Potret Buram Masyarakat Sekuler




Penulis : Wiwi Adawiah



Beberapa waktu lalu kita dikejutkan dengan Kasus kematian satu keluarga dikalideres, Jakarta barat. Kasus tersebut ditemukan oleh warga setelah tercium bau busuk didalam rumah keluarga tersebut, yang berjumlah empat orang dan diperkirakan kematiannya sudah tiga minggu yang lalu. 

Berdasarkan pemeriksaan dokter porensik rumah sakit kramat jati Jakarta timur  menyebutkan penyebab kematian Rudyanto Gunawan yang merupakan kepala rumah tangga, kemudian istrinya K. Margaretha Gunawan, anaknya Dian, serta adik ipar Rudiyanto, Budyanto Gunawan akibat kekurangan minum dan asupan makanan jadi didalam lambungnya tidak ada makanan dan minum sudah cukup lama, karena dari otot ototnya sudah mengecil. (DetikNews.com, 14/11/2022) 

Berdasarkan pengakuan warga setempat, keluarga tersebut sangat tertutup tidak pernah bersosialisasi dengan warga sekitar, dengan sanak saudara nya pun keluarga tersebut sangat jarang berkomunikasi selama masih hidup. 

Salah satu Hal yang disampaikan oleh adik ipar mendiang Margaret, Handoyo (64). Dia mengaku heran jika empat kerabatnya tersebut tewas akibat kelaparan. Bahkan dirinya bersama Ris Astuti juga tidak pernah mendengar keluhan korban terkait kondisi ekonomi. Dan anenya lagi dari keempat korban tersebut meninggalnya diwaktu yang berbeda sehingga membusuknyapun masih masing-masing berdeda-beda. (Revublika.co.id, 12/11/2022).

Menurut Pakar Psikolog Forensik, Reza Indragiri Amriel tidak setuju mengkambing hitamkan sikap anti sosial dari keluarga tersebut. Reza mengingatkan agar jangan berasumsi bahwa sikap anti-sosial ini menjadi penyebab kematian mereka.

Disisi lain kita juga tidak bisa menyalahkan begitu saja sikap keluarga tersebut menutup diri dan enggan bersosialisas dengan warga setempat. Bisa jadi, keengganan bersosialisasi ini justru sebagai akibat atau dampak dari sikap warga yang individualis sehingga keluarga tersebut menutup/menarik/membatasi diri dari pergaulan dengan masyarakat di sekitarnya.

Sungguh tidak habis fikir bagaimana bisa warga sekitar tidak curiga kepada keluarga tersebut selama tiga minggu lamanya yang tidak menampakan batang hidungnya, atau semisal kabar-kabar dari sosial medianya seperti Whatsap, Instagram, Facebook dan lain sebagainya, masa iya tidak ada komunikasi sama sekali dengan siapapun? 

Ini sangat keterlaluan kemana warga setempat? Bukannya di era digital ini kita bisa melihat aktifitas orang lain dari sosial medianya? Memangnya warga setempat tidak  menyadari bahwa keluarga tersebut tidak keluar-keluar rumah selama tiga minggu? 

Dari sini kita bisa melihat potret buram kondisi masyarakat kapitalis sekuler saat ini yang individualis dan tidak adanya rasa peduli terhadap sesama manusia. 

Dari kejadian ini kita lihat betapa pentingnya berinteraksi dengan sesama baik secara langusng maupun secara online. karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan tentunya membutuhkan satu sama lain untuk saling tolong menolong. Seperti yang dijelaskan dalam penggalan surah Al-Maidah ayat 2. 

Yang artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya.” (Q.S Al-Maidah: 2.) 

Yang dimaksud dari hadits tersebut kita sebagai umat islam harus saling tolong menolong dalam sebuah kebaikan, bukan keburukan atau melakukan dosa yang telah Allah larang. Karna allah tidak menyukai hambanya yang membantu dalam hal keburukan. Jadi, kita harus saling-menolong dan tidak menyakiti satu sama lain. maka Allah SWT akan membalas perbuatan baik kita dengan pahala yang sama.  

“ Dari Abdullah ibn Umar ra: Bahwa Rasulullah saw bersabda:
Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak menzaliminya dan tidak membiarkannya disakiti. Barang siapa yang membantu kebutuhan saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya. Barang siapa yang menghilangkan satu kesusahan seorang muslim, maka Allah menghilangkan satu kesusahan baginya dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. Barang siapa yang menutupi (aib) seorang muslim maka Allah akan menutupi (aibnya) pada hari kiamat." (HR. Bukhari) 

Islam telah mengajar kan umatnya untuk gemar menolong dengan sesama tentunya dalam kebaikan, dan tentunya Allah akan memberikan pahala yang besar. 
Rasulullah saw pun bersabda :

“Barang siapa yang berjalan dalam rangka menolong dan memberikan manfaat kepada saudaranya maka ia mendapatkan pahala seperti pahalanya Mujahidin di sabilillah”.

Kesimpulan dari hadist diatas menyimpulkan bahwa allah memerintahkan hambanya untuk berbuat baik kepada sesama manusia, dengan hati yang tulus, dan ikhlas karna allah. 

Seperti yang disebutkan dalam hadis riwayah Abu Hurairah RA. 
“Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya.” (HR. Muslim) 

Dari kejadian kematian satu keluarga di kalideres, kita bisa lihat hanya dari aturan Islamlah yang bisa mengatur seluruh aktivitas kehidupan. Karna Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, tetapi di dalam Islam juga mengatur hungan manusia dengan manusia atau hubungan dengan tetangganya.

Wallahua’alam bi shawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak