Demi Konten dan Popularitas Anakpun Dieksploitasi?



Oleh : Mawaddah_Sopie



Liburan akhir tahun akhirnya datang juga. Bertepatan pula dengan liburan semesteran anak sekolah. Semua warga +62 menyambut penuh suka cita. Sampai-sampai hotelpun penuh. Dan tempat rekreasi serta tamasya banyak dikunjungi. Takterkecuali yang dilakukan selebriti atau publik figure di Indonesia.

Contohnya saja seperti yang dilakukan Ria Ricis. Youtuber ini liburan ke daerah pantai untuk menghabiskan masa libur akhir tahun dan awal tahun 2023. Namun amat sangat disayangkan, liburan yang seharusnya menyenangkan disaksikan banyak pasang mata, sedikit terusik dengan kicauan netizen di sosial media.

Pasalnya Ria Ricis dan suaminya Teuku Ryan mendapatkan kritikan pedas dari netizen. Hal tersebut dilatarbelakangi karena pasangan baru ini mengajak bayinya Moana yang berusia 5 bulan untuk naik jetski dengan mengebut ke tengah laut tanpa pelampung. Moana hanya digendong oleh Teuku Ryan yang mengendarai jetski. (liputan6.com.06/01/2023).

Reaksi netizen tentunya hal yang lumrah terjadi. Bisa jadi ini peringatan sebagai tanda sayang dan perhatian terhadap idolanya. Dan tindakan dari ria ricis memang boleh dibilang terlalu berani karena mengancam keselamatan sang bayi. Dalam hal ini netizen memandang pembuatan konten dengan melibatkan anak, apalagi dilakukan untuk sesuatu yang berbahaya bisa dikategorikan kegiatan mengeksploitasi anak. Terlebih jika terselip niatan ingin viral untuk meraup pundi - pundi rupiah.

Seharusnya Ria ricis berkaca pada kasus yang terjadi di negri kita sebelumnya. Dimana seorang balita meninggal karena perjalanan jauh yang dilakukan dengan sepeda motor untuk menonton sepak bola.
Jangan sampai karena keegoisan dan kelalaian orang tua. Sesuatu yang hal yang buruk terjadi pada anaknya.

Semua terjadi karena efek sistem kapitalisme Sekuler yang diadopsi di masyarakat. Standar kehidupan masyarakat kapitalis sekuler adalah materi atau uang. Dan trendnya saat ini, untuk meraih uang atau materi tersebut dengan mudah adalah melalui popularitas atau viral.

Popularitas telah menjadi salah satu tujuan yang ingin diraih dalam kehidupan sekarang.  Mirisnya popularitas membuat seseorang abai akan hal-hal yang harus dijaga, bahkan keselamatan anaknya sendiri yang masih bayi. Dorongan eksistensi diri bisa menjadi hal yang membahayakan keselamatan. Arus kehidupan justru dikuasai hal ini. 

Dalam sistem pendidikan kapitalisme sekuler, seorang ibu tidak terdidik untuk menjadi sosok pengasuh, pelindung dan pendidik anak - anaknya. Beda halnya dalam sistem syariat Islam. Anak itu pemberian Alloh SWT sekaligus anugerah yang harus dijaga. Dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Anak juga aset atau tabungan akhirat yang harus dijaga tumbuh kembangnya dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. 

Islam itu sendiri memberikan tuntunan bagaimana seorang perempuan dan ibu menjalankan kehidupan termassuk dalam menjaga keselamatan anak dari dalam kandungan sampai dewasa nanti saatnya menikah. 

Sistem Islam juga mendidik para orangtua bahwa tujuan hidup seorang muslim adalah untuk mengejar keridhoaan Alloh SWT. Bukan untuk materi semata. Sehingga prinsip aqidah Islam ini menurun kepada generasi selanjutnya. 

Dan Islam juga mewajibkan negara untuk menjadi pelindung setiap rakyat termasuk  anak-anak. Agar terlindungi dari berbagai ancaman. Baik fisik maupun psikis. Itu membuktikan bahwa aturan Islam melarang keras eksploitasi anak dalam bentuk apapun. Disinilah negara harus berperan dengan memberikan sanksi dan hukuman kepada masyarakat yang melanggar aturan tersebut. (Muslimah news.com. 12/01/2023)

Begitu jelas bukan aturan dalam Islam mengenai perlindungan terhadap generasi Islam? Dan ini semua hanya bisa terwujud. Jika Islam diterapkan secara kaffah (menyeluruh). Wallohualam bisdowab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak