Ketika Remaja Mendewakan Cinta




Oleh: Khasanah Isma


Masa remaja, setiap orang pasti pernah mengalaminya, sebuah fase di mana seseorang sedang tumbuh semangat hidup yang tinggi, suka mencoba hal-hal  baru, apalagi bila ditopang dengan fisik yang tangguh.
Jelas hal itu merupakan aset strategis, tidak hanya bagi remaja sendiri tapi juga masyarakat, terlebih jika pada usia tersebut para remaja sudah ditanamkan pemahaman aqidah Islam yang  kokoh tentang hakikat hidupnya,  terkait Siapa yang  menciptakan mereka, untuk apa mereka dicipta, dan kemana meraka setelah tiada?

Maka jika mereka mampu menjawab dan memahami pertanyaan tersebut dengan pemahaman yang benar, tentunya para remaja akan tumbuh menjadi pemuda yang tidak  kehilangan arah, 
tidak galau ketika  menghadapi masalah,  dan yang paling penting adalah  tunduknya mereka pada hukum syarak. 
Tiga pertanyaan tersebut adalah simpul besar/ uqdatul qubro yang harus diuraikan terus menerus kepada para remaja , agar mereka  menjadi pemuda yang mengenal jati dirinya sebagai muslim. 

Usia remaja adalah masa yang sangat produktif, dari segi potensi skillnya, intelektualitasnya dan ruang geraknya,karena pada masa inilah pemikiran mereka telah terbentuk dengan sempurna,bahkan jika diarahkan secara tepat dan benar, kekuatan remaja sebagai  pemuda mampu  mengubah peradaban, islam tidak pernah kehabisan sirroh dan sejarah bagaimana para pemuda diusia remaja menjadi pendobrak peradaban pada masanya, seperti Mushab bin umair ketika remaja 14 tahun sudah rajin ikut kajiannya  Rasulullah, dimana Rasul saw mengisi kajian, disitulah ia mencari, walaupun  pada masa itu mendapat penentangan keras dari ibundanya, hingga diusir dari rumah dan tak lagi di akui sebagai anak, lihatlah bagaimana sirroh Ali bin Abi Thalib yang sejak usia remaja dia rela mengabdikan dirinya untuk melindungi nyawa Rasulullah dari serangan orang kafir Qurays, lalu Muhammad Alfatih Panglima perang remaja  yang mampu menaklukan tembok Konstantinopel dengan penuh keimanan dan strategi perang yang mumpuni, Sholahudin Alayyubi pembebas Jerusalem, belum lagi Mujtahid tersohor Imam Syafi'i yang karya kitabnya menjadi rujukan para ulama, dan yang lainnya, 
maka wajar jika kita beranggapan bahwa remaja hari ini adalah calon pemimpin masa depan, baik itu remaja laki-laki maupun perempuan,namun  bagaimana mungkin remaja saat ini dapat melejitkan potensi mereka ke arah yang positif jika kondisi  saat ini mereka digempur oleh pemikiran sekuler melalui ide-ide kebebasan yang datang dari kafir barat?, sehingga membuat para remaja lebih fokus untuk hal yang tak berfaedah daripada mempelajari Islam kaffah, remaja saat ini lebih tertarik membuat/ menggali  konten nirmanfaat dan lebih menggaungkan maksiat, apalagi remaja yang terjebak  pergaulan dengan lawan jenis,terjebak dengan aktivitas pacaran, kebanyakan dari  remaja merasa insecure di depan teman- temannya nya jika  belum punya gandengan, alhasil  demi sebuah pengakuan dicarilah sosok idaman versinya, setelah ketemuan lalu jadian.

Awalnya hanya jalan ,sekedar mengobrol dan makan, lalu setelahnya akan terjadi kontak fisik , sebab rasanya mustahil jika gaya pacaran itu terhindar dari kontak fisik,  ,mengingat  gadget yang kesehariannya  begitu lekat dengan  remaja saat ini  tidak pernah berhenti  mengkampanyekan pergaulan yang liberal ,khalwat, ikhtilath, pakaian minim yg memperlihatkan aurat, dari mulai syair lagu lagu yang mengumbar cinta,berbagai podcast gaya berpacaran anak jaman now, buku bacaan hingga drama Korean ,  semua bertemakan tentang cinta,
maka  sudah tentu pola pikir mereka pun  akan  terbentuk dan mencontoh, hingga jadilah mereka para remaja yang mendewakan cinta,  sampai akhirnya terjebak aktivitas zina,  terlebih jika  mengantongi restu dari orang tua, fix mereka akan menjadi pemuda yg kehilangan arah, hidupnya pun penuh masalah, karena standar baik- buruk, halal -haram dalam hidupnya tidak dilihat dari sudut pandang islam. 

Mendewakan cinta faktor penyebab tingginya angka dispensasi nikah

Sebetulnya rasa cinta itu normal kok, karena memang fitrahnya manusia Allah bekali rasa cinta, hanya saja tugas kalian sebagai remaja , adalah bagaimana mengarahkan rasa tersebut supaya tidak salah ketika mengekspresikannya, memang ada cara
nya? Ada. 

Bagaimana caranya? ya ikuti aturan Allah . 
Allah memerintahkan kita untuk  menjaga pandangan, membatasi  interaksi dengan lawan jenis seperlunya saja, menutup aurat sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW agar tak mengundang perhatian lawan jenis, 
Jika sudah mengusahakan hal tersebut tapi masih juga   muncul rasa itu lalu harus bagaimana?

ya ndak perlu bingung, alihkan saja perhatianmu  ke hal yang  lain, bukan malah mencari jalan untuk bisa bertemu atau mencari tahu sosok yang  mencuri perhatian kita, naikan Ghorizah tadayun/ naluri ke bertuhanan dengan  banyak  beribadah dan datang ke  kajian islam, maka cara itu setidaknya akan menekan Gharizah Nau / nafsu, 
salurkan energi kita untuk lebih menggali potensi diri agar rasa gelisah yang  muncul akibat hawa nafsu itu berkurang, misal dengan  berkumpul bersama  komunitas  para jomblo yang  karena Allah( jomblo fiisabiilillah), nah disitu kalian bisa saling menguatkan untuk tak terjebak dalam pergaulan bebas, karena begitu banyak hari ini remaja yang mendewakan cinta akibat tidak menjaga interaksinya, hingga melakukan zina , bahkan  berujung pada  kematian yang dipicu rasa cemburu, ada pula yang  sampai terinfeksi HIV AIDS, angka remaja yang terinveksi HIV AIDS hingga Desember ini mencapai angka 12.553 dan hal itu terjadi karena  hubungan seksual pra nikah( berita situs Kemenkes) , 

Tingginya permintaan 
dispensasi nikah (pengajuan nikah di usia remaja )  tahun ini khususnya dipulau Jawa 
pun tak lepas dikarenakan 
maraknya kasus pergaulan bebas , pernikahan usia dini yang terjadi saat ini angkanya bukan main - main,  nikah usia remaja yang saat ini kerap terjadi  bukan  karena ingin mencegah para remaja dari  perbuatan zina, tapi memang karena sudah terlanjur berbuat zina, sehingga mereka dinikahkan , jelas  hal ini sangat jauh dari tujuan pernikahan dalam  Islam yang begitu agung , yakni  menjadikan pernikahan sebagai  bentuk  ibadah dalam  menyempurnakan setengah agama. 

Istilah : Ngandung dulu baru Ngundang ,  semakin meningkat sejak awal pandemi 2019,  hingga kini, padahal biaya pengajuan dispensasi nikah ke KUA terbilang  mahal antara 7 sampai dengan 10 juta, namun demi menghormati norma  dan menjaga nama baik keluarga, pernikahan dibawah usia ( diluar usia yang ditetapkan negara ,19 tahun)itu pun kerap  terjadi pasca anak remaja mereka  berbuat zina.

Orientasi berpikir kebanyakan para orang  tua yang melepas  anaknya berpacaran adalah : tidak    apa - apa anak mereka pacaran asal jangan  hamil duluan,  asal jangan sampai berzina, padahal bukankah  pacaran itu seluruh  aktivitasnya  adalah zina?
 zina mata, zina tangan, zina pikiran sampai pada tahap yang paling parah yaitu zina kemaluan, zinanya mata dengan  memandang, zina tangan dengan sentuhan, zina hati dengan memikirkan ,zina kemaluan dengan berhubungan badan,
Lalu, adakah aktivas pacaran yang terlepas dari zina ? 

Pola pikir para orang tua tersebut tentunya tidak lepas dari mengadopsi budaya kafir barat, mereka para orang tua di Barat pun   mengizinkan anaknya  berkencan, dengan syarat membawa alat  kontrasepsi / kondom, untuk mencegah kehamilan, 
bayangkan jika sebagian besar  keluarga muslim mengadopsi pola asuh yang sama seperti orang kafir barat,akan jadi apa pemuda saat ini dan  ketika mereka telah  dewasa nanti? 
Bagaimana mungkin Islam akan mencapai peradaban yang gemilang dan menjadi kuntum khoiru ummah? .

Lalu siapa yang paling bertanggung jawab atas keadaan ini?
Ketika keluarga, hukum adat dan norma masyarakat sudah  tak lagi mampu membendung permasalahan remaja ,dalam hal ini maka negaralah yang paling bertanggung jawab  membuat efek jera guna melindungi generasi, dari mulai pembenahan sistem  pendidikan, sampai dengan pemberian sanksi tegas perundangan  terhadap para pelaku kemaksiatan dan pelopor sekularisme , bukan malah mempersilahkan warga negaranya bermaksiat dan  mengatasnamakan Hak Asasi Manusia  dengan dalih itu ranah privasi ,  
seperti yang kafir barat kampanyekan di berbagai negara yang mayoritas muslim,
lalu  apakah mungkin negara membuat sanksi tegas kepada pelaku zina dan peloporya jika masih menggunakan hukum sekuler sebagai perpanjangan tangan Kafir Barat? 
Tidak. 
 
Keadaan sama sekali tidak akan pernah berubah jika sistem negara tidak beralih kepada hukum Islam yang kaffah, tanpa hukum Islam yang kaffah barat akan selalu mencari celah untuk menggolkan berbagai  proyek ide kebebasanya.

Barat tidak akan pernah berhenti menyerang pemuda  khususnya generasi muda Islam lewat berbagai hegemoninya,  mereka lebih  paham bahwa cara untuk menghambat kemenangan Islam agar tidak terwujud  yaitu dijauhkan lebih  dulu pemudanya dari pemikiran Islam, disuguhkan dengan berbagai hiburan yang  menyenangkan hingga membuat pemuda lalai, intinya mereka berupaya keras agar para  pemuda muslim malas dari keinginan  menuntut ilmu dan beribadah.

Barat jauh lebih paham bahwa dua kekuatan itulah yang mampu mewujudkan umat  Islam sebagai umat terdepan dan terbaik, yaitu jika pemudanya berilmu dan beramal soleh akan tamatlah riwayat mereka,kafir barat paham bahwa  Islam  melalui pemudanya  yang dianggap sebagai aset strategis adalah ancaman nyata bagi kelangsungan penjajahan yang mereka lakukan.

Oleh karenanya kegigihan mereka merusak pemuda 
terutama muslimahnya  yang selalu dibidik  oleh barat untuk mencintai budaya  hedonis,memuja artis,memunculkan jiwa konsumeris dan pemikiran liberalis, karena mereka paham  bahwa wanita dalam Islam itu merupakan pondasi yang menguatkan bangunan, jika ingin bangunan Islam rusak, maka dirusak terlebih dahulu  wanitanya, dijauhkan dari ketaatan terhadap agamanya, jika para muslimah  sebagai pondasi telah sempurna rusak,    maka akan rusak  pula generasinya, keturunannya , karena mereka meyakini bahwa keturunan yang  taat hanya akan  lahir dari rahim yang taat  dan didikan yang taat,  barat sangat mengerti itu. Mereka tidak akan berhenti untuk  menjauhkan para pemuda ,terlebih kalangan  muslimah muda  dari  pemikiran sekuler (memisahkan nilai- nilai agama dari kehidupannya ) hingga  para pemuda Islam benar- benar memiliki pola pikir yang liberal  kaffah.

Jadi wahai para pemuda khususnya muslimah, tetaplah menjaga kewarasan cinta agar cintamu tak ternoda, karena cinta sejati itu adalah cinta yang dimana  rasa cinta tersebut justru menambah ridho Allah terhadap kita, bukan malah semakin menjauhkan kita dari ridhoNya,
Apakah pacaran 
 mengundang ridho Allah?
Tidak. 

Dan cinta sejati itu artinya Taat, bukan Maksiat
Apakah pergaulan yang bebas dengan lawan jenis adalah bentuk ketaatan atau kemaksiatan? 
yang justru hal itu merendahkan harga diri muslimah karena  dipaksa ridho untuk berdekatan dengan lelaki yang bukan mahram, yang kapan pun bila  dia mau dapat memutuskan hubungan karena memang tidak ada ikatan komitmen untuk yang namanya pacaran,
oleh karena itu para remaja, jaga cintamu dan muliakan hidupmu dengan aturan Islam, hingga Allah mendatangkan keputusanNya kepada siapa cintamu berlabuh secara terhormat dan bermartabat, karena kita akan dipersatukan dengan orang yang sama seperti kita.
Selamat menjaga kewarasan cinta dengan memegang teguh aturan Allah.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak