Eksploitasi Anak Demi Konten Dan Popularitas




Oleh : Amy Musa

Popularitas telah menjadi salah satu tujuan yang selalu ingin diraih dalam kehidupan hari ini. Dorongan eksistensi diri terkadang bisa menjadi hal yang membahayakan diri sendiri selain juga orang lain. 

Seperti aksi salah seorang YouTuber belum lama ini terlihat dalam video yang di unggah dalam akun instagram pribadinya, dimana dia dengan suaminya juga mengajak bayinya yang baru berusia 5 bulan menaiki jetski dan ATV (All Terrin Vehicle) menuai banyak kritikan dari warganet karena konten tersebut di nilai membahayakan keselamatan. Apalagi bayi di usia tersebut tentu belum mengerti dengan permainan yang di ajak oleh kedua orang tuanya itu.

Mengacu pada aturan menaiki jetski, mengutip laman Jet Drift, kebanyakan negara tidak memiliki batasan untuk penumpang. Namun ukuran tubuh anak sangat penting saat hendak berada di atas Jetski. Setiap penumpang diharuskan bisa meletakkan kedua kakinya di pijakan kaki Jetski yang di kendarai. Sedangkan dalam hal berat setidaknya anak harus memiliki berat badan minimal 18 pounds atau sekitar 8,16 kg. 

Pengendara juga dilarang membawa Jetski dengan kecepatan tinggi. Disarankan pula menggunakan mode kontrol kecepatan agar tetap aman. ATV juga punya resiko tak kalah bahaya dengan Jetski. Menurut panduan American Academy of Pediatrics (AAP), anak di bawah usia 6 tahun tidak diperbolehkan untuk mengendarai ataupun menumpang ATV. 

Sejak 1985 hingga 2015 kecelakaan saat bermain ATV sudah membuat lebih dari tiga ribu anak berusia di bawah 16 tahun meninggal dan hampir satu juta lainnya mengalami kecelakaan, jenis cidera yang banyak di alami adalah benjolan, memar, patah tulang, geger otak dan lainnya. 
(Liputan6.com,Jakarta)

Kondisi negeri negeri kaum muslim saat ini telah mengalami kemunduran berfikir sehingga sangat jauh dari ajaran Islam. Hal ini menjadikan orientasi hidup seorang muslim bukan lagi pada akhirat. Dorongan eksistensi rela menjadikan diri dan keluarganya ter ekspos secara terbuka, bahkan anak bisa menjadi korban eksploitasi guna meramaikan konten vlog milik orang tuanya. Tak ada lagi wilayah privasi. Mereka membuat konten dari yang diluar nalar hingga membahayakan nyawa. Demi tenar dan popularitas mereka abaikan prioritas. Dalam sistem sekuler, materilah yang tertinggi.

Dalam Islam, negara mendidik masyarakat untuk senantiasa berbuat sesuai dengan syariat. Adanya penindakan setiap pelanggaran syariat dengan sanksi yang bisa memberi efek jera dan sebagai bentuk perlindungan negara terhadap rakyat nya termasuk anak anak. Negara memberikan jaminan terhadap para suami untuk mendapatkan pekerjaan dalam rangka menjalankan kewajiban memberi nafkah untuk keluarga. 

Negara juga memenuhi kebutuhan dasar setiap warga nya (Pendidikan, Kesehatan) dengan biaya murah bahkan bisa saja gratis. Dengan demikian mereka para istri akan tetap ter fokus dalam mengurus dan mendidik anak anaknya juga semua urusan rumah, sehingga tidak akan ada istilah tulang rusuk menjadi tulang punggung dan tentu dengan hal ini akan membuat para ibu mampu melahirkan generasi yang berkepribadian Islam dengan sederet keterampilan yang akan memudahkan mereka dalam menjalani hidup juga beramal saleh untuk akhiratnya.

Tentang popularitas dalam Islam, Nabi Shallallahu'alaihi wa salam memerintahkan kita untuk menjauhi ketenaran dan puji pujian karena pujian itu fitnah. "Jauhilah sifat suka dipuji karena dengan dipuji puji itu seakan akan engkau di sembelih"(HR Ahmad).

Ketenaran bisa membinasakan dunia dan akhirat ketika kita sengaja mengejarnya hanya demi orientasi dunia semata, biar terkenal, biar di hormati atau karena tujuan receh lainnya. Jika memang qodarullah menjadi terkenal maka manfaatkanlah ketenaran tersebut untuk kebaikan dan memperjuangkan Islam,agar Allah Ridha.

Wallahu a'lam bish shawwab..

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak