Oleh : Azma Masroya
(Pemerhati Masalah Publik)
Anak adalah harta yang dititipkan oleh Allah yang paling berharga, Allah menitipkan untuk menjaga, melindungi, mendidik dengan memberikan pendidikan yang terbaik. Kehadiran anak akan selalu menjadi dambaan setiap keluarga, jadi selayaknya untuk dijaga karena sebelum kehadirannya pastilah doa yang tebaik hadir mengiringi kedatangannya. Ketika amanah diberikan anak ini dijalankan dengan baik pastinya akan menolong orang tuanya di akhirat kelak. Dan sejatinya Anak-anak itu amanah, hanya boleh dididik sesuai keinginan yang menitipkan, bukan sesuai hawa nafsu.
Sayangnya, tanpa disadari oleh orang tua saat ini mereka sedang melakukan eksploitasi anak. Mengapa seperti itu, dengan perkembangan media sosial yang sangat mudah untuk seseorang mendapatkan informasi bahkan bisa menjadi terkenal atau viral. Salah satunya dengan awal merekam momen kegiatan anak yang menurut orang tua lucu, justru dialihkan menjadi tuntutan konten karena banyak yang menyukainya dan semua tak lepas dari sebuah pundi-pundi rupiah.
Seperti yang sedang menjadi sorotan sekarang, seorang youtuber ternama yaitu Ria Ricis dan suaminya Teuku Ryan belum berhenti diperbincangkan. Pasalnya, pasangan satu ini mengajak bayinya Moana yang berusia 5 bulan untuk naik jetski dengan sedikit mengebut ke tengah laut.
Dalam video yang diunggah oleh Ria Ricis dalam akun Instagram pribadinya, Moana hanya digendong oleh Teuku Ryan yang mengendarai jetski. Ria Ricis dan Teuku Ryan sama-sama terlihat menggunakan pelampung, sedangkan tidak untuk bayi yang usianya belum genap satu tahun tersebut. Dilansir oleh Liputan6.com pada 6 Januari 2023. Hingga menuai keritikan Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait meminta Youtuber Ria Ricis untuk tidak mengeksploitasi anaknya hanya demi sebuah konten. Pada berita kompas.tv 11 Januari 2023.
Kasus eksploitasi anak bukanlah ini kali pertama sudah banyak terjadi dan bebas terlihat di mendia sosial sekarang, namun walaupun berbagai upaya telah dilakukan. Undang-undang pun sudah ada yang mengaturnya. Namun, hasil tak kunjung menemui titik terang dan masih terjadi hingga sekarang. Eksploitasi anak masih terus berjalan. Apa sebenarnya yang salah?
Selama masyarakat masih menggunakan kapitalisme dalam berfikir hingga adanya sekat antara si kaya dan si miskin. Si kaya yang bisa menikmati segala aktivitas yang diinginkan, menujukkannya atas pencapaiannya hingga membuat si miskin berharap bisa melakukannya, parahnya dengan pendidikan pas-pasan dan berharap bisa melakukan hal serupa, walau tak sama persis, seperti halnya membuat konten serupa.
Sejatinya kedudukan anak dalam Islam adalah tanggung jawab keluarganya, orang tua nya yang mendidiknya sedari kecil. Apalagi seorang ibu, karena ibu adalah madrasatuluula (sekolah pertama dan utama) bagi anak-anaknya dan bertanggung jawab terhadap pengasuhan dan pendidikan anaknya. Serta berperan penting menanamkan fondasi dasar pemahaman Islam menjadikan ketaatan kepada Allah di atas segalanya dan senantiasa menjauhi larangan-Nya, memahami dan patuh terhadap syariat, sehingga ketika kelak mereka memasuki dunianya yang berwarna, mereka paham bagaimana seharusnya seorang muslim bersikap.
Wallahu a’lam bishshawwab.
Tags
Opini