Oleh : Dahlia
Ibu adalah seorang perempuan yang hebat dan kuat. Ibu bisa menjalankan dua peran sekaligus, menjadi tulang rusuk dan juga tulang punggung. Hebat bukan? Ya, itulah ibu yang tiada kenal lelah agar tercukupi kebutuhan keluarganya.
Di tengah himpitan kapitalisme ini seorang ibu penting memiliki karakter tangguh, apalagi himpitan ekonomi begitu berat dan membekali diri dengan akidah dan tsaqafah Islam yang kuat sehingga mampu membentengi dirinya.
Jika ibu tidak kuat dalam menjalankan perannya mendidik generasi penerus agama, akan jadi apa generasi Muslim di masa depan?
Faktanya, ternyata perempuan saat ini berada dalam berbagai krisis. Apa yang terjadi pada perempuan hari ini malah memperlihatkan sebuah duka bukan kondisi bahagia.
Pembahasan tentang ” Kaum Ibu ” yaitu perempuan memang tak akan ada habisnya untuk dikuliti. Nyatanya saat ini disadari atau tidak, kaum ibu seperti tereksploitasi, akibat kegagalan sistem saat ini. Peran ibu yang seharusnya menjadi pendidik dan pencetak generasi, kini tugasnya berlipat ganda karena krisis ekonomi yang melanda, harus berusaha keras menjadi tulang punggung bagi keluarga.
Sungguh berat beban yang di pikul, akibat kebijakan sistem yang amburadul.
Krisis ekonomi yang saat ini dirasa oleh masyarakat, khususnya mereka kaum ibu, dengan naiknya segala kebutuhan pokok, pendidikan, BBM, dsb. Ternyata sangat terasa oleh mereka. Sistem kapitalisme telah memiskinkan ekonomi rakyat.
Para pemimpin tidak memerankan tugas dan fungsinya secara maksimal sebagai pengurus urusan rakyat, tetapi lebih memihak pada kepentingan pemilik modal.
Kekayaan negara dikelola asing, Kebutuhan dasar rakyat tak dipenuhi secara adil. Suami susah cari kerja. Nafkah keluarga pun telantar. Jadilah perempuan ikut bekerja membantu ekonomi keluarga. Menjadikan perempuan sebagai bumper ekonomi sama halnya memaksa kaum perempuan berperan ganda, sebagai ibu rumah tangga sekaligus bekerja.
Maka sudah jelaslah bahwa kapitalisme tidak akan pernah mungkin membebaskan kaum perempuan dari segala duka yang melanda. Hal ini yang harus disadari oleh semua ibu di seluruh dunia.
Di dalam sistem kapitalisme ini negara memang sangat abai terhadap kebutuhan rakyatnya. Semua kebutuhan pokok serba mahal sehingga masyarakat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Cobaan yang silih berganti ditambah banyak tekanan yang dialami seorang ibu.
Islam memuliakan perempuan dan menempatkannya pada posisi dan peran yang tepat sesuai kodrat penciptaannya. Perempuan adalah ibu generasi. Di pundaknya terdapat tanggung jawab besar untuk melahirkan dan mendidik generasi berkualitas tinggi sebagai aset bangsa.
Agar peran tersebut berjalan dengan baik, Islam menetapkan sejumlah aturan yang mengatur pola relasi antara laki- laki dan perempuan agar terwujud keselarasan dan keharmonisan dalam rumah tangga. Aturan tersebut meliputi hukum tentang pernikahan, hak dan kewajiban suami istri, kehamilan, kelahiran, penyusuan, jaminan nafkah, pendidikan anak, dll. Islam menjaga peran keibuan (motherhood) dan perwalian kaum laki-laki.
Selain itu, Islam juga menjamin hak-hak ekonomi perempuan, termasuk bagaimana perempuan harus dijamin kebutuhan finansialnya setiap saat. Islam mengijinkan kaum perempuan untuk bekerja namun tidak dalam kondisi penghinaan dan penindasan, melainkan dalam kondisi lingkungan yang terjamin keamanannya dan bermartabat sehingga statusnya di masyarakat selalu terjaga.
Sedangkan jaminan terealisasinlya aturan Islam dalam upaya mendukung kembalinya peran seorang ibu dan kemuliaannya hanya dapat diwujudkan oleh Islam.
Wallahu’alam bish shawab.