Oleh : Epi Lisnawati
(Pemerhati Masalah Generasi dan Keluarga)
Miris, antusiasme generasi muda untuk hadir di acara Festival Musik "Berdendang Bergoyang" begitu besar. Acara yang diselenggarakan pada hari Sabtu (29/10/2022) di Istora Senayan, Jakarta, membludak hingga over kapasitas. Akhirnya kepolisian menghentikan acara ini karena sudah membahayakan penonton. Panitia penyelenggara konser pun diperiksa oleh pihak kepolisian (kompas.com, 30 Oktober 2022).
Pemberian izin dari pihak berwenang pun sangat disesalkan. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah benar-benar tidak memiliki perhatian terhadap pembangunan manusia khususnya generasi muda. Konser ini tak membawa manfaat terhadap pembentukan generasi berkualitas sebagai pilar peradaban terbaik. Malah menjadi ajang kemaksiatan campur baur, narkoba miras dll.
Belajar dari kasus ini maka kita bisa melihat bahwa para pemuda hari ini begitu antusias untuk menghadiri konser-konser musik walau harus merogoh kocek yang agak dalam, padahal uang itu bisa dimanfaatkan untuk hal lain yang lebih bermanfaat. Kemudian abainya negara dalam menjaga generasi muda dari segala hal yang membawa kerusakan. Alih-alih menjaga bahkan memfasilitasi ajang kemaksiatan di kalangan generasi muda.
Mengapa hal ini bisa terjadi? semuanya tidak terlepas dari dampak diterapkan sistem kapitalis sekuler di negeri ini. Sistem ini memisahkan agama dari kehidupan, yang menjunjung tinggi kebebasan dan kepuasan jasmani atau materi sebagai sumber kebahagiaan. Maka generasi muda hari ini pun hidup dalam pusaran arus kebebasan yang mengagungkan materi. Kemudian mereka menjadi korban pangsa pasar para pengusaha yang ingin memasarkan produknya di dunia hiburan.
Dunia digital hari ini pun memberi ruang kebebasan pada generasi muda untuk mengekspresikan kebebasan mereka. Dunia maya menawarkan banyak kemudahan, sehingga tidak sedikit pemuda yang terjebak di dalamnya, tanpa malu-malu, generasi harapan umat ini mengekspresikan kebebasan baik kebebasan berperilaku maupun kebebasan berpendapat. Pergaulan bebas, narkoba, miras, sangat lekat dengan kehidupan para generasi muda hari ini.
Dalam kehidupan sehari-hari generasi muda hari ini mereka sifat cuek, asosial, temperamental. Oleh karena itu, tidak sedikit yang berpendapat bahwa para pemuda sedang mengalami krisis jati diri yang berdampak pada gangguan mental dan bunuh diri di kalangan pemuda semakin meningkat. Krisis jati diri yang pemuda alami saat ini, salah satunya karena mereka tidak memahami agamanya, lemah akidahnya sehingga tidak memahami hakikat dari kehidupannya.
Maka agar generasi muda hari ini bisa keluar dari pusaran arus liberalisme akibat penerapan sistem sekuler ini yang harus dilakukan yaitu pertama generasi muda harus memiliki akidah yang kuat, paham dengan hakikat hidupnya yaitu asal mereka dari mana, untuk apa mereka hidup di dunia dan akan kemana setelah kehidupan ini, niscaya mereka dalam menjalani kehidupan ini akan memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Mereka pun akan menjadi sosok pemuda tangguh yang dapat menjadi pembangun peradaban.
Kedua negara berperan dalam menjaga generasi. Hal ini bisa dilakukan jikansistem Islam ditegakan. Negara dalam sistem Islam memiliki perhatian besar terhadap pembentukan generasi, dan senantiasa memberikan lingkungan yang kondusif demi terbentuknya generasi berkualitas yang taat pada Allah. Negara sebagai pelindung generasi menjadi benteng terkuat agar generasi terlindungi dari kerusakan dan kemaksiatan. Mekanisme perlindungan oleh negara dilakukan secara sistemis.
Negara menerapkan aturan Allah dalam semua lini kehidupan untuk mewujudkan generasi terbaik yang menghantarkan pada kebangkitan dan kejayaan Islam. Dimulai dari adanya jaminan nafkah bagi para ibu sehingga mereka fokus menunaikan peran utama sebagai pendidik generasi. Kemudian negera memberikan perhatian yang besar dalam bidang pendidikan dan kajian keagamaan sehingga menjadikan setiap individu menjadi insan yang bertakwa.
Tujuan pendidikan yang ingin diraih adalah terbentuknya kepribadian Islam yang utuh baik dari sisi akidah, tsaqofah, maupun penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari sisi media komunikasi yang ada di tengah masyarakat pun diawasi dengan ketat oleh negara segala yang merusak agama, ahlak dilarang untuk diterbitkan misalnya tentang pornografi, el68T, dan kekerasan.
Dalam kehidupan sosial kontrol masyarakat terhadap individu yang melanggar syariat berjalan dengan baik. Amar ma'ruf dan nahi munkar pun berjalan, sehingga setiap orang merasa takut untuk berbuat maksiat. Negara pun melarang segala bentuk ajang kemaksiatan seperti konser karena adanya campur baur, pesta minuman keras, narkoba dan sejenisnya. Negara akan memberikan sanksi tegas kapada pihak penyelenggara.
Alhasil sistem Islam satu-satunya yang bisa menyelamatkan generasi muda dari kubangan lumpur kebebasan dan kemaksiatan akibat cengkraman kapitalis sekuler. Sudah saatnya sistem sekuler yang merusak ini kita campakan ke tong sampah peradaban diganti dengan sistem Islam yang membawa kebaikan dan keberkahan untuk semua termasuk generasi penerus umat.
Wallohua'alam Bishawwab