Jerat Mafia Perdagangan Manusia Buah Penerapan Sistem Kapitalis



Oleh: Wiwi Adawiyah


Kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, akibat mahalnya harga-harga kebutuhan sehari-hari. Ditambah sulitnya mendapat pekerjaan di negri ini membuat banyak masyarakat yang akhirnya terpaksa pergi merantau ke negeri orang. Dengan harapan mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, serta berharap mendapatkan kehidupan yang layak. 

Tentunya kondisi ini memicu munculnya banyak TKI ilegal, bahkan mereka harus terjebak kedalam sindikat penyaluran tenaga kerja Internasional atau perdagangan manusia. 

Chrisanctus Paschalis Saturnus dari Komisi Keadilan Perdamaian Pastoral Migran dan Perantau (KKPPMP) mengatakan penyelundupan calon pekerja migran dilakukan secara terorganisasi di bawah kendali “mafia perdagangan manusia yang bekerja sama dengan oknum-oknum petugas”. Berdasarkan penyelidikan independen yang dilakukan tim Paschalis, salah satu lubang derasnya penyelundupan calon tenaga kerja Indonesia ke Malaysia ialah pintu resmi  antarpelabuhan dari Batam dan Johor Bahru.

Menurutnya, calon tenaga kerja seolah-olah masuk Malaysia secara resmi sebagai turis. Padahal, calon pekerja migran diselundupkan untuk kemudian bekerja secara ilegal. Untuk dapat menjadi calon tenaga kerja, setiap orang dikenai biaya Rp10—20 juta. KKPPMP juga menemukan adanya dugaan keterlibatan oknum petugas imigrasi dan polisi dan telah melaporkan temuan ini kepada Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). (BBC News Indonesia, 20-12-2022)

Bahkan 90% peradangan manusia ini korbannya adalah kalangan perempuan.
Lantas kemana aparat negara yang harusnya melindung rakyat nya. Namun miris justru terlibat dalam migran ilegal ini.

Ini menjadi potret buram petugas yang mengkhianati sumpah jabatannya demi materi. Sungguh malang nasib para TKI di dalam negeri tak mendapat lapangan pekerjaan dan di luar negeri justru di peras oleh sesama.

Inilah buah dari penerapan sistem kapitalisme yang berasaskan sekuler yakni memisahkan agama dengan kehidupan. Maka pantas yang menjadi tujuannya hanya mendapatkan keuntungan materi sebanyak-bnayak tanpa melihat halal dan haram. 

Dalam sistem kapitalis ini menjadikan negara abai akan tanggung jawabnya yakni menjamin kesejahteraan rakyat dan juga menjamin perlindungan terhadap rakyat. Sesama rakyat pun tega mendzalimi sesamanya  demi keuntungannya sendiri. 

Sungguh berbeda dalam sistem Islam. Negara akan menjamin kesejahteraan hidup rakyatnya. Negara akan menyediakan lapangan kerja yang luas. Semua laki-laki dewasa akan didorong untuk bekerja dan memberikan nafkah kepada para keluarganya. Sehingga tidak perlu mencari pekerjaan di negri orang, dan kaum perempuanpum tidak perlu banting tulang untuk bekerja keluar negeri demi mencukupi kebutuhan keluarganya. 

Selain itu negara dalam sistem Islam akan melahirkan individu yang memiliki ketaqwaan yang tinggi dan akan saling menjaga dan melindungi. Akan saling tolong menolong dan tidak akan saling mendzalimi. 

Maka hanya dengan menerapkan kembali sistem Islam di tengah-tengah kehidupan ini akan mampu menjadi solusi atas permasalahan kehidupan ini. 

Wallahu a’lam bish shawwab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak