Oleh : Dara Millati Hanifah, S.Pd
(Pemerhati Pendidikan)
Beberapa waktu lalu, di media sosial beredar video seorang Qoriah sedang disawer oleh seorang laki - laki di salah satu acara di wilayah Pandeglang, Banten. Tentu, video tersebut menuai kecaman dari masyarakat dan menyalahkan pihak penyelenggara yang sengaja membiarkan hal itu terjadi.
Nadia, Qoriah yang berada di video tersebut angkat bicara ketika videonya beredar di media sosial. Ia merasa tidak di hargai dengan aksi sawer tersebut. Tapi, ia tidak bisa marah karena saat itu ia sedang mengaji. "Tidak mungkin saya menghentikan bacaan Al - Qur'an, atau saya tegur laki - laki tersebut atau saya langsung turun panggung karena itu merupakan adab dalam mengaji" cerita Nadia.
Setelah selesai melantunkan ayat suci Al-Quran Nadia turun dari panggung dan menemui pihak penyelenggara lalu menegurnya. (www.regional.kompas.com 01/06/2023).
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Cholil Nafis geram melihat rekaman video tersebut. Beliau menyatakan bahwa saweran uang kepada Qoriah atau Qari merupakan cara yang salah dan tidak menghormati majelis. (cnn.indonesia.com 01/05/2023).
Sungguh, sikap yang ditunjukkan dalam video tersebut bukanlah sikap seorang muslim yang memuliakan Al-Qur'an. Karena sikap tersebut termasuk dalam pelecehan serta desakralisasi ayat suci Al-Quran. Kenapa hal itu bisa terjadi di negeri yang mayoritasnya umat Islam? Karena sudah hilangnya adab di tengah - tengah umat saat ini. Terutama adab dalam menjunjung tinggi Al - Qur'an.
Mereka menganggap perilaku sawer hal lumrah. Dalam pandang hidup masyarakat budaya 'sawer' sudah biasa dilakukan saat biduan bernyanyi atau masa kampanye. Maka, tidak heran mereka melakukan juga saweran saat latunan ayat suci Al-Qur'an sebagai bentuk penghargaan atau sebagai hadiah.
Lagi dan lagi hal itu disebabkan karena sistem yang diterapkan adalah sekuler. Sistem yang memang menjauhkan agama dari kehidupan. Adapun yang dijunjung tinggi oleh sistem tersebut adalah Hak Asasi Manusia (HAM) serta kebebasan perilaku yang selalu didengungkan oleh pihak yang memang tidak senang dengan Islam.
Selain itu, agama dianggap tidak relevan dengan zaman. Tentu, pernyataan tersebut keliru besar. Sebaliknya, agama merupakan hal terpenting dalam memecahkan masalah kehidupan yaitu Islam. Sebab, syariat Islam menuntaskan seluruh permasalahan kehidupan manusia.
Begitupun dengan orang yang membaca Al-Qur'an. Mereka akan dimuliakan. Sebab ayat-ayat Al-Qur'an merupakan ayat - ayat suci yang harus dimuliakan oleh umatnya sendiri. Tapi, di era saat ini rasanya sulit kecuali sistem yang diberlakukan sistem Islam yang memuliakan Al-Qur'an serta pembacanya. Tentu, hal itu tidak bisa dilakukan secara individu atau kelompok harus negara yang melakukannya.
Alhasil, satu-satunya cara untuk merubah pola pikir dan pola sikap berasaskan Islam. Hal ini bukan pekerjaan mudah, namun tidak ada yang tidak mungkin. Semua bisa berubah dengan memahamkan Islam kaffah. Dengan menerapkan syariat Islam, membentuk masyarakat yang taat kepada Allah Swt.
Wallahu'alam bis shawwab.
Tags
Opini