Multaqa Ulama Al-Quran Nusantara, akankah Menguatkan Penerapannya secara Nyata




Oleh : Eti Fairuzita
(Menulis Asyik Cilacap)


Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Multaqa Ulama Al Quran Nusantara, yakni ajang pertemuan para ulama Al Quran yang berlangsung di Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta, pada 15-17 November 2022.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, M. Ali Ramdhani, menjelaaskan sejumlah tokoh dijadwalkan hadir dalam kegiatan bertajuk Pesan Wasathiyah Ulama Al Quran Nusantara?, antara lain, KH. Bahauddin Nursalim (Gus Baha) dan Said Agil Husin al-Munawar dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sementara Prof Dr. Quraish Shihab akan mengikuti multaqa secara daring.
"Ketiga ulama Al Quran Indonesia ini akan mengisi panel puncak Lailatul Quran: Pesan Washatiyah Ulama Al Quran pada Rabu malam, 16 November 2022," katanya.

Selain pengarusutamaan washatiyah, revitalisasi sanad al-Quran dan penanaman nilai-nilai al-Quran secara komperhensif juga menjadi poin rekomendasi dalam acara ini. Jika saja kaum muslimin mau memahami secara makna mendalam tujuan Islam washatiyah maupun revitalisasi al-Quran, sebenarnya adalah bagian dari arus moderasi Islam.

Arus ini dibawa oleh Barat dalam buku "Building Moderate Muslim Network" pada Bab 5 tentang Road Map for Moderate Network Building In The Muslim World, atau peta jalan untuk membangun jaringan moderat di dunia muslim. Barat telah memberi ciri moderat adalah mereka yang menyebarkan dimensi-dimensi kunci peradaban demokrasi. Termasuk di dalamnya gagasan tentang HAM, kesetaraan gender, pluralisme, dan menerima sumber-sumber hukum non secetarian, serta melawan terorisme dan bentuk-bentuk legitimasi terhadap kekerasan.

Barat menginginkan kaum muslimin yang sejalan dengan pemikiran dan ide-ide yang kerap diusungnya, karenanya dirancangkan sebuah konsep yang berasal dari otak-atik dalil agar sesuai dengan kepentingan Barat. Seperti konsep Islam washatiyah, dimana mereka mengatakan bahwa Islam washatiyah adalah Islam yang moderat, pertengahan, dan toleran. Maksudnya adalah dengan sikap tengah-tengah, sedang, dan tidak ekstrim kiri atau pun ekstrim kanan.

Moderasi beragama atau moderasi Islam sebenarnya pesanan musuh-musuh Islam untuk memperlemah umat Islam itu sendiri. Tidak ada tuntunan dalam Islam agar menjadi muslim yang moderat atau melakukan moderasi Islam baik dalam Al-Qur'an maupun As-Sunnah.

Di dalam ajaran Islam, seorang muslim dituntut untuk menjadi muslim sebenarnya, yakni muslim kaffah.
Allah Swt Berfirman : "Wahai orang-orang yang beriman ! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh ia musuh yang nyata bagimu,"(Qs. Al-Baqarah : 208).
Kata as-silm atau as-salm disini berarti Islam. Laksanakan Islam secara total, tidak setengah-setengah, dan jangan kamu mengikuti langkah-langkah setan yang menyesatkan dan memecah belah kamu.

Memang benar sebagian umat Islam memandang Islam wasathiyah, sebagamana firman Allah dalam Qs. Al-Baqarah ayat 143 yang artinya "Demikian pula kami telah menjadikan kalian umat-(an) wasath (an) agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan kalian,"

Kata wasath(an) ditafsirkan sebagai pertengahan, yaitu tidak radikal dan tidak liberal. Padahal, penafsiran kata wasath(an) di sini jauh dari pemaknaan tersebut.
Imam al-Qurtubhi di dalam tafsirnya menjelaskan : "Wasath adalah al-adl (adil). Asalanya, yang paling terpuji dari sesuatu adalah awsath-nya"
"Maknanya bukan wasath yang merupakan pertengahan antara dua hal (dua kutub)".

Imam Ibn Katsir menjelaskan di Tafsir Ibn Katsir, "Wasath di sini adalah al-khiyar wa al-ajwad (yang terbaik, pilihan, dan paling bagus)"
Setatus sebagai umat terbaik tidak bisa dilepaskan dengan risalah yang didatangkan pada umat Islam, yaitu Risalah Islam. Ketika umat ini dijadikan sebagai ummat(an) wasath(an) "Allah mengkhususkan mereka dengan syariah paling sempurna, manhaj paling lurus, dan mazhab paling jelas,"

Abu Bakar Ibn al-Arabi dalam Ahkam am-Quran mengatakan, "Sebagian mereka mengatakan kata wasath dari wasath asy-syay (tengah-tengah sesuatu).."
"Padahal wasath dengan makna pertemuan (titik tengah) dua kutub itu tidak ada ruang untuk masuk di sini.."
"Sebab, umat Islam adalah umat terakhir yang dimaksudkan tidak lain adalah al-khiyar al-adl (yang terbaik, pilihan, dan adil).."
Hal itu ditunjukan oleh firman Allah setelahnya, "Agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas perbuatan kalian,"

Walhasil, sikap wasath bukanlah sikap moderat atau kompromi dan selalu mengedepankan jalan tengah. Sikap wasath tak lain adalah sikap adil yaitu menempatkan segala sesuatu pada posisinya sesuai dengan hukum syara. Dari sini jelaslah bahwa Islam moderat bukanlah bagian dari ajaran Islam, dan yang dimaksud dengan moderasi Islam tidak lain bertujuan untuk menyingkirkan ajaran Islam kaffah di bawah naungan Khilafah Islamiyah.

Wallahu alam bish-sawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak