Masa Depan Generasi di Tengah Maraknya Narkoba




Oleh: Khadijah An Najm



Peredaran narkoba saat ini semakin masif dan mengkhawatirkan. Indonesia telah menjadi sasaran utama bandar narkoba internasional. Jumlah penduduk yang banyak menjadikan Indonesia pasar yang dibidik dan sangat menggiurkan.

Dikutip dari TimesIndonesia.co.id, Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) dalam kurun  rentang waktu 2021 hingga pertengahan 2022 ini saja berhasil mengungkap 55.392 kasus tindak pidana narkoba yang melibatkan 71.994 orang tersangka. Adapun barang bukti yang berhasil disita di antaranya berupa 42,71 ton sabu-sabu, 1.630.102,69 butir ekstasi, 186,4 kg kokain, dan 71,33 ton ganja. 

Pelaku bukan hanya masyarakat biasa, akan tetapi aparat dan pejabat juga turut terlibat. Kasus Irjen Teddy Minahasa hanyalah salah satu dari ratusan nama yang terungkap. Dilansir dari CNN Indonesia.com, Irjen Pol Teddy Minahasa ditangkap terkait kasus peredaran narkoba. Saat ini dia juga telah ditetapkan sebagai tersangka. Kasusnya langsung menjadi sorotan lantaran Teddy baru mau menduduki jabatan baru, yakni Kapolda Jawa Timur menggantikan Irjen Nico Afinta yang diganti usai terjadi Tragedi Kanjuruhan. Sehingga wajar saja jika banyak kalangan pesimis dengan pemberantasan narkoba karena aparat justru turut memperluas pasar narkoba. 

Kepala BNN RI Komjen Pol. Petrus Reinhard Golose pernah mengungkapkan, prevalensi pengguna narkoba di Indonesia pada 2021 adalah sebesar 1,95% atau 3,66 juta jiwa dari jumlah penduduk sekira 275 juta jiwa. Angka ini naik 0,15% dari 2019 yang saat itu prevalensinya sekitar 1,80%(antaranews.com). 

Mirisnya, data BNN pun menunjukkan bahwa 70% pengguna tersebut, rata-rata masuk dalam rentang usia produktif, yakni 15—65 tahun. Sebanyak 27% di antaranya adalah kalangan remaja pelajar dan mahasiswa (berisatu.com).


Sungguh miris Indonesia sebagai negeri muslim terbesar ternyata generasi mudanya telah dirusak  narkoba. Narkoba sangat merusak bagi fisik, mental dan akal. Apa jadinya  jika generasi telah dirusak fisik, mental, dan akalnya? Padahal masa depan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh kualitas generasi mudanya. Mereka adalah penerus estafet kepemimpinan.



Sungguh jatuhnya generasi muda dalam kubangan narkoba menjadi perang tanpa senjata yang sangat mematikan bagi negeri kita. Ini menjadi alarm bahwa kita tidak bisa berdiam diri. Kekalahan demi kekalahan telah menutupi wajah umat. Umat Islam di palestina terjajah. Pengungsi suriah tenggelam di pantai Yunani. Muslim Rohingya terjajah. Kekayaan negeri Islam dijarah. Persoalan narkoba ini semakin melengkapi pedihnya keterjajahan yang kita rasakan. 


Sistem kapitalisme sekuler yang bercokol di dunia telah semakin nyata merusak umat dan generasi. Menjajah umat Islam dari berbagai aspek kehidupan. Kita tidak bisa berharap kepada hukum positif yang berlaku. Faktanya hukum positif belum mampu memutus rantai peredaran narkoba. Apalagi aparat yang diharapkan menjadi penjaga umat terbukti tidak bisa diharapkan lagi.


Hal ini tidak lain karena kerusakan sistem kapitalisme sekuler telah meluas ke semua lini. Ketaqwaan individu sudah terkikis. Muncullah individu yang tidak takut dosa. Tidak peduli orang lain terkena bahaya, yang penting dapat materi berupa harta. Keluarga juga tidak mampu menjalankan fungsinya. Menjaga anggota keluarga, membentuk iman dan taqwa. 

Masyarakat dan lingkungan juga tidak mampu menjalankan perannya. Terbukti masyarakat dalam sistem kapitalisme dengan ide kebebasannya justru semakin merusak anak-anak umat. Di rumah bisa saja seseorang baik akan tetapi seiring berjalannya waktu lingkungan dan pergaulan bisa sangat menjerumuskan, menjadi kurir, pengedar atau bahkan pemakai narkoba.


Lebih parah lagi negara dengan berbagai aturannya ternyata juga gagal. Buktinya kejahatan bukan berkurang. Semakin tahun jumlah dan jenis kejahatan yang terjadi di masyarakat semakin bertambah. Pelaku kejahatan bukan hanya rakyat biasa. Bahkan tidak jarang pejabat, aparat dan pegawai negara juga menjadi pelaku maksiat. Ini semua tidak lain karena sistem kapitalisme sekuler memang sistem bermasalah dan tidak layak digunakan untuk mengatur kehidupan. Hanya dengan sistem Islam kaffah kita mampu menjaga umat dan generasi.


Sudah saatnya kita mengembalikan tegaknya sistem islam. Sistem ini akan melindungi dan menjaga umat dari berbagai kerusakan dan kebinasaan. Menjadi perisai umat dimanapun berada.


Tegaknya sistem Islam memang sudah menjadi janji Allah. Peran kita adalah mewujudkan janji itu hingga nyata dalam peradaban manusia dengan dakwah bil hikmah.  Rasulullah Saw bersabda:
"Akan sentiasa ada sekelompok orang dari umatku yang selalu menegakkan urusan agama Allah. Tidak akan memudharatkan mereka orang-orang yang akan menelantarkan mereka atau yang menentang mereka hingga datangnya keputusan Allah, sementara mereka meraih kemenangan atas seluruh umat manusia." (HR.Muslim) 

Wallahu 'alam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak