Oleh : Khadijah An Najm (Aktivis Dakwah)
Seorang remaja berinisial M tewas usai menghentikan paksa satu unit truk yang tengah melaju dari Exit Tol Gunung Putri, Desa Gunung Putri, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Padahal Pemerintah Desa Gunung Putri telah melakukan pengawasan agar tidak ada kejadian penghentian paksa truk oleh remaja dan anak-anak.
Kades Gunung Putri, Daman Huri, mengakui selama beberapa bulan terakhir pihaknya melakukan pengawasan melalui CCTV Exit Tol pada malam hari. Namun, peristiwa tertabraknya M pada Sabtu (14/1/2023) terjadi pada siang hari.(Republika,15/01/2023)
Generasi Rusak
Sungguh sangat miris melihat perilaku generasi saat ini. Ada saja tindakan yang membuat kita pantas heran dan bertanya. Untuk apa menghentikan truk secara paksa? bukankah itu sangat berbahaya? Begitu banyak orang yang ingin selamat dari bahaya dan menghindari kecelakaan bahkan sebisa mungkin mencari cara yang aman supaya tidak celaka dalam perjalanan. Tapi ini kok mau mencelakai diri sendiri. Siapapun pasti sepakat bahwa menghentikan truk itu sangatlah berbahaya bagi keselamatan jiwa. Apalagi jika itu dilakukan oleh anak yang masih terhitung muda dan masih remaja tentu kekuatan fisiknya belum seberapa.
Jika benar itu demi konten dan untuk viral. Justru kita lebih heran lagi, apakah sudah tidak ada konten yang lebih berfaedah dan lebih aman untuk dibuat. Sungguh ini bukanlah prestasi yang layak dipuji. Ini justru menunjukkan kerusakan berfikir generasi sudah akut harus segera diobati. Sungguh tindakan ini diluar nalar kita bagaimana mungkin generasi sudah tidak peduli lagi dengan keselamatan nyawanya, konon lagi mau memikirkan keselamatan keluarga dan negerinya.
Buah sistem rusak
Kerusakan generasi memang semakin menggurita. Semua penyakit telah menggerogoti. Persoalannya semakin rumit dan sangat sistemik. Mulai masalah seks bebas, narkoba, tawuran, miras, judi, pinjol dan konten unfaedah. Sungguh ini sangat jauh dari gambaran generasi dambaan umat.
Sungguh ini tidak lain disebabkan sistem rusak yang telah merusak pola pikir dan pola sikap anak umat. Sistem sekuler telah menjauhkan umat dari pemahaman Islam yang benar. Sistem ini telah memisahkan agama dengan kehidupan sehingga generasi muda hidup tanpa pegangan agama yang kokoh. Di keluarga tidak mendapatkan pendidikan agama yang memadai. Di sekolah pendidikan agama hanya ala kadarnya apalagi jika sekolah umum. Di lingkungan pergaulan dan masyarakat justru semakin menjerumuskan. Akhirnya muncul generasi rusak secara sistematis dan struktural. Hidup hanya sekedar hidup tanpa visi dan tidak punya cita-cita mulia.
Kembalikan generasi cemerlang dengan Islam
Islam pernah memiliki generasi hebat. Generasi yang dalam jiwanya terpatri kuat cita-cita untuk mengemban risalah Islam dan membebaskan dunia dari kekufuran. Generasi yang siangnya bagaikan singa di medan perang dan pada malamnya menangis bersujud di depan Rabbnya. Generasi yang cinta akhirat dan memandang dunia tidak lain hanya jalan singkat untuk meraih akhirat nan abadi. Sungguh potret generasi gemilang itu seharusnya melekat kembali pada jiwa umat yang sakit ini.
Bagaimana caranya? Ya, upaya untuk menyadarkan diri dan kembali mengkaji Islam memang sangatlah mendesak. Ketika negara abai dengan kerusakan generasi. Ketika semua solusi tidak membuahkan hasil yang berarti. Ketika sistem merusak semua aspek kehidupan umat dan generasi. Memang harus ada yang sadar diri bahwa sudah tidak saatnya lagi berleha dan bersantai. Penyadaran,dakwah dan islam memang harus terus kita kaji.
Mengembalikan institusi Islam memang harus menjadi proyek bersama karena hanya dengan itu kemuliaan kembali kita raih sebagai umat terbaik. Generasi yang hancur dan rusak akan bersih bersinar kembali ketika diasuh dalam sistem Islam.
Penutup
Sungguh kita harus mengambil peran maksimal dalam penegakan sistem Islam karena hanya dengan itu generasi ini kembali cemerlang. Yuk jangan berputus asa, yuk tetap ngaji dan mendakwahkan islam. Jangan sampai kita ikut-ikutan menjadi korban sistem rusak. Karena kita sadar bahwa dunia ini hanyalah jalan meraih ridhoNya.
Sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau. Jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu, dan Dia tidak akan meminta hartamu.
(TQS. Muhammad : 36)
Wallahu 'alam
Tags
Opini