Oleh : Ummu Aqeela
Bucin alias Budak Cinta menjadi fenomena baru yang viral di tengah kaum milenial. Sebagaimana sebutannya sebagai budak cinta, tentunya ia berposisi layaknya budak yang boleh diperlakukan apa saja oleh orang yang memperbudaknya. Tentunya atas nama cinta, mereka bisa melakukan apa saja buat orang atau pihak yang dicintainya, bahkan sampai rela kehilangan nyawa atasnya.
Sepasang kekasih ditemukan tewas di dalam sebuah kamar hotel kawasan Ciputat, Kota Tangerang Selatan. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan keduanya ditemukan pada Selasa (3/1/2023) pukul 16.16 WIB.
Saat itu, petugas hotel mencoba menggedor kamar mereka karena waktu penyewaan sudah habis. Namun, saat berulang kali pintu digedor, tak juga ada jawaban dari keduanya. Lalu, petugas hotel pun kemudian membuka kamar menggunakan kunci master.
"Ditemukan petugas hotel. Waktu check out digedor-gedor tapi tidak ada jawaban, sehingga dibuka menggunakan kunci master," kata Zulpan, Rabu (4/1/2023).
Setelah membuka pintu, petugas hotel menemukan sepasang kekasih itu di terbaring di atas kasur. Keduanya dalam keadaan meninggal dunia dengan posisi berpegangan tangan.
Fenomena bucin di tengah kaum milenial ini merupakan gambaran dari sebuah generasi yang galau, mudah terombang - ambing arus jaman yang semakin liberal dan hedonis. Bagi mereka yang penting perasaan cintanya tersalurkan, bahkan penyaluran sudah terkategori di luar nalar yang sehat. Bucin membuat remaja dibutakan oleh cinta sehingga tidak mampu melihat kebenaran hakiki. Mereka tidak lagi mampu berfikir cemerlang kerena tujuan hidupnya hanya untuk sang pujaan hati. Cinta semu yang mereka banggakan sudah membuat mereka bodoh dan rendah. Berbuat dan berkorban atas nama cinta karena dorongan nafsu dengan meninggalkan petunjuk agama yang akan membawanya pada kemuliaan. Mereka bisa menjadi sebaik-baik makhluk jika mau mengikuti petunjukNya, ajaran Islam yang lurus dan mulia, sebaliknya menjadi seburuk-buruk makhluk ketika mengikuti hawa nafsu yang mengantarkan pada kesesatan.
Remaja adalah amunisi bagi sebuah bangsa, tonggak berubahnya sebuah peradaban. Keberadaan mereka dengan berbagai potensinya semestinya diarahkan untuk kemajuan peradaban . Karenanya remaja hendaklah disiapkan menjadi manusia terbina, baik secara pemikiran pun jua perilakunya. Jika generasi muda ini baik maka masa depan sebuah bangsa akan terlihat baik, sebaliknya kerusakan yang terjadi pada generasi muda menjadikan sebuah negeri harus banyak berkaca, menyoal masa depan mereka.
Menyikapi fenomena bucin yang banyak melibatkan remaja, Islam punya solusinya. Dalam islam, cinta adalah sebuah karunia dari Allah Sang Pencipta. Naluri berkasih sayang ini diberikan agar manusia bisa menjalani kehidupannya dengan sesama manusia secara harmoni. Melestarikan keturunan, serta saling tolong menolong dalam kebaikan. Karena itulah manusia membutuhkan aturan agar naluri berkasih sayang ini dapat tercurahkan dengan baik.
Remaja Muslim haruslah mengkaitkan setiap pemikiran dan perbuatan dengan Islam agar mereka tidak mudah dipengaruhi oleh gaya hidup sekuler yang menyesatkan. Kepribadian Islam yang kokoh akan menjadi benteng bagi mereka dari pengaruh buruk sistem sekuler. Banyak hal buruk dianggap biasa dalam Sistem yang menjauhkan umat dari keyakinanya. Peran Agama dikebiri hanya untuk mengatur hubungan mereka dengan TuhanNya. Kehidupan sekuler yang akan menjauhkan umat Islam dari agamaNya.
Bucin adalah salah satu contoh gaya hidup sekuler yang akan menjauhkan remaja Muslim dari ajaran Islam yang kaffah. Mereka berfikir bahwa Islam hanya mengatur tentang ritual keagamaan saja. Mereka tinggalkan Islam saat menjalani kehidupan. Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna yang mengatur seluruh aspek kehidupan dari yang kecil urusan ke kamar kecil sampai urusan politik yang bertujuan untuk mengurusi urusan rakyat dengan Islam. Semua hal diatur dalam Islam jadi tidak perlu mengambil ajaran dari luar Islam. Untuk bisa mengatur kehidupan kita secara kaffah dengan Islam, kita harus mengaji dan meningkatkan tsaqofah keislaman kita.
Jadi tidak ada kata cukup untuk belajar tentang Islam. Semakin bertambahnya umur keislaman Kita harus semakin mantap tidak goyah dan tergoda oleh buah pemikiran sekular yang seolah baik tapi menyesatkan. Mulai sekarang kita harus menjadikan Islam sebagai landasan berfikir kita dan juga solusi fundamental untuk seluruh masalah kehidupan. Apapun fakta yang ada disekitar kita harus dihukumi dengan Islam agar diketahui apakah sesuatu Itu benar atau salah, termasuk juga perilaku bucin yang tidak sesuai dengan Islam dan wajib ditinggalkan.
Generasi yang berkualitas dan tangguh adalah generasi yang memiliki keimanan yang kuat, memiliki kepribadian Islam (Syakhsiyah Islamiyah), berjiwa pemimpin sehingga mampu mempengaruhi dan melakukan perubahan di lingkungannya. Hal mendasar yang mempengaruhi kualitas sebuah generasi adalah pemikirannya, karena pemikiran yang mempengaruhi pemahaman, dan pemahaman yang akan mempengaruhi perilakunya. Pemikiran yang cemerlang (Fikrul Mustanir) akan mengantarkan para pemuda menjadi generasi yang unggul dan tangguh, yang bisa mengantarkan sebuah peradapan pada masa keemasan.
Wallahu’alam bishowab