Ironis, Suka Cita diatas Gempa Rakyat Cianjur





Oleh: Roudhatul Jannah Sinaga

Aktivis Dakwah Muslimah

Jakarta, CCN Indonesia-- acara nusantara bersatu yang digelar relawan jokowi menyisakan sampah berserakan yang mengotori Gelora Bung Karno (gbk), senayan, jakarta pusat, sabtu(26/11).

Penampakan lautan sampah di gbk tersebut menjadi sorotan publik dan berujung viral di media sosial.

" Miris bukan, adanya pertemuan relawan di tangan bencana cianjur yang masih sangat membutuhkan pertolongan dan bantuan. Tentunya pertemuan tersebut menghabiskan biaya yang cukup besar, dan seharusnya biaya sebesar itu dimanfaatkan untuk masyarakat yang mengalami bencana alam seperti Cianjur. Namun nyatanya para pemimpin malah mengurus kepentingan pribadi, sungguh sangat disayangkan.

Apalagi seorang presiden seharusnya turun tangan untuk melihat kondisi rakyatnya dan memikirkan masyarakatnya yang terkena dampak gempa tersebut.
Seharusnya ada langkah-langkah mustanir dalam menangani permasalahan yang timbul Akibat bencana alam di Indonesia.
Sangat tidak masuk akal ketika warga cianjur membutuhkan bantuan tetapi presiden dan para jajarannya hanya memperebutkan kursi kepemimpinan yang ingin dikuasai, sehingga mereka tidak berempati atas duka rakyatnya.

Ada 500 personil pasukan orange dikerahkan untuk membersihkan sampah sampah yang hampir mencapai 31 ton?
Coba bayangkan bagaimana kalau 500 orang itu membantu warga yang ada di cianjur supaya meringankan beban mereka, sehingga mereka terbantu segera bisa membereskan sisa-sisa dari reruntuhan gempa dan agar rakyat Cianjur bisa menormalkan perekonomian dan juga kehidupan mereka sehari-hari.

Seorang presiden harusnya bersegera untuk menolong masyarakatnya yang terkena bencana. Bukan hanya berkumpul membicarakan agenda-agenda politik demi mempertahankan kekuasaan di pertarungan politik, masih ada yang lebih penting dari sekedar urusan tersebut, yaitu kehidupan masyarakat yang sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah.

Presiden dalam hal ini berperan penting untuk kesejahteraan masyarakatnya, bukan mementingkan ego untuk semaunya melakukan berbagai hal yang bukan kepentingan rakyat. korban di cianjur sangat membutuhkan dukungan empati, juga materi dari pemerintah. Jadi sungguh sangat disayangkan rezim justru menggelar kegiatan yang hanya menghasilkan tumpukan sampah, bukan tumpukan solusi untuk kesejahteraan rakyatnya.

Sungguh berbeda jika hal ini terjadi dalam sistem Islam, pemimpin dalam islam akan membantu dengan sigap untuk kepentingan masyarakatnya. Bersegera memberikan pertolongan batas apa yang dibutuhkan korban bencana alam. Kemudian berusaha untuk mengantisipasi agar ketika bencana alam akan datang rakyat bisa sejak dini mendapat pemberitahuan sehingga tidak banyak memakan korban jiwa.

Sikap rezim kita Sangat berbeda sekali dengan sikap Umar bin Khattab yang menahan dirinya untuk tidak makan enak karena begitu prihatin dengan nasib rakyat. Sedangkan para pemimpin kapitalis sanggup untuk bersenang-senang sementara rakyatnya dalam musibah.


Wallahu'alam bishawab.....

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak