Hati Seorang Pemimpin




Oleh : Maulli Azzura

Setiap amanah adalah tanggung jawab, terlepas ia memimpin apa yang diamanahkan kepada dirinya. Seorang kepala negara maka ia akan bertanggung jawab penuh terhadap urusan rakyatnya. Sedikit saja lalai maka ia akan mendapatkan hisab kelak di hadapan Allah SWT.

Negara adalah pelindung untuk rakyatnya dan pemimpin adalah pelayannya. Maka segala sesuatu yang terjadi baik buruknya keadaan , pemimpin wajib memberikan solusi untuk rakyatnya. Bukan malah acuh bahkan enggan atau empati terhadap keluh kesah yang dihadapi rakyatnya. Dua pekan terakhir ini bangsa indonesia sedang berduka.

Jumlah korban meninggal menjadi 334 orang melayang dengan tragedi bencana alam di Cianjur Jawa Barat. ( Detiknews.com 13/12/2022)

Tentunya peristiwa ini menjadi perhatian khusus bagi kita semua. Namun lagi- lagi pemimpin negri ini mempertontonkan aktivitas politik yang penuh kebrutalan. Bagaimana tidak? dana yang harusnya bisa digunakan untuk meringankan beban rakyat yang sedang terkena musibah, malah dihambur - hamburkan. Apakah pemimpin seperti ini layak mendapat kan predikat pemimpin yang amanah?

Sama sekali tidak, presiden dan koloninya justru membuat acara yang mengecewakan publik. Tak hanya itu saja, dalam acara tersebut banyak mempertontonkan kemaksiatan dan kebohongan demi meraup simpatisan yang tak ayal adalah sebuah aktivitas politik kotor demi melangsungkan oligarki kekuasaan nya di kancah politik 2024. Dimana hati nuraninya dan tanggung jawabnya sebagai sosok pengayom rakyat?.

Google Indonesia menyuntikkan dana sebesar 1,2 juta dollar AS atau setara Rp 18,7 miliar ke CekFakta, organisasi yang bekerja sama dengan 24 media online untuk melakukan pemeriksaan fakta. Pengumuman pemberian dana tersebut dilakukan dalam sebuah acara Google for Indonesia yang dilaksanakan di Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan, Rabu (7/12/2022). Pendanaan tersebut ditujukan untuk membekali lebih banyak organisasi maupun perusahaan media di Indonesia agar dapat lebih terampil dan memiliki sejumlah alat yang mumpuni untuk melakukan pengecekan informasi menjelang pemilu 2024. (Kompas.com 07/12/2022)

Islam mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus dapat dijadikan panutan atau suritauladan dalam mengaktualisasikan nilai-nilai agama dan moralitas dalam kehidupannya, dengan selalu memiliki keluhuran hati dan jiwa, rendah hati, jujur, tidak suka segala bentuk penindasan dan kekerasan, pemaaf, penuh kasih sayang dan kepedulian yang melebihi pedulinya terhadap dirinya sendiri. Karena kepemimpinan adalah amanah yang sangat berat bahkan bisa menjadikannya tergelincir ke dalam neraka.

Rasulullah SAW bersabda : “Siapapun pemimpin yang menipu rakyatnya, maka tempatnya di neraka” (HR Ahmad).

Menipu dalam artikulasi yang luas juga dimaknai sebagai tindakan lalai dan sejenisnya. Padahal sangatlah jelas bahwa pemimpin harus mempunyai karakter yang amanah ( jujur) bukan sebaliknya. Inilah pentingnya menjadi pemimpin harus punya hati nurani ( hati yang tunduk dengan syariat Allah ).

Namun yang jadi pertanyaan seperti apakah pemimpin yang melayani itu?

Kepemimpinan bukanlah sekedar masalah prestise pada jabatan yang dimiliki. Bukan hanya sekedar kedudukan,kekuasaan dan bukan pula sekedar memiliki pengetahuan intelektual yang tinggi mengenai kepemimpinan. Harus ada keseimbangan antara kemampuan intelektual dengan kepemilikan karakter pribadi yang baik yang dibangun dari pengembangan kualitas kemampuan emosional dan spiritual.

Namun yang terpenting adalah seorang pemimpin harus mempunyai sikap hati yang melayani yang terpancar melalui kerendahan hati. Karena seorang pemimpin yang sering mengunggulkan diri, pada umumnya lebih sering jatuh. Jadi kepemimpinan yang melayani adalah kepemimpinan yang lebih didasarkan pada kerendahan hati (Humble). Sehingga ia akan mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap segala urusan rakyatnya.

Wallahu A'lam Bishowab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak