Oleh Diana Indah Permatasari
Masa remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Tingkah lakunya labil karena mengalami perkembangan berpikir, emosional, dan sosial. Meningkatnya emosi akibat tekanan sosial, kondisi, dan harapan yang baru mengakibatkan seringnya remaja mengalami kegagalan dalam menyelesaikan masalah. Maka dari itu, remaja adalah usia yang rentan akan masalah. Tak ayal mereka pun sering melakukan hal-hal yang di luar batas kewajaran, hingga mengakibatkan kerugian untuk dirinya bahkan oranglain.
Tawuran merupakan hal yang sering di dengar demi kepentingan kelompok pemuda. Kontrol diri yang lemah atau buruk dan pengawasan yang kurang pada remaja merupakan penyebab dari adanya tawuran. Pada awal tahun kemarin (15 /01/2023), sejumlah kelompok pemuda telah melancarkan aksinya kembali.
Dilansir dari Sumeks.co, aksi tawuran berdarah antar kelompok pemuda terjadi lagi Di Palembang setelah pandemi, mengakibatkan satu orang tewas. Pada hari yang sama, tawuran juga terjadi di Tangerang. Sekelompok pemuda menenggak minuman keras, kemudian turun ke jalan. Atas kejadian ini, Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Zain Dwi Nugroho, menghimbau kepada orang tua untuk selalu mengawasi secara ketat pergaulan anak di luar rumah untuk mengantisipasi maraknya kenakalan remaja termasuk aksi tawuran yang meresahkan warga.
Peristiwa tersebut menunjukkan betapa mirisnya melihat kehidupan remaja masa kini. Mereka sibuk dengan mengejar hal duniawi, eksistensi, dan harga diri semata. Hanya kesenangan yang mereka ingin capai, tidak ada pencapaian visi bagi mereka. Inilah potret bobroknya generasi masa kini, mereka hanya mengikuti arus tanpa tahu bahaya yang mengancam.
Akan ada banyak sekali permasalahan yang berlanjut di kemudian hari jika inti permasalahan pada kenakalan remaja ini tidak segera di tindaklanjuti. Inti permasalahannya tidak hanya terdapat pada ketidakstabilan emosi, akan tetapi juga karena adanya sistem yang tidak mendukung mereka untuk berpikir cemerlang. Sistem yang membuat mereka impulsif, sehingga hanya mengikuti arus sesuai perubahan zaman. Akibatnya, budaya lain selain dari ajaran agama pun di ikuti. Lebih dari itu liberalisme yang ada dalam sistem saat ini juga membuat generasi tidak hanya sekadar terbawa arus budaya saja tapi dalam pola hidup yang bebas yang semakin merusak generasi saat ini .
Namun, apabila remaja-remaja tersebut di arahkan dengan baik, maka akan tercipta generasi yang cemerlang. Tentu saja, hal ini juga harus di dukung dengan lingkungan yang baik pula. Orang tua dan lingkungan sebaiknya mendukung kehadiran mereka dengan memberikan kegiatan yang positif dan baik untuk masyarakat sekitar hingga diharapkan bisa ke tingkat yang lebih tinggi.
Orang tua wajib mengawasi, membina, dan menyelamatkan generasi muda dari dampak negatif kemajuan zaman. Di samping hal ini, negara pun seharusnya memiliki peran untuk menyelamatkan generasi, karena tidak dapat dimungkiri bahwa sistem kehidupan kini sebagian besar tergantung pada negara. Bagaimanakah sistem yang baik bagi negara hingga tercapai rakyat yang mampu memberikan syafa'at? Jawabanya hanya satu, yaitu sistem Islam.
Dalam satu haditls diriwayatkan:
Artinya, “Ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah Swt. pada hari tidak ada naungan kecuali milik-Nya (hari kiamat), yaitu; Imam yang adil, pemuda yang hidupnya hanya untuk beribadah kepada Allah, seorang yang hatinya terikat dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak wanita yang kaya dan cantik untuk berzina, maka laki-laki itu berkata, ‘Aku takut kepada Allah, orang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang dilakukan tangan kanannya, seorang yang berdzikir kepada Allah sendirian sehingga matanya meneteskan air mata.” (HR Al-Bukhari).
Hadis di atas memposisikan sosok pemuda pada urutan kedua setelah pemimpin adil sebagai kelompok yang akan mendapatkan pertolongan Allah kelak di hari kiamat. Ini menunjukkan Islam sangat mengapresiasi seorang Muslim yang masa mudanya digunakan untuk beribadah, padahal usia muda merupakan fase banyak godaan untuk bermaksiat karena dorongan nafsu dalam jiwa begitu kuat. (Ibnu Hajar, Fathul Bari, juz III, halaman 126).
Hal ini tentu menjadi tantangan besar bagi orang tua agar dapat terus menggali sebanyak-banyaknya ilmu Islam. Sehingga mampu membina anak-anaknya sesuai dengan ajaran Islam secara menyeluruh, serta memberikan proteksi dari pengaruh negatif dampak kemajuan zaman yang telah dikuasai oleh sistem yang kufur ini.
Selain itu, hal ini juga menjadi tantangan bagi kaum muda agar dapat mengendalikan hawa nafsu sehingga bisa selalu menjaga ketakwaan kepada Allah Swt. Pemuda adalah tombak bagi peradaban Islam dan dengan kegigihannya dalam memperjuangkan dakwah Islam, akan mengantarkan dunia pada kebangkitan yang sesungguhnya. Kebangkitan yang hakiki, yang mampu memberikan kebaikan bagi alam semesta, manusia dan kehidupan.
Wallahu a'lam bishawwab