Oleh: Elis Sulistiyani
Muslimah perindu surga
Dunia kini tengah mengalami berbagai krisis, mulai dari krisis ekonomi hingga krisis perdamaian. Berbagai konflik tak kunjung berhenti, seperti yang terjadi di Ukraina-Rusia. Maka hal ini mendorong para pemimpin agama Dunia untuk menyepakati bahwa agama akan menjadi solusi bagi maslah global. Hal ini di ungkapkan dalam diskusi bertema Komunike R20: Upaya Pastikan Agama Berfungsi Sebagai Sumber Solusi Global, pada 4 November lalu. (Republika.co.id, 5/11/2022)
Diskusi ini nampaknya tak selaras dengan realitas. Pasalnya saat ada yang mendakwahkan Islam, untuk menerapkan aturan Islam secara sempurna maka dianggap sebagai Radikal bahkan teroris. Ini dapat dipahami bahwasanya agama hanya di pahami dan dijalankan sebatas ibadah ritual saja bukan sebagai ideologi.
Sebab pengertian dari ideologi sendiri adalah sebuah pemahaman yang melahirkan aturan hidup yang menyelesaikan berbagai problematika hidup manusia. Dan ketika Islam diterapkan sebagai ideologi maka seruan pemimpin agama untuk menjadikan agama sebagai solusi krisis dunia akan terwujud.
Namun nyatanya kita kembali dihadapkan dengan tidak sinkronnya pernyataan tersebut dengan kenyataan. Islam saat ini justru berasa dalam posisi mendapatkan banyak serangan ketika berdiri sebagai ideologi. Islam bak musuh yang harus dilenyapkan dan ditebar ketakutan dalam diri kaum Muslim sendiri bahwa Islam adalah agama yang keras kejam dan sebagainya.
Hingga pada akhirnya kaum Muslim seolah malu menunjukkan identitas dirinya sebagai Muslim. Salah satunya malu saat harus mengenakan pakaian yang menutup aurat secara sempurna bagi wanita. Selanjutnya yang terjadi adalah kaum Muslim mencukupkan dirinya untuk beribadah ala kadarnya bahkan hanya sekedar ikut-ikutan saja tanpa dasar ilmunya.
Maka jika memang benar-benar ingin keluar dari krisis dunia maka Islam harus dipandang dan diterapkan sebagai sebuah ideologi. Karena hanya ideologi Islam yang merupakan ideologi yang shahih. Ideologi ini sesuai dengan fitrah manusia yang lemah dan terbatas, menentramkan jiwa, dan memuaskan akal. Dan sudah saatnya kita bukan hanya menjadikan ini hanya sebatas seruan tetapi juga harus di perjuangkan.
Tags
kolom opini