Oleh : Nita Karlina
( Relawan Opini)
Presiden Joko Widodo mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk menyongsong harapan dan peluang yang baru di 2023 untuk menuju Indonesia yang maju. Panggalan kalimat ini ditulis Jokowi sebagai ucapan selamat tahun baru di akun Twitter resminya @jokowi.
Dalam cicitan itu, Presiden Jokowi menanyakan masyarakat Indonesia terkait kejadian dan masalah yang dihadapi bangsa ini selama tahun 2022. “Apa yang patut kita kenang dari 2022 yang segera kita tinggalkan? Banyak. Ada yang menggembirakan, tidak sedikit pula yang kurang menyenangkan,” tulis Jokowi, dikutip Minggu (1/1).
Pada cicitan berikutnya, orang nomor satu di Indonesia itu mengakui berbagai kejadian dan permasalahan yang dihadapi Pemerintah maupun masyarakat, dihadapi dengan serius dan itu menjadi penguat. Bahkan, kejadian dan permasalahan-permasalahan itu menjadikan seluruh masyarakat Indonesia bersatu hingga mampu melewati pandemi covid-19 dan mengembalikan kekuatan ekonomi nasional.“Semua datang silih berganti, memberi kaligus menguatkan dan semakin mempersatukan. Kita melewati masa pandemi dan ancaman resesi, perekonomian tumbuh positif, presidensi G20 berjalan baik, situasi politik dan keamanan kondusif, pembangunan berjalan sesuai rencana, dll,” tulisnya.
( mediaindonesia.com, 01/01/2023)
Jika kita telusuri, Indonesia hingga akhir tahun 2022 masih menyimpan sejuta masalah yang tak terselesaikan. Misalnya, kasus korupsi yang masih menggurita, pembunuhan semakin marak terjadi, bahkan kasusnya bervariasi, dari mulai ayah yang membunuh anak dan istri, ibu yang membunuh anaknya, hingga anak yang membunuh orang tuanya. Kasus- kasus serupa sering kali kita dapati menjadi berita viral.
Tak hanya itu, bencana alam pun semakin sering terjadi, seperti banjir dan gempa bumi, dan penanganan dari pemerintah sangat tidak maksimal. Selanjutnya, kasus PHK massal yang menimpa rakyat indonesia, serta kasus stunting dan gizi buruk yang kian terjadi.
Terutama masalah pada pemudanya. Generasi yang ada hari sangat memprihatinkan. Banyaknya mahasiswa yang terjerat pinjol (pinjaman online) dan pergaulan bebas yang kian merajalela, bahkan kota kendari yang di juluki sebagai kota bertakwa, ternyata banyak dari kalangan pemudanya yang terjerumus dalam pergaulan bebas tersebut. Serta masih banyak lagi masalah yang harus di hadapi indonesia.
Anehnya, Indonesia seakan baik - baik saja. Hajatan megah di tengah kondisi masyarakat yang sedang mengalami banyak kesusahan. Serta pemerintah yang di sibukkan dengan pemilu 2024 yang belum terjadi. Tak sejalan dengan pidato pak jokowi yang mengatakan bahwa perekonomian tumbuh positif, situasi politik dan keamanan kondusif, pembangunan berjalan sesuai rencana. Faktanya, hutang Indonesia makin bertambah, situasi politik yang makin memanas dan banyak pembangunan yang tak sesuai dengan rencana awal. Seperti pembangunan IKN, pembangunan kereta cepat dan masih banyak lainnya.
Indonesia sesungguhnya sedang berada dalam masalah besar, banyak aset negara yang telah di kuasai oleh asing, indonesia krisis akan ekonominya, serta generasi kita saat ini yang krisis akan moralnya. Mungkinkah indonesia dapat menyongsong tahun yang baru ini untuk lebih maju?
Sesungguhnya Harapan Indonesia akan maju dengan kondisi yang ada hari ini, sangatlah tipis. Terlebih dengan sistem kapitalisme yang di anut negara kita hari ini, sistem yang memisahkan agama dengan kehidupan. Kehidupan sekuler hanya mengukur kebahagiaan dari materi dan kenikmatan jasadiyah saja bahkan tanpa peduli cara memperolehnya halal atau kah haram.
Tak hanya itu, kapitalisme telah berhasil menciptakan kesenjangan yang lebar antara si kaya dan si miskin. Sistem ini menciptakan kemiskinan yang sistemik di tengah masyarakat. Pasalnya, dalam sistem ekonomi ini menyerahkan kekayaan milik umat kepada para pemilik modal (kapitalis) dan mengeruk harta individu dengan pajak tinggi, dan menambah kesulitan hidup masyarakat dengan tingginya harga sandang, pangan dan papan.
Islam adalah satu-satunya solusi atas berbagai mafsadat yang sudah diciptakan berbagai ideologi buatan manusia. Islam dan syariahnya bukan saja punya kekuatan dan kemampuan menciptakan kesejahteraan untuk rakyat. Lebih dari itu, penerapan syariah Islam adalah bukti ketaatan seorang hamba kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Sebaliknya, mengabaikan syariah Islam adalah pembangkangan yang nyata kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
Pemuda yang berperan sebagai calon pemimpin masa depan yang akan membangun peradaban gemilang tidak akan terwujud dalam sistem sekuler ini. Harapan adanya perubahan yang membawa kebaikan hanya ada ketika Indonesia menerapkan islam secara kaffah. Demikian pula terwujudnya generasi calon pemimpin yang berkualitas hanya dapat terwujud ketika negara yang menerapkan islam kaffah, yakni Khilafah Islamiyah. ( wallahualam bishowwab)
Tags
Opini