Oleh: Mariyam Sundari, S.Sos.I (Praktisi Komunikasi Penyiaran)
Baru-baru ini beredar fenomena ‘mengemis online’ dengan cara live di Tik Tok yang kini sedang ramai diperbincangkan warganet. Beragam cara yang dilakukan oleh mereka, mulai dari mengguyur air selama berjam-jam, mandi lumpur, bahkan sampai ada yang pingsan.
Hal ini dilakukan mereka, hanya demi untuk meminta beraneka macam gift berisi simbol yang harus di Top Up penonton. Para pengemis ini menggunakan fitur live untuk meraih saweran.
Cara seperti inilah, banyak orang menyebutnya sebagai pengemis gaya baru. Pelakunya beragam, mulai dari anak muda, laki-laki, wanita paruh baya sampai lansia. Kegiatan seperti ini, jelas menunjukkan, semakin rendahnya harkat dan martabat dalam sistem kufur kapitalis yang diadopsi negara di negeri ini.
Sungguh miris, dalam video yang beredar, mereka menunjukkan aksi yang ekstrem bahkan tidak wajar. Perih rasanya hati, bagaimana tidak, hanya karena demi cuan mereka rela melakukan tindakan yang membahayakan bahkan mau mengorbankan harga diri.
Jadi, timbul pertanyaan dalam benak, kenapa manusia saat ini sangat rentan sekali melakukan tindakan yang mengenaskan seperti itu? Tidak lain, yang menjadi akar masalahnya adalah sistem kufur kapitalis liberal yang mengusai negara saat ini. Yang menjadikan manfaat sebagai asasnya untuk meraih keuntungan dalam setiap kehidupan.
Dalam sistem kapitalis, apapun bisa dimanfaatkan semata-mata hanya untuk meraih keuntungan materi. Sampai-sampai dengan menggunakan kemajuan teknologi, kemiskinan pun dieksploitasi, meski merendahkan harkat dan martabat diri sendiri ataupun orang lain. Bahkan, ada yang melakukan hanya demi tuntutan gaya hidup masa kini.
Fenomena seperti ini, jelas menggambarkan masyarakat yang sakit. Yang kini hidup di tengah sistem kufur yang merusak juga dinilai tidak mampu menyejahterahkan rakyatnya.
Negara seharusnya, mampu menyelesaikan problem kemiskinan sampai ke akar-akarnya. Sehingga, tidak akan pernah terjadi hal-hal dan aktivitas yang dapat merendahkan martabat manusia. Termasuk kepada mafia yang berada dibalik layar, memanfaatkan kemiskinan rakyat hanya demi meraih keuntungan pribadinya.
Lantas, apa yang bisa menjadi solusi untuk menuntaskan persoalan ini. Harus ada kerjasama dari berbagai pihak tentunya. Dimulai dari individu, masyarakat, sampai negara.
Individu, sesungguhnya Allah SWT, menciptakan manusia dengan kemuliaan yang lebih dibandingkan makhluk lainnya, (baca, QS. Al-Isra: 70). Jadi, seharusnya manusia sadar akan diri mereka, dengan tidak melakukan cara-cara yang menyebabkan diri menjadi hina, dan rendah. Apalagi sampai menukar kemuliaan hanya demi meraup pundi-pundi rupiah.
Dalam kehidupan masyarakat, seharusnya mereka mampu mengontrol segala sesuatu tindakan yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya. Jika, mengetahui ada perbuatan yang tidak biasa dilakukan berkali-kali, setidaknya mereka mencegah, dengan melarang atau jika terus dilakukan, hendaklah melaporkan ke pihak RT, RW setempat, supaya bisa terus ditindaklanjuti dan dicegah. Sebagai wujud pedulinya terhadap orang lain dan menjalankan amar ma’ruf nahi munkar dalam masyarakat.
Dalam negara, seharusnya mampu menjamin seluruh kebutuhan masyarakatnya, karena salah satu faktor penyebab adanya ‘pengemis online' tersebut adalah karena kemiskinan yang mencekik, apalagi adanya pengaruh sistem saat ini, yang lebih mengarahkan kepada kemanfaatan sebagai asas dalam kehidupan, bukan halal haram. Sehingga, banyak manusianya yang melakukan perilaku menyimpang dan membahayakan.
Jadi, saat ini masyarakat sangat membutuhkan adanya suatu negara yang mampu mengatasi segala problema dalam kehidupan. Serta negara yang mampu mengontrol dan memberikan asas yang tepat dalam memanfaatkan teknologi untuk kemajuan bangsa dan kebaikan umat manusia seluruhnya. Sistem dalam aturan yang jelas dan paripurna itu tidak lain hanya ada dalam Islam bukan sistem kufur.[]
Tags
Opini