Oleh Maftucha
Anggota Aliansi Penulis Rindu Islam
Generasi sandwich, kalau dengar nama sandwich bayangan yang ada di kepala kita pasti roti yang ditumpuk dengan sayur, daging dan di tutup kembali dengan roti, pasti lezat. Itu kalau kita berbicara roti, lalu apa hubungannya dengan generasi?
Generasi sandwich adalah sebuah istilah yang menggambarkan generasi yang memikul beban hidup dua generasi, yakni generasi tua dan generasi muda. Generasi tua itu adalah orang tua mereka yang sudah tidak bekerja lagi, bisa karena kondisi badan mereka yang sudah renta, atau karena tidak adanya pekerjaan yang bisa mereka kerjakan, sehingga biaya hidup dan lain sebagainya menjadi tanggungan anaknya.
Sedangkan generasi muda adalah anak-anak mereka yang sudah pasti menjadi tanggungan mereka juga, nah inilah yang dimaksud generasi sandwich, generasi yang dihimpit dua generasi.
Generasi sandwich sebenarnya bukanlah hal yang baru, dan bukan menjadi problem juga karena, seringkali seseorang memiliki orangtua yang sudah tidak bisa bekerja dan hanya menggantungkan kebutuhan mereka pada anaknya. Namun, kehidupan saat inilah yang turut menjadi problem, dimana segala macam kebutuhan pokok yang selalu naik, kebutuhan pendidikan dan kesehatan yang juga menguras kantong, membuat hidup mereka semakin sulit.
Pada aspek yang lain, lapangan pekerjaan juga sulit didapatkan. Bahkan seorang lulusan sarjana terpaksa harus jadi ojol. Banyak perusahaan yang saat ini melakukan pemutusan hubungan kerja. Hal ini bukan hanya terjadi pada industri namun sekelas facebook juga melakukan hak serupa.
Diberitakan bahwa, Perusahaan induk Facebook, Meta Platforms Inc, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap lebih dari 11 ribu karyawan atau 13 persen dari total karyawannya. PHK massal ini menjadi yang terbesar dalam sejarah perusahaan besutan Mark Zuckerberg (CNN Indonesia). Tak hanya Facebook, langkah serupa juga dilakukan sejumlah perusahaan teknologi raksasa lainnya, termasuk Twitter dan Microsoft.
Kapitalisme Penyebab Kesengsaraan Hidup
Kesulitan hidup yang dialami oleh semua elemen masyarakat termasuk generasi sandwich adalah buah dari diterapkannya sistem kapitalisme. Sistem ini memberikan kekuasaan dan kemudahan secara penuh kepada kaum pemodal melalui berbagai investasi yang diatur sedemikian rupa dalam bentuk undang-undang.
Akibat dari dikuasainya berbagai sektor oleh para kapital, maka masyarakat berlomba-lomba membuat peluang untuk mendapatkan cuan, walaupun dengan cara curang. Penipuan kasus pinjol yang menimpa para generasi sandwich adalah bukti bahwa kesulitan hidup yang mendera membuat mereka melakukan apa saja supaya kebutuhan keluarga mereka terpenuhi.
Dalam pandangan sistem kapitalisme segala macam subsidi untuk rakyat harus dihapus, karena hanya akan menimbulkan kerugian bagi negara. Penguasa ibarat penjual sedangkan rakyat adalah pembelinya, negara sama sekali tidak boleh rugi. Maka kita dapat merasakan bagaimana mahalnya biaya kesehatan sampai-sampai seseorang harus meregang nyawa sebelum mendapatkan pertolongan secara medis.
Betapa banyak juga seorang pelajar harus putus sekolah karena tidak mampu membayar biaya sekolah. Dan berapa banyak kelaparan menimpa keluarga-keluarga miskin sehingga mereka harus memutuskan untuk mengakhiri hidup mereka dengan bunuh diri.
Pandangan sistem kapitalisme yang seperti inilah yeng menjadikan generasi sandwich ini semakin banyak dan tentu semakin sulit untuk menata masa depan.
Generasi Sandwich Dalam Pandangan Islam
Allah swt berfirman yang artinya
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya” (QS. Al Isra: 23).
Dalam pandangan Islam bakti seorang anak adalah dengan merawat orangtua mereka ketika mereka membutuhkan perawatan kita, baik secara psikis maupun fisik, baik apakah mereka masih muda atau tua.
Dalam hal ini negara memiliki peran yang sangat besar dalam menciptakan kondisi finansial yang sehat. Negara harus menciptakan lapangan pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat, bagaimana caranya? Semua kekayaan milik umum harus dikelola oleh negara, kekayaan milik umat ini tidak boleh dikelola oleh individu apalagi asing.
Dengan pengelolaan seperti ini maka masyarakat bisa menikmati kekayaan yang telah dikaruniakan oleh Allah dalam bentuk pendidikan yang berkualitas dan terjangkau, faskes yang bagus dan murah bahkan gratis, serta kebutuhan pokok yang tercukupi.
Semua ini hanya bisa dilakukan oleh sebuah negara yang orientasinya adalah melayani umat, bukan menimbang untung dan rugi. Pemimpinnya juga amanah, yang memahami bahwa apa yang mereka lakukan akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah.
Kepemimpinan Islam dalam bentuk khilafah akan menerapkan aturan Islam secara paripurna, sehingga tercipta sistem ekonomi yang stabil. Khilafah akan mencegah siapapun untuk melakukan penimbunan dan kecurangan lainnya. Masyarakat akan tenang menghadapi masa tuanya tanpa harus membebani anak-anak mereka karena kesehatan dan kesejahteraan mereka dijamin oleh negara.
Begitu juga bagi generasi muda, mereka bisa berkarya dan berinovasi sebagai wujud peran mereka kepada masyarakat dan negara. Sudah saatnya umat Islam kembali ke pangkuan Islam, menerapkan syariat-Nya dengan sempurna, sehingga kebahagian dunia dan akhirat bisa teraih.
Tags
Opini