Demi Konten, Haruskah Anak Dieksploitasi ?




Oleh : Eti Fairuzita
(Menulis Asyik Cilacap)


Kritikan untuk Ria Ricis dan suaminya Teuku Ryan belum berhenti. Pasalnya, pasangan satu ini mengajak bayinya Moana yang berusia 5 bulan untuk naik jetski dengan sedikit mengebut ke tengah laut.

Dalam video yang diunggah oleh Ria Ricis dalam akun Instagram pribadinya, Moana hanya digendong oleh Teuku Ryan yang mengendarai jetski. Ria Ricis dan Teuku Ryan sama-sama terlihat menggunakan pelampung, sedangkan tidak untuk bayi yang usianya belum genap satu tahun tersebut.

Begitupun dengan video saat keluarga ini main ATV, hampir lima ribu komentar masih mengkritik Ria Ricis dan Teuku Ryan.
Banyak yang berpendapat bahwa apa yang dilakukan Ria Ricis dan Teuku Ryan sangat berbahaya untuk anak usia 5 bulan. Apalagi bayi seusia Moana belum mengerti dengan permainan yang diajak oleh kedua orangtuanya itu. (Liputan6.com).

Adapun mengacu pada aturan naik jetski, apa yang dilakukan Ria Ricis dan suami memang keliru. Mengutip laman Jet Drift, kebanyakan negara tidak memiliki batasan resmi untuk penumpang jetski. Namun, ukuran tubuh anak sangat penting saat hendak berada di atas jetski.
"Jetski bisa sangat berbahaya, terutama jika operatornya terlalu ceroboh atau tidak berpengalaman," tulis keterangan dalam laman tersebut.

Terlebih, ada berat dan tinggi minimum untuk penumpang jetski. Setiap penumpang diharuskan bisa meletakkan kedua kakinya di pijakan kaki jetski yang dikendarai.
Sedangkan dalam hal berat, setidaknya anak harus memiliki berat minimal 18 pound atau sekitar 8,16 kilogram. Artinya, balita belum masuk kategori aman untuk ikut bermain jetski bersama orangtuanya karena ukuran badan yang belum memadai.
"Balita belum cukup tinggi dan kakinya tidak mencapai alas kaki di jetski. Ini berarti ada risiko yang jauh lebih tinggi untuk balita terjatuh," sambung keterangan itu.

Popularitas memang telah menjadi salah satu tujuan yang ingin diraih oleh sebagian besar manusia saat ini. Mirisnya, popularitas membuat seseorang abai terhadap hal-hal yang harus dijaga bahkan keselamatan anaknya sendiri yang masih bayi. Dorongan eksistensi diri menjadi hal yang membahayakan keselamatan, sementara arus kehidupan justru dikuasai hal ini. Di tambah lagi, popularitas dalam sistem kehidupan kapitalisme sekuler menjadi sumber pundi-pundi uang yang menggiurkan. Tak heran, masyarakat terpengaruh dalam gaya hidup materialis dan hedonis. Beramai-ramai memilih atau bahkan beralih profesi menjadi konten kreator youtuber.

Penerapan sistem kapitalisme dalam segala aspek kehidupan, termasuk pendidikan menjadikan para ibu pun tidak memahami perannya sebagai pengasuh, pelindung, dan pendidik anak-anaknya.
Berbeda dengan Islam.
Islam, merupakan din (agama) yang sempurna telah memposisikan anak sebagai anugrah dan amanah dari Allah subhanahu wata ala yang harus dipertanggungjawabkan oleh setiap orang tua. Disisi lain, anak merupakan aset generasi mendatang yang memegang estafet perjuangan kedua orang tuanya.

Orang tua diberi amanah oleh Allah swt dengan kehadiran anak bukan hanya untuk kehidupan di dunia semata, melainkan juga untuk kehidupan di akhirat. Dalam Islam, orang tua wajib menjaga tumbuh kembang anak dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. Karena itulah, Islam memberikan tuntunan bagi perempuan dan ibu bagaimana menjalankan kehidupan termasuk dalam menjaga keselamatan anak. Tidak hanya itu, Islam juga mewajibkan negara untuk menjadi pelindung rakyatnya, termasuk anak-anak.

Setiap orang tua wajib mempersiapkan diri untuk menjaga keselamatan anak sejak dalam kandungan hingga dilahirkan.
Kemudian berlanjut sampai anak dewasa dan siap membangun rumah tangganya sendiri. Bahkan terkadang orang tua masih dibutuhkan untuk mengawal kelanjutan hidupnya, sehingga anak tetap terjaga dalam kehidupan yang baik.
Melalui sistem pendidikan yang berbasis akidah Islam, orang tua dibekali oleh negara untuk memahami kewajiban-kewajiban yang melekat pada orang tua ketika memiliki anak.

Sistem pendidikan ini juga akan membentuk para orang tua yang memahami tujuan hidup tertinggi yang mereka jalani adalah untuk mendapatkan keridhaan dari Allah swt. Bukan untuk mendapatkan materi atau harta sebanyak-banyaknya hingga melalaikan perkara halal dan haram.
Anak adalah aset generasi mendatang yang sangat berharga. Di tangan merekalah tergenggam masa depan umat. Oleh karena itu, merupakan suatu keharusan bagi para orang tua dalam mempersiapkan dan memperhatikan strategi pengasuhan yang baik untuk anak-anak termasuk proses tumbuh kembang anak. Ini semua dalam rangka mengarahkan dan membimbing mereka menuju tujuan yang diharapkan yaitu demi mewujudkan generasi masa depan yang berkualitas.

Salah satu hak yang harus dipenuhi orang tua dan negara atas anak adalah mendapatkan perlindungan dan keamanan. Perlindungan dan keamanan yang dimaksud di sini adalah perlindungan dari berbagai macam ancaman, kekerasan baik fisik maupun psikis, serta hal lain yang membahayakan anak. Artinya, orang tua dilarang mengeksploitasi anak dalam bentuk apapun.

Negara akan hadir sebagai pihak yang menjalankan sanksi sesuai hukum syara. Jika terjadi eksploitasi anak, meski dilakukan oleh orang tuanya sendiri. Seluruh aturan yang menjamin hak perlindungan atas anak ini hanya akan terwujud dalam sistem kehidupan yang diberkahi oleh Allah, yakni sistem Islam kaffah yang diterapkan di bawah institusi Khilafah Islamiyah.

Wallahu alam bish-sawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak