Sistem Kesehatan Yang Handal, Hanya Ada Di Sistem Islam




Oleh: Tri S, S.Si



Presiden Joko Widodo mengatakan, dunia tidak siap menghadapi pandemi karena sampai saat ini tidak memiliki arsitektur kesehatan yang memadai untuk mengelolanya. Hal itu, menurut dia, terbukti dari pengalaman dunia menghadapi pandemi Covid-19 selama tiga tahun belakangan ini.
"Tiga tahun terakhir kita menghadapi disrupsi terberat. Pandemi Covid-19 telah terbukti bahwa dunia tidak siap menghadapi pandemi, dunia tidak mempunyai arsitektur kesehatan yang ada untuk mengelola pandemi," ujar Jokowi saat peluncuran Pandemic Fund di Nusa Dua, Bali, pada Minggu (12/11/2022). Oleh karena itu, Jokowi menekankan agar ketahanan komunitas internasional semakin diperkuat dalam menghadapi pandemi (kompas.com, 13 November 2022).


Kesehatan merupakan hal yang sangat vital di dalam kehidupan manusia. Jika kesehatan manusia terganganggu akan menghambat manusia untuk melakukan produktifitas dalam menjalani hidup. Maka sangatlah penting untuk membutuhkan peran dari negara dalam mengatasi masalah kesehatan. Namun, nyatanya saat ini negara ingin berlepas tangan untuk mengatasi masalah kesehatan rakyatnya.


Sungguh sangat berbeda dengan sistem kesehatan yang ada di dalam sistem Islam. Salah satunya adalah Bymaristan sebuah Rumah Sakit sekaligus Sekolah Kedoktoran bersejarah yang menjadi garda terdepan dalam masalah pelayanan medis di saat bangsa-bangsa Barat sedang dalam masa keterpurukan. Pelayanan kesehatan melalui Rumah Sakit yang dalam bahasa Persia disebutBymaristan ini dirintis oleh Khalifah Al Walid dari Dinasti Bani Umayyah (hidayatullah.com). 


Rumah sakit ini dibiayai oleh para sultan, pejabat, maupun para saudagar yang menyerahkan istana dan aset mewahnya guna pengembangan pelayanan kesehatan masa itu. Termasuk, untuk gaji para dokter, tenaga kesehatan, serta staf rumah sakit lainnya. Awesome!
Pemerintah pada masa itu  memfasilitasi masyarakat dengan layanan kesehatan yang menakjubkan dan berstatus high quality sebagai bentuk riayah (pengaturan) mereka terhadap rakyat.


Penguasa di masa peradaban Islam memahami betul bahwa kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Dimana mekanisme pemenuhannya adalah langsung dipenuhi oleh negara. Karena negara dalam Islam adalah sebagai pengatur urusan rakyat, dan penguasa sebagai pelaksana negara akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT atas pelaksanaan pengaturan ini.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

"Imam (penguasa) adalah pengurus rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyatnya (HR al –Bukhari dari Abdullah bin Umar ra.)"

Sudah Menjadi kewajiban Negara mengadakan rumah sakit, klinik, obat-obatan dan kebutuhan-kebutuhan kesehatan lainnya yang diperlukan oleh kaum Muslim dalam terapi pengobatan dan berobat. Imam Bukhari dan Muslim juga meriwayatkan dari Anas ra. Bahwa serombongan orang dari Kabilah Urainah masuk Islam. Lalu mereka jatuh sakit di Madinah.  Rasulullah SAW selaku kepala Negara saat itu meminta mereka untuk tinggal di penggembalaan unta zakat yang dikelola Baitul Mal di dekat Quba’. Mereka dibolehkan minum air susunya sampai sembuh. Semua itu merupakan dalil bahwa pelayanan kesehatan termasuk kebutuhan dasar bagi seluruh rakyat yang wajib disediakan oleh Negara secara gratis dan tanpa diskriminasi. Hal ini Jauh berbeda dari pelayanan kesehatan yang saat ini diberikan oleh penguasa negeri ini. Karena kepemimpinan mereka dijalankan dengan sistem kapitalis yang hanya mementingkan uang, uang dan uang.


Penguasa negeri ini betul-betul abai terhadap urusan rakyat yang dipimpinnya. Padahal semua itu berat pertanggung jawabaanya dihadapan ALLAH SWT. Sebagaimana nasihat yang pernah disampaikan Rasulullah yang mulia kepada salah seorang sahabatnya Abu Dzar Alghifari tentang kekuasaan.
Dari Abu Dzarr , ia berkata, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau tidak memberiku kekuasaan?” Lalu beliau memegang pundakku dengan tangannya, kemudian bersabda: 

Wahai Abu Dzarr, sesungguhnya engkau adalah orang yang lemah. Dan kekuasaan itu adalah amanah, dan kekuasaan tersebut pada hari kiamat menjadi kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi orang yang mendapatkan kekuasaan tersebut dengan haknya dan melaksanakan kewajibannya pada kekuasaannya itu.” (HR. Muslim).


Luarbiasanya Islam ketika diterapkan dalam aturan kehidupan yang komprehensif dalam seluruh sendi kehidupan. Jangankan manusia bahkan tumbuhan dan hewan pun tidak akan dizhalimi oleh penguasanya. Sebab aturan dari maha pencipta adalah aturan paripurna tiada cela. Semoga Allah mengizinkan kita segera merasakan sejahteranya hidup dibawah naungan aturan Islam yang sempurna dalam seluruh sendi kehidupan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak