Hati-Hati dengan Kesesatan!





Oleh: Layyina Mujahida Fillah 
(Aktivis Dakwah Millenial)

Hai, siapa sih yang tidak suka hal-hal yang seru dan ramai? Mungkin itulah yang ada di balik pikiran orang, selain yang sedang menjalani perayaan agamanya. Yeah, bagaimana tidak, Halloween tanggal 31 Oktober kemarin benar-benar semarak dan dirayakan di berbagai negara. Bahkan tidak hanya negara-negara barat saja yang merayakannya, di Riyadh, Arab Saudi yang notabene negeri Islam pun ikut merayakannya.

Maka negeri seribu pulau ini juga tak mau ketinggalan. Indonesia dengan penduduk muslim terbesar di dunia, ternyata juga merayakan pesta halloween, terutama para tokoh dan artisnya. Halloween ini memang sudah menjadi tradisi yang mendunia, apalagi seru dan ramai banget, jadi apakah bisa dikatakan wajar jika kita mengikutinya? Tidak heran lagi, biasa saja kok? Kan cuman bermain, meramaikan saja?

Wah, sadar atau tidak, pemikiran seperti ini lumayan berbahaya juga lho. Hanya melihat sesuatu dari permukaan saja, hanya sekadar meramaikan dan ikut-ikutan, mengejar tren, tanpa memahami esensi dan maksud di baliknya. Dari sinilah ide liberalisme akan menyusup masuk, kebebasan akan menjadi standar dan agama dilupakan. Maka jalan ke jurang kesesatan akan semakin terbuka lebar.

Karena Halloween bukan hanya sekadar pesta dan perayaan biasa, gaess. Mari kita cari tahu lebih dalam, jangan sekadar melihat keramaian saja. Dikutip dari Wikipedia, Halloween atau Hallowe'en (kependekan dari All Hallows’ Evening, yang berarti Malam Hari Semua Orang Kudus), yang juga disebut sebagai Allhalloween, All Hallows' Eve, atau All Saints' Eve. Halloween adalah suatu perayaan yang dapat dijumpai di sejumlah negara pada tanggal 31 Oktober, yaitu malam Hari Raya Semua Orang Kudus (All Hallows' Day) di Kekristenan Barat. 

Nah, lho, ternyata halloween adalah perayaan agama, lebih tepatnya perayaannya orang Kristen. Maka ini bukan lagi hanya sekadar party, tapi sudah menyangkut akidah dan keyakinan. Menyangkut hal yang paling penting dan mendasar dalam hidup seseorang. Yang seharusnya terdapat batasan yang jelas antara satu agama dengan yang lainnya. Karena tidak mungkin bersatu antara seseorang yang mencintai Allah dengan yang membenciNya. 

Apalagi, telah jelas disebutkan dalam hadits bahwa: dari Ibnu ‘Umar, Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad 2: 50 dan Abu Daud no. 4031). Dan dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah SAW bersabda,“Bukan termasuk golongan kami siapa saja yang menyerupai selain kami” (HR. Tirmidzi no. 2695.)

Jadi, meskipun kelihatannya hanya ikut-ikutan meramaikan, memakai kostum saja, ikut menikmati, hati-hati ya. Itulah artinya menyerupai, sama. Entah dalam hal berbicara, berpakaian, bertingkah laku, jangan sampai kita menyerupai orang-orang kafir, atau kita akan termasuk dalam golongan mereka, dan tidak akan lagi mencium bau surga.

Ingat teman, kita hidup di dunia tidak sekadar bermain-main saja. Tidak hanya sekadar ikut-ikutan. Karena setiap perbuatan kita akan ada balasannya. Apa standarnya? Syariat Islam. Karena itulah kelak ada kehidupan akhirat, kelak hidup kita di dunia akan ada balasannya, surga atau neraka. Untuk orang-orang yang taat, baginya adalah surga. Dan untuk orang-orang yang ingkar balasannya adalah neraka.

Maka, ilmu menjadi hal yang sangat penting. Siapa yang menyangka bahwa Hallowen yang sudah menjadi tren dan tradisi dunia ternyata sebenarnya adalah khusus perayaan agama Kristen? Jadi ketika ada suatu tren baru, harus ditelaah terlebih dahulu, diketahui esensinya dan dilihat dengan pandangan Islam. 

Apakah sesuai dengan Islam atau bertentangan? Karena kita hakikatnya adalah seorang muslim, bukan yang lain. Akhirnya, mengkaji ilmu Islam itu penting dan sangat dibutuhkan. Agar kita tetap berada di jalan yang benar dan tidak terjerumus ke dalam kesesatan. #YukNgaji. Wallahua’lam bishowab.

Goresan Pena Dakwah

ibu rumah tangga yang ingin melejitkan potensi menulis, berbagi jariyah aksara demi kemuliaan diri dan kejayaan Islam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak