Oleh: Intan H.A
Pegiat Literasi
Era digital yang menyapa kehidupan saat ini bisa saja mendatangkan keuntungan atau bahkan kerugian. Tergantung bagaimana si pengguna memanfaatkannya. Keunggulan yang ditawarkan melalui perkembangan teknologi bukan saja sekadar sebagai alat komunikasi yang menghubungkan antar jarak jauh. Akan tetapi, untuk sekadar mendongkrak popularitas pun bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi yang telah disediakan.
Lihat saja, tidak sedikit orang-orang berbondong-bondong menunjukkan kepiawaiannya melalui dunia maya, mulai dari artis hingga masyarakat biasa memanfaatkan berbagai aplikasi yang disediakan demi mendapatkan follower yang pada akhirnya beranjak menjadi ladang cuan. Tidak sedikit pula dari mereka yang melampaui batas. Melakukan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan demi menggapai eksistensi diri.
Seperti halnya yang baru-baru ini ramai diperbincangkan. Salah satu keluarga influencer memboyong buah hatinya yang masih berusia lima bulan berselancar menggunakan jet ski dan menikmati keseruan ACT. Nampak kebahagiaan yang tersirat dari kedua pasangan yang belum lama dikarunia anak pertama. Namun, di luar sana netizen pun membanjiri dengan komentar pedasnya akan ulah si orangtua muda ini, mereka mengklaim bahwasanya orangtua si bayi tersebut telah melakukan tindakan mengeksploitasi anak demi meramaikan konten vlog milik orangtuanya.
Sangat disayangkan, apa yang telah dilakukan oleh pasangan ini, membawa sang buah hati untuk menikmati keseruan yang sejatinya mengancam nyawa sang anak dikarenakan sangat rentan membahayakan untuk anak seusianya.
Inilah dampak perkembangan teknologi ketika tidak distandarkan pada sistem yang benar. Sistem kapitalisme saat ini akan menggiring siapapun untuk fokus mengumpulkan cuan hingga abai terhadap apa yang seharusnya menjadi prioritas. Memberikan perlindungan dan menjaga dari sesuatu yang membahayakan merupakan salah satu tugas orangtua pada anak-anaknya. Namun, demi dorongan eksistensi mereka rela mengorbakan diri maupun anggota keluarga sebagai konten mendongkrak popularitas.
Inilah potret kehidupan tatkala sistem buatan manusia dijadikan aturan. Kehidupan yang sejatinya didedikasikan demi menghamba pada sang pencipta, beralih haluan menjadi hamba materi. Materi dijadikan standar kebahagiaan dalam hidup, sehingga pencapaian dalam segi materi menjadi hal yang diutamakan.
Belum lagi berbagai konten lainnya yang berseliweran di jagat maya tidak sedikit yang sampai mempertaruhkan nyawa hanya untuk eksistensi semata. Seperti halnya joget di tengah jalan raya yang tengah ramai kendaraan, selfie di tempat yang tidak biasa dan mengancam nyawanya, mengonsumsi makanan yang tidak diperuntukkan bagi manusia, dan sebagainya. Semuanya dilakukan untuk menyuguhkan konten-konten menarik yang mendatangkan keuntungan. Akhirnya para generasi pun tersibuki pada aktivitas-aktivitas yang unfaedah.
Kondisi ini akan berbeda manakala sistem Islam dijadikan pedoman dalam kehidupan. Islam akan mengarahkan para generasi lebih bijak dalam memanfaatkan teknologi. Perkembangan digital bukan digunakan sabagai ajang eksistensi dalam hal keduniaan semata. Namun, kecanggihan teknologi akan dimanfaatkan untuk suatu aktivitas yang mendatangakan faedah bagi si penggunanya dan orang lain. Para generasi akan dibimbing dan diarahkan agar terbentuk pola pikir dan pola sikap yang Islami. Sehingga ia mampu menyelaraskan perilakunya sesuai tuntunan syara'. Dengan begitu, prioritas mereka bukan sekadar mengejar popularitas. Akan tetapi, mereka akan fokus menghadirkan konten-konten yang bermanfaat untuk umat dan agamanya.
Di samping itu, negara pun tak akan abai dengan tugasnya dalam mengontrol informasi-informasi yang hadir di tengah-tengah masyarakat. Konten-konten yang berbau porno dan tidak mengedukasi masyarakat tidak akan diizinkan penayangannya. Hingga sanksi tegas pun akan diberlakukan jika ada oknum yang berani melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh negara. Inilah bentuk penjagaan yang ditawarkan dalam sistem Islam. Islam sebagai agama paripurna tidak akan abai dalam menjaga umatnya. Hal itu akan terwujud manakala Islam kembali tegak di bawah naungan Khilafah. Sosok pemimpin di dalam Islam, yakni Khilafah akan memastikan seluruh rakyatnya terjamin, terpenuhi dalam segi ekonomi, dan tak akan ada aktivitas pengeksploitasian demi keuntungan sepihak.
Wallahua'lam.*
Tags
Opini