Liberalisme Menyuburkan Seks Bebas

Oleh : Ade Nugraheni


Kementerian Kesehatan RI melaporkan hingga Juni 2022, ada sekitar 522.674 kasus HIV yang tercatat di Indonesia. Propinsi DKI Jakarta dengan kasus terbanyak yaitu hampir 100 ribu kasus. Data kasus HIV/ AIDS di Indonesia cenderung terus meningkat.

Persentase HIV berdasarkan faktor risiko yakni: Heteroseksual 28,1 persen,Homoseksual 18,7 persen,Penggunaan NAPZA suntik 3,7 persen,Tidak diketahui 33,4 persen, Lain-lain 16 persen (https://health.detik.com/30 Agu 2022).

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) bukanlah penyakit turunan, akan tetapi kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah kita lahir. Sebagian besar orang tertular HIV melalui hubungan seks dengan orang yang terinfeksi HIV, penggunaan jarum suntik bergantian dengan orang yang terinfeksi HIV, kelahiran oleh ibu yang terinfeksi, atau disusui oleh perempuan yang terinfeksi HIV, melalui transfusi darah yang mengandung HIV. (https://spiritia.or.id/artikel/detail/3)

Terkait penyebab penularan HIV, ahli penyakit tropik dan infeksi dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo dr Erni Juwita Nelwan, SpPD, menjelaskan ada sejumlah perilaku yang mempermudah penularan terjadi. Perilaku tersebut adalah seks bebas (heteroseksual dan homoseksual), berganti-ganti pasangan tidak menggunakan pelindung (kondom), dan menggunakan jarum suntik secarabergantian (https://health.detik.com/30 Agu 2022 ).

Tingginya tingkat penyebaran penyakit HIV/AIDS tidak bisa dilepaskan dengan semakin digaungkannya paham liberalisme, kebebasan berperilaku. Dimana setiap individu bebas berperilaku tanpa sebuah aturan. Hal ini akan menghantarkan pada hubungan seks bebas, baik pasangan berlainan jenis (heteroseksual) yang tanpa ikatan pernikahan, maupun pasangan sejenis baik laki-laki dengan laki-laki (homosex), ataupun perempuan dengan perempuan (lesbi). Hal ini diperparah dengan semakin maraknya kampanye LGBT,” dengan mengatas namakan kebebasan, maka seks bebas dianggap sesuatu yang wajar.

Fenomena seperti ini tentu tidak bisa dibiarkan jika kita mengignginkan generasi hebat yang memiliki akhlak mulia. Tidak cukup dengan menggalakkan pengobatan Orang dengan Penderita HIV/AIDS (ODHA) , tidak cukup dengan obral alat kontrasepsi yang malah membuat orang lebih leluasa berzina, atau pembagian jarum suntik steril dan metadon sebagai penganti zat adiktif. Itu semua tidak akan menghentikan penularan penyakit HIV/AIDS.

Karena, solusi sebenarnya adalah manusia harus kembali ke fitrahnya yaitu aturan Tuhan yang menciptakan manusia, alam dengan segala isinya, yaitu Allah SWT. Allah SWT telah menciptakan sebuah system yang paripurna, yang mengatur semua perbuatan manusia, termasuk mengatur tata pergaulan. Allah berfirman: 
….Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridoi Islam sebagai agamamu……. (QS Al-Maidah :3)

Allah SWT pun berfirman :
…..Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (QS An-Nahl:89).

Wallahu'alam bishowab


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak