Oleh: Julia Ummu Adiva
Sosial media kembali digemparkan oleh konten video Ria Ricis dan suaminya Teuku Ryan. Pasalnya, pasangan satu ini mengajak anaknya yaitu Moana panggilan nya yang baru menginjak usia 5 bulan ikut serta dalam naik jetski dengan sedikit mengebut ke tengah laut.
Dalam video yang diunggah oleh Ria Ricis dalam akun Instagram pribadinya, Moana hanya didekap dengan satu tangan oleh ayahnya dan tangan yang satu mengendarai jetski. Ria Ricis dan Teuku Ryan sama-sama terlihat menggunakan pelampung, sedangkan tidak untuk bayinya.
(dikutip dari liputan6.com, 06/01/2023)
Dalam video yang beredar papar nya Ria Ricis:
Kita di jetski guys,"
"Kok diam saja? Gimana sih? Enggak ada ketawa-ketawanya," ujar Teuku Ryan pada Moana.
Tak berhenti di sana, Ria Ricis dan Teuku Ryan juga mengajak Moana bermain ATV (all-terrain vehicle) dengan menggunakan gendongan. Moana yang terlihat mengantuk di gendongan Ria Ricis pun bahkan sampai tertidur di ATV.
"Tenang, Moana. Ibu akan melindungi Moana 24 jam, sebisa ibu. Ibu akan terus melindungi Moana, Moana jangan takut ya. Moana harus jadi anak pemberani --- Mau dilatih berani," ujar Ria Ricis sambil menggendong bayinya saat bermain ATV.
(Mamagini.suara.com, 10/01/2023)
Kedua video tersebut banjir kritikan warganet. Bahkan dokter dan yang lainnya pun banyak ikut berkomentar dan menasehati atas hal ini.
----------------------------
Sepertinya "Ajaran” agar perempuan berada di rumah saja nampaknya sudah kurang laku pada zaman dimana semua orang ingin viral seperti saat ini.
Apakah motivasi para perempuan mengenai keterlibatannya dalam semua hal tersebut, mungkin jika ada daftar alasan maka demi mengejar popularitas adalah kata pertama yang akan bertengger di urutan pertama.
Di era saat ini banyak kaum perempuan khususnya mereka tak menyadari bahwa saat ini mereka terkungkung, terjebak dan dijebak oleh syahwat demi mengejar popularitas yang selalu digaungkan masif oleh para kapitalis barat. popularitas telah menjadi salah satu tujuan yang ingin diraih dalam kehidupan sekarang. Mirisnya popularitas membuat seseorang abai akan hal-hal yang harus dijaga, bahkan keselamatan anaknya sendiri yang masih bayi. Dorongan eksistensi diri bisa menjadi hal yang membahayakan keselamatan.
Jangan hanya demi konten yang mengantarkan pada kesuksesan duniawi semata dan kebahagiaan yang semu lupa akan tugasnya yang lebih utama yakni menjadi Ummu warobatul Bayt (Ibu dan pengatur urusan rumah) dan Madrastul Ulaa. Seperti dalam hadits dibawah ini:
Rasulullah SAW bersabda: “Seorang wanita adalah pengurus rumah tangga suaminya dan anak-anaknya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepengurusannya.” (HR Muslim)
Sungguh hadits diatas menggambarkan betapa pentingnya seorang ibu dalam mengurus urusan rumah tangganya terutama dalam pendidikan anaknya.
Karena peran seorang ibu sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Ibu akan menentukan kualitas generasi muda, ia merupakan pendidik utama bagi anak-anaknya.
Dari kejadian ini menjadi sebuah pelajaran dan ibroh untuk para ibu-ibu khususnya, buatlah konten yang edukatif dan menyebar kan kemaslahatan. Terlebih menjadi seorang ibu baru (New-Mom) tentu harus lebih berhati-hati dalam bertindak dan berkata terlebih dalam menjaga khususnya keselamatan anaknya baik bagaimanapun kondisi dan keadaannya. Ranah manusia memang hanya terbatas pada ikhtiar dan doa. Selebihnya kita tawakalkan kepada Allah. Namun sebagai ibu yang bijak dan cerdas seharusnya lebih matang memikirkan sebab akibat sebelum melakukan suatu hal, tentunya dengan ilmu Islam.
Sejatinya anak ialah amanah yang Allah titipkan kepada para orangtua yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban nya. Maka kita sebagai orangtuanya terlebih dalam pendidikan yang akan kita berikan kepada anak tentulah harus berkiblat kepada Rasulullah, para sahabat dan shahabiyah. Sebab, menjadi seorang ibu merupakan suatu kemuliaan dalam islam. Dimana kita dituntut memperluas khazanah ke ilmuan kita dalam membekali anak-anak kita sesuai tahapan perkembangannya dengan memberikan ilmu dan praktik sesuai fitrahnya sebagai muslim dan muslimah.
Dalam hal ini, selain keluarga dan lingkungan yang baik, negara pun ikut berperan besar dan mempunyai tanggung jawab yang utuh kepada setiap rakyatnya termasuk anak-anak.
Peran negara merupakan sentral dalam mengatur urusan rakyatnya, terutama pendidikan bagi setiap individu nya yang kelak akan melahirkan pribadi yang ber- syakhsiyyah islamiah dan itu hanya bisa terbentuk ketika syariat Islam ditegakkan.
Wallahu-a'lam bishawab[]
Tags
Opini