Oleh : Ummu Aqeela
Menteri Agama (menag) Gus Yaqut Cholil Qoumas kembali ramai diperbincangkan publik dan trending di Twitter. Dia jadi sorotan usai potongan videonya saat di Podcast Deddy Corbuzier diunggah ulang ke Twitter oleh warganet. Menag Gus Yaqut pun disoroti karena dinilai apa yang telah diungkapkannya terkait 'Islam dari tanah Arab' yang dalam video tersebut menuai pro dan kontra. (Fajar.co.id, 28 oktober 2022)
Ada pun pernyataan Menag Gus Yaqut yang tuai pro dan kontra di media sosial adalah ketika Gus Yaqut menjelaskan kepada Deddy Corbuzier bahwa Islam datang ke Indonesia dari Arab, sehingga harus menghargai budaya yang ada di Indonesia.
"Agama Islam ini kan bukan dari Indonesia. Islam dari tanah Arab masuk ke Indonesia. Maka Islam ini harus menghargai budaya yang ada di Indonesia," terang Gus Yaqut.
Sebetulnya Menag Yaqut tidak hanya satu kali ini saja memberikan pernyataan kontroversial. Pada beberapa kesempatan sebelumnya, Menag Yaqut tak jarang menyampaikan beberapa pernyataan yang tak kalah kontroversial. Menangkap dari penyataan yang dilontarkan nampak nyata bahwa ini adalah program moderasi beragama. Progam ini adalah cerminan sekularisme, dengan kata lain agama hanya boleh diterapkan dalam ranah pribadi bukan dalam ranah masyarakat dan negara. Sama halnya dengan pernyataan bahwa Islam adalah agama pendatang atau tamu jadi harus menyesuaikan dengan tuan rumah, seolah tuan rumah itu lupa bahwa Allahlah yang menciptakan Islam dan dirinya. Ini sudah jelas dan lugas bahwa moderasi beragama merupakan program kelanjutan “Islamofobia”. Membuat Islam menjadi agama asing atau tamu di negeri ini dan yang paling fatal membuat takut para pemeluknya itu sendiri.
Moderasi beragama terus digodok dan disajikan kepada umat Islam agar Islam dijalankan oleh kaum Muslim secara moderat (parsial), tidak mengakar atau totalitas. Dan agendanya selalu dibenturkan dengan budaya setempat, budaya warisan nenek moyang. Berbagai cara dilakukan untuk melancarkan proyek moderasi agar umat Islam menjadi jahil (bodoh) bahkan fobia (takut) terhadap agamanya. Salah satunya menyihir kaum Muslim dengan pemikiran moderat kemudian muncul perkataan dan ajakan yang seolah menarik dan sesuai dengan ajaran Islam padahal menyalahi syariat Islam. Ibarat racun yang dibalut dengan madu.
Semisal perkataan, “Biasa-biasa ajalah dalam beragama, jangan radikal (kaffah), yang penting shalat, puasa, birrul walidain, haji itu sudah cukup, tak perlu neko-neko mau mengatur masyarakat dan negara pakai agama!”. Atau pemikiran agar kaum Muslim hanya sekedar lurus akidahnya dan baik akhlaknya, tetapi tidak memperhatikan standar dalam berpikir dan bertindak yang juga harus sesuai dengan Islam.
Sepintas, program itu seolah penuh kebaikan, mengarahkan para pemuda untuk bersikap moderat, merawat kebhinekaan, dan menanamkan toleransi. Namun, jika kita cermati, banyak hal yang harus kita kritisi bahkan harus diwaspadai. Sejatinya, program tersebut mengarahkan kepada moderasi beragama yang akan semakin jauh dari din Islam.
Islam adalah agama yang diwahyukan oleh Allah Swt. kepada Nabi dan Rasul-Nya Muhammad bin ‘Abdullah melalui al-Qur’an dimana diakui pula kebenaran Kitab Taurat dan Injil. Sebagai penutup semua agama. Islam adalah agama Allah yang isinya meliputi seluruh urusan kehidupan manusia yang inti ajarannya adalah untuk menciptakan kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh umat manusia bukan hanya di dunia tetapi juga di akhirat.
Allah Swt. mengutus Muhammad Saw. untuk seluruh umat manusia, tidak semata-mata untuk bangsanya, bangsa Arab. Allah Swt. berfirman di dalam al-Qur’an,
“Kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai (Rasul) bagi seluruh umat manusia, supaya kamu dapat memberi mereka kabar gembira (bagi yang berbuat baik) dan peringatan bagi yang durhaka. Sayang, kebanyakan manusia tidak memahaminya.” (QS. Saba’, 34: 28).
Islam bukan sekedar agama”, tetapi suatu cara hidup total mencakup agamawi dan duniawi. Islam itu suatu sistem keyakinan dan juga suatu sistem peribadatan. Ia adalah suatu sistem hukum yang luas dan menyeluruh. Ia pun membentuk suatu kebudayaan serta peradaban. Islam juga suatu sistem ekonomi, suatu cara untuk melakukan perdagangan, tata politik serta tata cara pemerintahan. Islam adalah suatu sistem masyarakat yang khas dan suatu cara mengatur keluarga yang tersendiri, mengatur cara membagi warisan dan melaksanakan perceraian, cara berpakaian dan tata cara bergaul, tata cara makan dan cara menjaga kesehatan diri. Islam adalah sebuah totalitas, baik yang spiritual maupun manusiawi, baik dunia maupun akhirat”.
Islam adalah agama dan syariat para nabi dan rasul Allah Swt. Dijelaskan dalam firman-Nya dalam surat Ali Imran ayat 19: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” Dalam hal ini Sayyid Sabiq membuat definisi sebagai berikut, “Islam adalah syariat dan akidah. Dan syariat ialah yang berkaitan dengan ibadah, akhlak, muamalah serta masalah-masalah yang berhubungan dengan perkawinan dan rumah tangga; juga yang berhubungan dengan hukum pidana dan perdata serta soal-soal pemerintahan. Sedangkan akidah ialah yang berhubungan dengan masalah-masalah ketuhanan, kenabian, kebangkitan dan perhitungan.
Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa Islam merupakan peraturan dan undang-undang yang mengatur seluruh segi kehidupan manusia untuk mencapai hakikat makna kehidupan ini. Islam is one way to victory and perfection, satu jalan menuju kemenangan dan kesempurnaan. Dan yang pasti Islam diturunkan di Arab, bukan hanya teruntuk bangsa Arab namun merahmati seluruh alam semesta termasuk di negeri yang bernama Indonesia.
Wallahu’alam bishowab