Ibu Mulia Dengan Islam

 


Oleh Emmy Rina Subki


Ibu adalah sosok mulia yang memiliki peran sangat penting untuk menjaga kualitas generasi penerus. Dari rahimnya lahir calon-calon pewaris peradaban. Sosok yang menjadi guru pertama bagi anak-anaknya. Namun kondisi saat ini tampaknya jauh berbeda, manakala sosok ibu ikut turun menjadi tulang punggung keluarga.


Dalam sistem demokrasi kapitalis , perempuan yang seharusnya mempunyai peranan penting dalam menyiapkan generasi pemimpin peradaban, berubah peran. Sosok prempuan tak ubah hanya sebagai buruh yang dimanfaatkan oleh kapitalis. Dengan dalih pemberdayaan perempuan dalam penopang peningkatan ekonomi. Mereka keluar dari rumah, ikut beralih peran menjadi pencari nafkah.


Seperti yang disampaikan oleh pakar ekonomi dari salah satu universitas Gadjah Mada, Poppy Ismalina Ph.D. menyebut data yang mengonfirmasi bahwa perempuan berperan besar dalam perekonomian. Karena itu, seharusnya perempuan menjadi faktor penting dalam penyusunan dan penerapan kebijakan, terkait krisis yang terjadi.


"Perempuan adalah back bone dari perekonomian Indonesia. Maka perempuan adalah kelompok yang paling terdampak, kelompok yang paling menderita atas krisis global ataupun perubahan iklim, ini harus mendapatkan perhatian khusus,” ujar Poppy dalam diskusi yang diselenggarakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Jumat (16/12).


Posisi perempuan sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia, dikonfirmasi oleh data. Dipaparkan Poppy, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah penyokong utama perekonomian Indonesia dengan peran sebesar 99,99 persen, sementara usaha besar hanya berperan 0,01. Kontribusinya UMKM bagi Product Domestic Bruto mencapai 60,5 persen, dan menjadi sektor utama penyerapan tenaga kerja. 


Dari sini bisa kita katakan, tulang punggung perekonomian Indonesia adalah perempuan dan ini cukup signifikan dalam menghidupkan masyarakat Indonesia. Karena kita tahu, produk yang dihasilkan oleh usaha mikro kecil itu adalah produk dengan harga terjangkau, yang 80 persen orientasinya adalah domestik.


Sungguh ironis bukan? mendekati Peringatan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember nanti perempuan diaruskan untuk menjadi tulang punggung dengan dalih perempuan mempunyai peranan besar terhadap pembangunan ekonomi. Perempuan tak ubahnya sebagai alat untuk kepentingan para kapitalis. Karena bukan rahasia lagi kalau perempuan dibayar dengan upah murah tanpa perlindungan. 


Namun sayangnya, banyak para perempuan rela meninggalkan tugas utamanya. Perempuan tergiur dengan upah yang rendah, tidak sadar dengan jebakan para korporat yang berkuasa di sistem kehidupan kapitalis ini. Padahal dampak dari perempuan bekerja angka kemiskinan, KDRT, perceraian dan kenakalan remaja terus meningkat. 


Kepala Dinas (Kadis) DP3AP2KB menyampaikan banyak hal terkait kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Sumatera Barat pada tahun 2019-2022. Jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan meningkat dari 8.864 pada tahun 2019 menjadi 8.686 di tahun 2020 dan 10.247 tahun 2022.

Kebanyakan kasus tercatat adalah kasus kekerasan seksual terdapat 8.145 kasus, kekerasan fisik 6.576 kasus dan psikis 6.295 kasus.


Selanjutnya, Gemala memaparkan bahwa kekerasan terhadap anak juga meningkat. Pada kasus kekerasan terhadap anak terus meningkat setiap tahunnya tercatat pada tahun 2019-2022. Ada 11.057 kasus pada tahun 2019, 11.278 kasus tahun 2020, dan tahun 2021 menjadi 14.517. 


Ini hanya sedikit fakta yang dapat kita jadikan tolok ukur akibat perempuan dipaksa menjadi tulang punggung keluarga. Karena bukan tidak mungkin data di atas hanya secuil fakta karena apa yang terjadi lebih besar dari data tersebut. Seperti fenomena gunung es. Inilah kalau sistem kehidupan tidak sesuai dengan akidah Islam.


Perempuan yang tugas utamanya adalah sebagai tulang rusuk, namun di sistem sekuler demokrasi kapitalis ini dipaksa untuk menjadi tulang punggung keluarga. Sehingga peran ibu sebagai ummun warrabbatul bayt, madrasah ula terabaikan.


 Peran Ibu dalam Islam


Dalam Islam, seorang perempuan selain hamba Allah, juga mempunyai tugas yang mulia, yaitu ummun warrabbatul bayt. Perempuan menyadari betul posisinya sebagai istri, sekaligus pengatur dalam rumah tangga nya. Seorang ibu layaknya sebagai manager, pengatur keuangan yang bertanggungjawab dalam rumah tangganya. Sekaligus berperan sebagai guru pertama bagi anaknya.


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي بَيْتِهِ وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْؤُوْلَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا

“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Suami adalah pemimpin dalam rumah tangganya dan dia akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Istri adalah pemimpin dalam rumah suaminya dan dia akan ditanya tentang yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).


Ibu bukan hanya sekadar mengandung, hmelahirkan, menyusui, merawat atau mengontrol anaknya. Namun seorang ibu mempunyai peranan penting dalam peradaban. Yaitu sekaligus pencetak generasi pemimpin peradaban yang akan datang. Pencetak generasi cemerlang dan tangguh. Dengan bekal iman dan ilmu akan ikhlas, sabar dan penuh kasih sayang dalam merawat anak-anaknya. Karena dia menyadari pentingnya peran seorang ibu dalam keluarganya sesuai aturan Allah Swt. Islam sangat memuliakan perempuan dan melindungi hak-haknya. 


Karena ibu berperan sebagai madrasah utana bagi anaknya. Islam menempatkan perempuan sesuai fitrah seorang perempuan, mereka akan paham posisi pentingnya sehingga terus membekali diri dengan menuntut ilmu agama. Karena seorang perempuan harus menjadi ibu yang mempunyai akidah Islam yang kuat. Untuk membentuk karakter generasi yang bertakwa, yang mempunyai pola pikir Islam, pola sikap dan kepribadian nya sesuai dengan akidah Islam. 


Seorang ibu akan perduli terhadap lingkungan, karena lingkungan pun mempunyai andil besar dalam membentuk karakter generasi. Karena ibu mempunyai sentuhan pertama terhadap anaknya sudah seharusnya perempuan kembali kepada fitrah sesuai dengan tuntunan syara'.


Namun dalam sistem kehidupan yang tidak menerapkan sistem Islam, sistem yang tidak menempatkan posisi perempuan pada tempatnya. Perempuan dipaksa keluar rumah untuk bekerja, demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahkan beralih fungsi menjadi tulang punggung keluarga. Untuk mencukupi kebutuhan dasar keluarganya. seperti sistem kapitalis ini yang menempatkan perempuan sebagai obyek untuk kepentingan para korporat. Dengan isu kesetaraan gender, l feminisme yang justru merendahkan martabat perempuan itu sendiri. Karena memang tidak dapat dimungkiri betapa sulitnya hidup dalam sistem kapitalis ini. Tidak ada jaminan kesejahteraan rakyat dalam sistem kehidupan yang berasaskan sekuler kapitalis yang diterapkan dalam kehidupan ini.


Islam Melindungi dan Meninggikan Derajat Perempuan


Hanya dalam sistem kehidupan yang diatur dengan Islam, perempuan akan dapat menjalankan tugas sebagai ibu dan pendidik utama, menyiapkan generasi pemimpin, bukan generasi buruh. Islam sangat memuliakan peran perempuan, yang berkeadilan. Islam tidak membenarkan perempuan menjadi tulang punggung. Karena dalam sistem Islam, kepala keluarga yang bertanggung jawab terhadap istri, ibu ataupun kerabat perempuannya. 


Dalam kepemimpinan khilafah Islam, yang memberi jaminan kehidupan kepada seluruh rakyatnya. Hal ini hanya dapat terwujud dalam sistem kehidupan yang mengambil sistem Islam yang menerapkan ideologi Islam dalam kehidupan, yang menerapkan hukum Allah Swt secara total dalam sistem kepemimpinan Islam.


Wallahu a'lam bisshawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak