didzolimi dengan berbagai kebijakan yang semakin mencekik rakyat?
Hanya Islam yang mampu melahirkan sosok pemimpin yang layak untuk di percaya, sebagaimana di masa kekhilafahan Islam hingga Islam mampu menjadi peradaban gemilang, menjadi pusat peradaban dunia dan menguasai hampir 3/4 dunia. MasyaAllah, insyaallah masa-masa itu akan kembali ketika seluruh umat Islam bersatu dibawah satu kepemimpinan yaitu kepimpinan Islam Khilafah. Waulohu'alam bishowab
Tags
Opini