*Oleh : Arini
Dengan mengusung prinsip inklusivitas, KTT G20 di bawah kepemimpinan Indonesia sebagai tuan rumah tahun ini akan melibatkan 17 kepala negara/pemerintahan dan 3.443 delegasi.
Menyoal berbagai kekhawatiran puncak acara KTT G20 tidak mencapai komunike dari para kepala negara, Luhut tak ambil pusing.
Mencapai komunike atau tidak, yang jelas G20 di bawah kepemimpinan Indonesia sudah menghasilkan banyak kesepakatan di berbagai bidang. Dari sisi ekonomi, menurut Luhut, dampak multiplier effect kontribusi G20 mencapai USD 533 juta atau sekitar Rp 7,5 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2022. Diperkirakan lebih dari 12.750 orang terlibat dalam pergelaran KTT G20. Liputan6.Com. Minggu,(13/11/2022).
Saat ini dunia sedangan mengalami problem multidimensi konflik, hal inilah yang mendukung negara dunia mengadakan KTT G20 atau R20 di Nusa Dua Bali pada 2-3 November lalu.
Forum ini menyatakan agama sebagi sumber solusi global, seruan tersebut tertuang dalam komite G20 yang memobilisasi para pemimpin agama, sosial, ekonomi dan politik di seluruh dunia.
Namun sayang seruan G20 atau R20 yang menjadikan agama sebagai solusi global tidak sejalan dengan makna sebenarnya. Karena ketika ada sebagian kelompok masyarakat yg ingin memperjuangkan aturan syariat Islam dalam seluruh tatanan kehidupan baik berbangsa dan bernegara. Yang ada kelompok tersebut dianggap berbahaya dan dinarasikan sebagai penyebar isu ekstrimisme, radikalisme dan terorisme.
Senada dengan apa yang disampaikan oleh sekretaris Jenderal Rabiul Alam Islam atau liga Muslim Dunia Syekh Muhammad Alisa, menyatakan bahwa begitu banyak masalah dunia hari ini yang dilatarbelakangi oleh masalah agama. Karena itu R20 merekomendasikan beberapa hal untuk dilakukan, agar bisa merubah narasi agama yang berpotensial sebagai sumber masalah menjadi sumber solusi global.
Pemahaman Sekuler sebagai Sumber Masalah.
Kata pepatah “buruk rupa cermin di belah”, mungkin lebih tepat, untuk diberikan kepada forum KTT G20 ini. Karena ketika mereka menyatakan bahwa agama menjadi sumber masalah global selama ini, adalah pernyataan yang sungguh absolut atau pernyataan yang jahat .
Tentunya narasi yang mengklaim agama lebih benar diatas agama yang lain, sebagai pemicu munculnya radikalisme, ekstremisme dan terorisme, Merupakan upaya untuk mengkerdilkan ajaran Islam.
Karena sesungguhnya kesempurnaan agaIslam di atas segalanya, telah Allah firmankan:
اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًا
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu” (Al maidah : 3).
Telah jelas permasalahan hari ini, karena agama hanya dijadikan sebagai pengaturan rana privasi saja, yang mengurusi ibadah ritual semata. Sedangkan kepengurusan sistem ekonomi, politik, sosial budaya berbangsa dan bernegara, agama dimandulkan. Dan inilah pandangan sistem kapitalis sekuler liberal yang diterapkan secara global, baik negeri muslim sekalipun.
Islam sebagai solusi
Islam adalah agama yang kamil dan syamil. Ad- Din yang diturunkan kepada laki – laki yang mulia Muhammad SAW, dari sang Kholiq.
Islam bukan hanya mengatur masalah ibadah Mohdo saja, namun mengurus semua sistem kehidupan, baik hubungan makhluk dengan sang Kholiq, kepengurusan individu pada dirinya sendiri, serta kepengurusan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Islam yang maha sempurna mampu menyelesaikan segala permasalahan hidup, ketika Islam dijadikan sebagai sistem aturan atau ideologi. Karena Islam merupakan aspirasi atau rujukan problematika, dan bukan sebagai inspirasi atau solusi seperti yang sesuai dengan arahan Barat hari ini. Tentunya ketika Islam diterapkan secara sempurna dalam institusi pemerintahan KHILAFAH Islamiyyah .
Wallahu a'lam bishawab.
Tags
Opini