Oleh. Tutik Haryanti
Pegiat Literasi dan Member AMK
Menurut perkiraan para pakar ekonomi dunia, di tahun 2023 akan mengalami Resesi Global. Resesi yang artinya kemerosotan ekonomi dimana kondisi ketika produk domestik bruto menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun. (Wikipedia). Tentu saja hal ini membuat kekhawatiran negara-negara di seluruh dunia. Baik negara maju, apalagi negara yang sedang berkembang.
Namun, resesi tidak akan terjadi di negara Indonesia. Sebagaimana disampaikan oleh Menteri Badan Umum Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam acara Cahaya At-Thohir di Masjid At-Thohir Cimanggis, Depok. Dalam pidatonya Erick Thohir menyatakan bahwa, pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih akan terus naik hingga tahun 2045. Asalkan yang penting rakyat harus mau saling gotong royong.
Masyarakat harus saling membantu apabila ada tetangga yang membutuhkan pertolongan. Seperti membeli dagangan tetangga dan mulai untuk gemar menabung. Dengan demikian rakyat tidak perlu takut lagi, karena ekonomi Indonesia bagus maka tidak akan terjadi resesi. (Dikutip dari Republika, 24/12/2022).
Benarkah dengan saling gotong royong membantu sesama serta rajin menabung, ekonomi rakyat Indonesia semakin membaik? Mampukah membuat rakyat makin sejahtera?
Menaikkan Ekonomi Dengan Gotong Royong Ala Kapitalisme
Masyarakat di Indonesia sudah biasa dan sangat mengenal yang namanya gotong royong. Karena ini termasuk budaya dan adat yang telah dilakukan dari zaman dahulu. Biasanya gotong royong sering dilakukan masyarakat saat mengadakan kerja bakti. Mereka saling gotong royong, bahu membahu agar pekerjaan terasa lebih ringan karena dikerjakan secara bersama-sama.
Dalam Islam pun mengajarkan kita untuk saling gotong royong. Baik sesama muslim maupun nonmuslim agar saling tolong menolong, toleransi dan menjunjung tinggi solidaritas. Tolong menolong dalam Islam bukan hanya dalam hal materi saja, namun dalam mengerjakan kebajikan, beramar makruf nahi mungkar dan menjalankan ketakwaan kepada Allah Swt. (Lihat QS. Al-Maidah[2], QS. Ali Imran[104]).
Sangat berbeda dalam sistem kapitalisme, gotong royong lebih banyak dalam hal materi serta mengambil manfaat semata. Dengan sekularismenya yang menjauhkan agama dari kehidupan. Tolong menolong dan gotong royong hanya sebatas keduniawian. Tidak dilandaskan semata-mata mengharap rida Allah Swt. Terkadang masih berharap balasan dari manusia dan memperhitungkan untung ruginya. Gotong royong di sistem kapitalis justru membuat rakyat semakin terpuruk dan rakyat pun jauh dari kata sejahtera.
Buruknya Ekonomi di Sistem Kapitalis
Kesejahteraan rakyat seharusnya menjadi tanggung jawab negara sepenuhnya. Bukan malah masyarakat harus memutar otak sendiri, apalagi hanya mengandalkan gotong royong demi perbaikan ekonomi. Banyak masyarakat miskin, untuk makan sehari-hari saja sangatlah minim. Bagaimana harus membeli dagangan tetangga. Begitu pula susahnya mencari modal, bagaimana mau buka usaha.
Parahnya lagi masyarakat harus menanggung beban pajak, kenaikan harga pangan yang kian melambung, kenaikan tarif di berbagai sektor. Sehingga hal ini berakibat banyak perusahaan yang gulung tikar, rakyat pun jadi korban. Terjadi PHK besar-besaran, pengangguran merajalela, kriminalitas makin mengganas.
Buruknya Sistem Kapitalis membuat negara berlepas tangan dalam pengurusan rakyat. Perekonomian Indonesia dikuasai oleh penguasa yang hanya bersahabat dengan para kapitalis dan oligarki. Mereka menguasai Sumber Daya Alam (SDA) di negeri ini. Mereka bak raksasa yang rakus akan materi. Kekayaan negara yang berlimpah dari SDA dan sumber lainnya, harusnya mampu menyejahterakan rakyat secara merata. Namun akhirnya dikuasai dan berada pada sekelompok dan segelintir orang saja.
Sejahtera Dengan Sistem Ekonomi Islam
Sistem Ekonomi Islam telah terbukti menjamin keberkahan dan keadilan yang merata di tengah masyarakat. Karena negara akan menjalankan roda perekonomian sesuai dengan petunjuk dari Allah Swt. Wahyu Allah Swt berupa Al-Qur’an dan Hadist dijadikan rujukan oleh negara dalam menjalankan sistem pemerintahan. Ada tiga hal yang menciptakan terwujudnya keberkahan dan kesejahteraan rakyat. Pertama, menjalankan seluruh aturan Islam. Bukan semata untuk ekonomi apalagi untuk mendapatkan keuntungan. Penguasa mengelolanya harta umat dengan sebaik-baiknya, selalu menjaga kehati-hatian. Bukan menyerahkan pengelolaannya kepada asing ataupun aseng
Kedua, Syariat Islam mencegah agar konsetrasi kekayaan tidak berada di segelintir orang. Sehingga tidak ada kesenjangan sosial di tengah umat. Ketiga, Islam telah mengharamkan memakan harta orang lain secara zalim. Di antaranya pengambilan harta secara paksa (ghashab). Hal ini termasuk bagi penguasa agar tidak zalim memungut pajak kepada rakyatnya. Negara akan memungut pajak apabila kas negara dalam keadaan kritis. Itupun dilakukan secara kontemporer tidak terus menerus.
Khatimah
Begitulah Islam secara sempurnanya dalam meriayah umat. Baik muslim maupun nonmuslim akan merasakan kehidupan dengan kesejahteraan, keadilan dan keberkahan. Tentu semua itu akan terwujud bila didukung oleh institusi yang senantiasa menerapkan Sistem Islam secara kafah.
Wallahualam bissawab. []
Tags
Opini