Oleh Siti Uswatun Khasanah
(Aktivis Remaja Kalsel)
Selepas tahun 2022, semua berharap akan menjadi lebih baik pada 2023. Tak terkecuali harapan terhadap kondisi negeri ini. Semua berharap kondisi Indonesia membaik di tahun 2023. Termasuk orang nomor satu di negeri ini, Presiden Joko Widodo.
Jokowi menatap 2023 dengan tekad membawa Indonesia melangkah maju. Hal ini disampaikannya lewat akun Twitter resminya.
Namun, mari kita muhasabah atas kondisi negeri ini pada tahun 2022.
Dikutip dari republika.co.id, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memaparkan bahwa jumlah kejahatan tindak pidana narkoba sepanjang 2022 sebanyak 39.709 perkara. Angka ini mengalami penurunan 611 perkara atau 1,5 persen apbila dibandingkan dengan tahun 2021 sebanyak 40.320 perkara. Angka yang memprihatinkan. Masih terkait narkoba. Badan Narkotika Nasional telah menyita sebanyak 1,902 ton sabu-sabu, 1,06 ton ganja, 262.789 butir ekstasi, dan 16,5 kg ekstasi berbentuk serbuk sepanjang 2022. Hal ini disampaikan oleh Kepala BNN Komisaris Jenderal Polisi Petrus Reinhard Golose.
Sementara itu, Kejaksaan Agung menangani kasus korupsi yang merugikan negara sebesar Rp. 33,09 Triliun sepanjang tahun 2022. Sedangkan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa angka kejahatan atau tindak pidana selama kurun waktu 2022 mengalami kenaikan sekitar 7,3 persen dibanding pada tahun 2021 lalu. Pada tahun 2021 lalu ada 257.743 tindakan kejahatan sedangkan tahun 2022 sebanyak 276.507.
Melihat data beberapa kasus kerusakan di negeri ini, agaknya sulit bagi kita untuk mengharapkan perbaikan di tahun 2023 tanpa adanya perubahan mendasar secara sistemik. Sebabnya kerusakan ini terjadi secara sistemik. Dari tahun ke tahun semua mengharapkan perbaikan, namun perbaikan yang didambakan itu tak kunjung datang. Sekali lagi, harapan perbaikan kondisi negeri di tahun 2023 sulit direalisasikan. Apalagi pejabat negara hari ini justru berfokus pada pemilu 2024.
Kondisi semakin memprihatinkan jika kita mengamati kondisi generasi muda hari ini. Calon pemimpin bangsa hari ini disibukkan dengan aktivitas-aktivitas tak berfaedah yang diberi topeng kreativitas sehingga menyebabkannya malas memikirkan masa depan umat. Tonggak peradaban hari ini dibajak potensinya dengan berbagai macam pemikiran-pemikiran yang menyimpang. Generasi muda yang seharusnya berada di garda terdepan untuk menyongsong peradaban gemilang justru enggan menyelesaikan tugas peradabannya. Padahal generasi muda yang mampu menentukan perbaikan kondisi bangsa hari ini.
Harapan menjadikan Indonesia lebih baik tidak bisa kita letakkan pada sistem hari ini. Sistem demokrasi yang berasal dari ideologi kapitalisme adalah akar permasalahan yang kita hadapi hari ini. Kerusakan yang terjadi hari ini disebabkan karena penerapan sistem sekuler itu. Tentu tak pantas bagi kita untuk berharap pada sistem rusak dan merusak tersebut.
Sistem sekuler telah menjauhkan manusia dari fitrahnya, inilah yang menyebabkan kerusakan. Sistem ini menjauhkan kaum Muslim dari agamanya, inilah yang menyebabkan datangnya murka Allah. Sistem sekuler menyebabkan kemaksiatan menjadi hal yang biasa dan diwajarkan di tengah masyarakat. Sistem sekuler menjadikan banyak orang kehilangan haknya.
Pengurusan umat terbengkalai karena pemimpin yang memiliki orientasi kapitalis hanya bergerak dengan niat mendapatkan materi tidak betul-betul mengurusi urusan umat. Kerusakan pemikiran pada generasi muda juga akibat dari penerapan sistem sekuler, pemuda dicekoki ide-ide Barat melalui program moderasi beragama.
Harapan menjadikan Indonesia lebih baik hanya akan didapatkan ketika menerapkan Islam kafah, sistem yang berasal dari Allah dan pastinya sesuai dengan fitrah manusia. Turunnya syari’at Islam ini sepaket dengan penciptaan manusia. Sistem Islam adalah sistem aturan hidup yang sempurna berasal dari Yang Maha Sempurna. Sumber hukumnya berasal dari Al-Qur’an yang selama ini kita kenal sebagai pedoman hidup manusia, maka pedoman hidup manusia ini akan terlaksana sebagai sebaik-baik pedoman apabila sistem Islam kafah diterapkan dalam kehidupan yang direalisasikan oleh sebuah daulah (negara).
Bukti sejarah mencatat, pengurusan umat terbaik hanya ada dalam sistem Islam kafah. Sistem Islam yang diterapkan secara kafah melahirkan pemimpin-pemimpin yang bertakwa, bertanggung jawab, jujur dan amanah. Sistem ini juga berhasil mencetak generasi muda yang cerdas, saleh, dan berakhlak mulia.
Sistem Islam akan mengupayakan pembentukan pemikiran dan karakter umat sesuai dengan Islam.
Maka sebaiknya umat hanya berharap pada Islam dan berjuang untuk menerapkan salam seluruh sendi kehidupan. Hanya Islam yang mampu memperbaiki kondisi muram dunia di masa depan.
Wallahu a'lam bishawwab