Oleh: Nurmalasari
(Aktivis muslimah Purwakarta)
Kekerasan akhir-akhir ini semakin marak, emosi yang meledak-ledak yang membuat para pelaku bertingkah semaunya. Rasa kasih sayang sudah tidak di pedulikan dan berharga lagi, meski terhadap orang yang paling dikasihinya.
Dikutip dari Tribunnews.com, Aksi penganiayaan terhadap bayi kembali terjadi. Kali ini menimpa seorang bayi berusia empat bulan di Desa Mattoanging, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Bayi tersebut meninggal setelah dianiaya dengan dibanting ke lantai oleh seorang pria, Sabtu (22/10/2022) pukul 04.00 Wita. Akibat bantingan tersebut, sang bayi mengalami luka parah di bagian kepala.
Sangat miris, sang bayi yang seharusnya kita jaga dan lindungi dari bahaya, buah hati yang selalu kita nanti dan amanah dari sang ilahi. Kini menjadi pelampiasan emosi yang tak berguna dan apapun alasannya sangatlah di sayangkan jika harus menjadi korban kekerasan.
Tak hanya kasus kekerasan terhadap bayi, bahkan pertengkaran suami istripun ikut serta dalam daftar kekerasan. Dikutip dari tvOnenews. Pasangan suami Istri di Kota Medan, Sumatera Utara, diduga cekcok hingga sang istri tewas bersimbah darah di pinggir jalan Mandala By Pass, Kec. Medan Tembung, Kota Medan, Sumatera Utara pada Sabtu (22/10/2022) sekitar pukul 23.00 WIB. Sang istri yang tewas dibunuh suaminya di pinggir jalan Mandala By Pass dengan menggorok leher bagian belakang.
Kekerasan memang sering terjadi kepada orang-orang yang paling dekat, kehidupan yang jauh dari agama membuat mereka hidup tampa mempedulikan hati nurani. Sistem Liberalisme sekuler yang membuat mereka bebas melakukan apapun sehingga kekerasan seperti ini sering terjadi dan terulang kembali.
Mereka takan segan-segan membunuh dengan cara yang tragis, bahkan di depan banyak orangpun mereka tetap melakukan aksi kejinya. Betapa lemahnya iman seseorang, dengan orang terkasihnya pun mereka seperti itu apalagi dengan orang lain. Bisa di bayangkan betapa bobroknya akhlak dan adab di masa milenial ini.
Fasilitas media sosial yang menjadi salah satu alat untuk melancarkan Kekerasan ini, dikutip dari tribbunnews.com, polisi menyebut Cristian Rudolf Tobing alias R pelaku pembunuh AYR alias Icha (36) sempat belajar dari internet tentang cara membunuh secara senyap.
Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Indriwienny Panjiyoga mengatakan pelaku belajar bagaimana membunuh senyap tanpa suara agar tak ketahuan orang.
"Pelaku melakukan searching di internet bagaimana cara membunuh tanpa suara. Itu dia (R) pelajari selama tiga hari," kata Panjiyoga, Minggu (23/10/2022).
Di era milenial media sosial jenis apapun sangat banyak di cari oleh masyarakat untuk hal-hal yang fositif maupun hal-hal yang negatif. Tak jarang masyarakat menggunakan berbagai cara agar terpenuhi kebutuhan untuk memiliki dan melihat media sosial. Bahkan mereka rela memakai cara yang dapat merugikan orang lain seperti mencuri, merampas, membegal, bahkan sampai membunuh untuk menguasai harta seseorang.
Kejadian seperti ini terus berlanjut hingga tidak ada efek jera untuk orang yang melakukan maupun orang yang melihatnya, seharusnya negaralah yang melindungi dan menjaga keamanan setiap warga negaranya, sehingga tidak akan ada lagi korban berjatuhan. Dan semua itu hanya akan tercipta apabila kita kembali kepada sistem yang Rosululoh Saw ajarkan kepada umatnya.
Rosululoh Saw mengajarkan kepada umatnya untuk berislam secara kafah, yang artinya adalah menyerahkan diri pada ajaran Islam sepenuh diri secara total, sebagaimana firman Allah SWT: "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan [kafah], dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu,” (QS. Al-Baqarah [2]: 208).
Hanya dalam Islam, aspek-aspek kehidupan diatur secara sempurna sesuai dengan ketentuan dan aturan yang Allah berikan dalam Alquran dan alhadits. Islam memberikan sangsi kepada siapapun yang berbuat dholim bahkan bukan hanya di dunia di akhirat pun mereka akan di mintai pertanggung jawabannya. Allah SWT berfirman: "Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahan nam, kekal ia di dalamnya dan Allah mur ka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya" (QS. Al-Nisaa' [4]:93)
Sesungguhnya Islam sangat mengajarkan dalam kebaikan, sangat mencintai perdamaian, kasih sayang dan kelemah lembutan. Islam sangat membenci adanya sikap saling menyakiti, mendholimi, menghakimi baik sesama muslim maupun yang berbeda agama keyakinan.
Kekerasan umunya ditunjukan kepada orang-orang lemah yang didominasi oleh anak-anak dan para wanita. Tentunya dalam Islam orang-orang yang lemah, anak-anak dan wanita adalah orang yang harus dijaga dan dimulyakan. Rosululoh Saw pernah berkata bahwa:
"Tidak akan masuk surga kalian sebelum beriman. Dan, kalian tidak dikatakan beriman sebelum saling menyayangi. Maukah aku tunjukkan sesuatu yang jika dilakukan akan membuat kalian saling menyayangi? Sebarkan salam di antara kalian” (HR. Muslim).
Keimanan dan ketakwaan adalah landasan yang paling penting untuk menjadikan individu yang lebih baik. Dengan didukung oleh sistem Islam, maka kekerasan pasti tidak akan terjadi karena hak semua umat untuk amendapatkan perlindungan dan kesejahteraan akan di berikan oleh negara Islam yang menerapkan aturan Islam secara kaffah.
Wallahualam.
Tags
kolom opini