Oleh Ummu Fathia
Aktivis dakwah, Ibu Rumah Tangga
Banyak dari kaum muslimin yang meremehkan dosa. Seakan-akan perbuatan dosa tidak ada efeknya. Seakan-akan jika berbuat dosa dampaknya hanya untuk diri sendiri saja. Seakan-akan satu perbuatan yang tidak bisa dihindari, lalu berpikiran yang namanya manusia pasti berdosa. Hingga akhirnya akrab dan menjadi biasa dengan dosa.
Harusnya kita belajar dari kisah Nabi Adam yang di keluarkan Allah dari Syurga, disebabkan menuruti keinginan istri yang telah dibisikkan syaitan untuk mengambil buah yang telah dilarang oleh Allah. Akibat perbuatan dosa nya maka Allah campakkan ke dunia.
Betapa hari ini kaum muslimin sudah tidak malu lagi untuk berbuat dosa. Berapa banyak yang mengumbar aurat demi popularitas, memakan harta riba, akibat depresi dan stres lalu bunuh diri, ghibah yang menjadi kebiasaan sehari-hari, bermesraan di depan umum yang bukan mahram, pacaran bahkan sampai perzinahan, suami pukul istri, istri durhaka pada suami, anak durhaka pada orang tua, elgebete, mencuri, membegal dan lain sebagainya. Mereka sudah tidak merasa berat untuk berbuat dosa.
Kita melihat dosa itu sudah tidak ditakuti, malah dicandai, bahkan orang yang berbuat dosa tidak lagi merasa bersalah akan dosanya.
Dosa itu adalah yang mengundang kebencian atau azab dari Allah. Kita ini hamba Allah berarti kita berbuat harus mendatangkan keridhoan Allah, mendatangkan sesuatu yang membanggakan Allah dan Rosulnya. Jadi, "dosa kok bangga".
Perbuatan dosa kata imam Al-Ghazali seperti meninggalkan titik hitam di hati. Semakin banyak dosa makin menghitamlah hati kita.
Dampak dari dosa pertama, hati tidak tenang. Sebab telah dipenuhi dosa padahal hidup yang kita cari adalah ketenangan, kenyamanan, ketenteraman dan kebahagiaan. Banyak orang yang bergelimang harta malah bunuh diri, stres disebabkan harta yang didapat dengan jalan yang haram, sibuk kerja lupa sholat jadilah gelisah tidak tenang.
Kedua, orang yang berbuat dosa akan mengikuti dosa lainya. Biasa makan riba, biasa menipu, biasa ghibah biasa buka aurat, biasa tak sholat biasa pacaran, biasa mencuri ayam jadilah pencuri kambing, biasa bobol ATM jadilah pembobol bank dan seterusnya.
Ketiga, berdampak sempitnya Rizky. Buka usaha gagal terus, cari kerja tidak dapat, kerja di PHK, punya harta malah lenyap hilang, tertipu lah.
Keempat, berdampak pelakunya hatinya tertutup. Mendengar azan hatinya biasa saja, diajak kajian banyak alasanya, mendengar ceramah merasa risih, di ajak hijrah berat, sulit mendapat hidayah karena hatinya kotor, sebab perbuatan dosa yang membimbing adalah syaitan.
Kelima, terancam shu'ul khatimah. Sungguh manusia tidak tahu kapan diri nya di panggil Allah, terbiasa berbuat maksiat maka bisa saja Allah matikan dalam keadaan maksiat. Na'uzubillah.
Jangan pernah meremehkan dosa.
Lalu bagaimana membentengi diri dari perbuatan dosa. Pertama mengingat Allah tidak sebatas ucapan namun perbuatan, kedua bertakwalah dimana pun berada, ketiga taqwa membutuhkan ilmu. Agar amal yang kita lakukan menjadi amal shalih. Maka Allah wajibkan untuk menuntut ilmu. Keempat, perbuatan dosa yang bak jamur adalah buah penerapan sistem sekuler-kapitalis, memberi ruang yang sebebas - bebas nya bagi manusia jadilah manusia memperturutka hawa nafsunya tanpa batasan.
Maka Islam mewajibkan untuk menerapkan Islam secara kaffah demi menjaga manusia agar tak selalu berbuat dosa.
Wallahu a'lam bi ashawab