Oleh: Siti Nurhamida
Aktivis Dakwah Muslimah
Ratusan infrastruktur dan fasilitas publik terdampak gempa magnitudo 5,6 yang melanda Cianjur ,Jawa barat. Badan Nasional penanggulangan bencana (BNBP) mencatat sebanyak 526 infrastruktur rusak yakni ,363 bangunan sekolah ,144 tempat ibadah ,16 gedung perkantoran dan ,3 pasilitas kesehatan sedangkan, jumlah rumah warga yang rusak 56.320 unit.
Di samping itu ternyata para pejabat-pejabat atau pemimpin-pemimpin negara ini tampak acuh atas bencana gempa bumi yang terjadi di Cianjur mereka hanya mengutamakan kepentingan diri mereka sendiri, sangat miris sekali bukan?
Apabila kita telusuri lebih lanjut sebenarnya sebagai seorang pemimpin yang adil dan bijaksana seharusnya ia harus siap siaga atas segala keluh kesah serta kenyamanan rakyatnya bukan malah tutup kuping dan mengalihkannya dengan kepentingan mereka sendiri. Rakyat cianjur membutuh bantuan materi yang sangat besar, namun alih-alih pemerintah mengeluarkan kas negara untuk membantu warganya namun justru rezim menggelontorkan dana yang cukup besar untuk sebuah pertemuan yang bersifat kepentingan politik pribadi.
Lantas bertanggung jawab kah pemimpin kita?
Seperti yang kita ketahui bahwa belum sepenuhnya permasalahan bencana gempa bumi yang terjadi dicianjur selesai, tetapi bapak presiden kita malah menggerakkan pasukan orange untuk berkampanye bahkan setelah acara usai sebanyak 500 personel mereka diarahkan untuk mengutip 31 ton sampah yang berserakan . Yang saat ini menjadi perhatian publik.
Coba kita bayangkan jika 500 personel yang tadi diarahkan untuk turun tangan langsung ke tempat kejadian peristiwa gempa bumi di Cianjur supaya meringankan beban mereka bukan hanya bantuan pangan saja yang mereka inginkan, mereka juga perlu dukungan moril dan semangat dari sang pemimpin yang seharusnya jadi garda terdepan untuk rakyatnya.
Lain halnya pada zaman kepemimpinan Umar ra. beliau turun tangan langsung dalam merangkul rakyatnya , melihat bagaimana kehidupan rakyatnya apakah terjamin tidaknya pemenuhan hajat hidup mereka.
berbanding terbalik dengan, pemimpin di zaman ini mereka melakukan suatu aktivitas yang hanya mementingkan kepentingan mereka saja. Turun ke tempat musibah hanya demi mendapatkan simpati publik untuk menjaga kehormatan sebagai pemimpin bangsa yang seolah perduli akan nasib rakyat nya. Tetapi setang hal tersebut tidaklah tulus dan hanya disajikan untuk bahan liputan wartawan dan juru kamera.
Oleh karenanya bukan gempa yang membunuh rakyat, melainkan tangan-tangan sistem rezim yang lalailah yang menyebabkannya. Sebagaimana firman Allah dalam surat ar-rum ayat 41: "telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar "
Kepemimpinan seperti ini adalah akibat dari penerapan ideologi yang bathil, sistem Kapitalis-sekuler meniscayakan pemimpin yang sadar bahwa kepemimpinan nya akan dipertanggung jawab kan kelak diakhirat. Sehingga tidak ada rasa takut ketika dalam kepemimpinan nya justru banyak rakyat yang menderita.
Perlu kita sadari bahwa, sistem yang benar hanyalah sistem Islam yang setiap ide dan peraturannya berlandaskan Islam maka solusi yang benar adalah ditegakkannya sistem islam dalam naungan khilafah. Keberadaannya menjadi kunci terbukanya pintu-pintu keberkahan.
Wallahualam bishawab