Gangguan Mental, Problem Sistemik, Butuh Solusi Sistemik



Oleh : Mawaddah_Sopie


Pernah dengar perkataan yang begitu epik "Sesungguhnya sangat indah perkara seorang muslim. Jika diuji ia bersabar, dan jika ia diberi lapang dia bersyukur." Namun herannya kenapa manusia zaman now banyak yang depresi? Sangat mudah stres? Terlebih di Indonesia yang notabenenya mayoritas muslim.

Sebelum pandemi COVID-19 hadir, kondisi masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan mental telah menunjukkan peningkatan baik secara nasional maupun internasional. Ditambah lagi pandemi hadir, hingga membuat masalah kesehatan jiwa makin sistemik.

Gangguan kesehatan mental ada berbagai macam bentuknya, menurut WHO definisi gangguan kesehatan mental mencakup banyak bentuk, termasuk depresi, kecemasan, bipolar, gangguan makan, dan skizofrenia.

Bunuh diri yang sering terjadi saat ini, merupakan masalah besar gangguan kesehatan mental yang perlu menjadi perhatian dan dicegah oleh banyak pihak. Dalam skala global, bunuh diri adalah penyebab kematian keempat di antara orang berusia 15-29 tahun. .

Made with Flourish
Riset terbaru dari Institute for Health Metrics and Evaluation University of Washington terkait Global Burden of Disease (GBD) 2019 menunjukkan bahwa gangguan kesehatan mental istiqomah menempati 10 penyebab teratas beban penyakit di seluruh dunia. Tak ada bukti pengurangan secara global pada beban ini sejak 1990.

Menurut Made with Flourish gangguan jiwa lebih cenderung menimpa kaum perempuan dibanding kaum laki-laki. Sebenarnya apa yang jadi penyebab kenapa wanita cenderung mudah depresi?

Inilah jawabannya.
Menurut dosen dan peneliti Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Ilham Akhsanu Ridho, perempuan di Indonesia rentan mengalami gangguan kesehatan mental karena mengalami beban ganda dalam keluarga dan tempat kerja. Selain ada tekanan di masyarakat tentang stigma bahwa perempuan harus mengurus pekerjaan di ranah domestik, perempuan juga dituntut bekerja untuk meningkatkan pendapatan keluarga. apalagi mayoritas masyarakat kita banyak hidup di bawah garis kemiskinan.

Dan sudah menjadi rahasia umum, semakin tinggi beban pekerjaan rumah tangga seorang wanita, semakin tinggi juga kemungkinan perempuan mengalami stres.

Namun disisi lain gangguan mental juga tidak hanya terfokus pada perempuan saja. Akan tetapi sering pula terjadi pada orang tua lanjut usia. WHO menyatakan gangguan mental dan neurologis di antara orang dewasa yang lebih tua menyumbang 6,6% dari total kecacatan (DALYs) untuk kelompok usia ini. Sekitar 15% orang dewasa berusia 60 tahun ke atas menderita gangguan mental.

Lantas berapa tahun masa usia sehat yang hilang akibat gangguan kesehatan mental? Studi Global Burden of Disease (GBD) 2019, dengan perhitungan tingkat DALY (Disability-Adjusted Life Year) dari gangguan depresi menunjukkan makin tua kelompok usia, makin besar tahun hidup sehat yang hilang. Kelompok usia produktif, 15-64 tahun, merupakan kelompok yang paling banyak kehilangan tahun hidup sehat karena gangguan depresi.

Made with Flourish
Menurut Iqbal Elzayar, peneliti The Oxford University Clinical Research Unit in Indonesia (OUCRU ID), berdasarkan studi GBD 2019, faktor risiko yang memberikan sumbangsih besar terhadap gangguan mental depresi adalah pelecehan seksual masa kanak-kanak, perundungan, dan kekerasan dari pasangan.
(theconversation.com.11/10/2022).

Terjadinya gangguan mental. Itu buah dari diterapkannya sistem kapitalis sekuler yang memisahkan agama dengan kehidupan. Semua manusia cenderung menrstandar hidup pada materi. Bagi mereka orientasi bahagia itu banyak uang, rumah dan kendaraan bagus, rekening gemuk dan lain sebagainya yang berbau materi. Sehingga ketika semua itu tidak terwujud membuat individu depresi dan mudah stres. Ditambah kondisi masyarakat yang hedonis, individualistis. Maka tak heran banyak juga yang sampai mengakhiri hidup saking tidak kuatnya menghadapi sistem hidup yang tidak sesuai fitrah manusia ini.

Selain itu ada peran dari penguasa juga sebagai penentu kebijakan. Mereka lebih memprioritaskan para kapitalis atau pengusaha. Tanpa mengindahkan kesejahteraan rakyat. Fungsi mereka hanya sebagai regulator. Bukan sebagai pelayan rakyat. Padahal mereka digaji dari uang rakyat.

Beda halnya kalau dalam sistem aturan Islam. Penguasa itu selain sebagai pemimpin atau imam, juga sebagai pelayan rakyat. Yang mengurusi urusan ummat. Dengan begitu ummat dimudahkan dalam menjalani kehidupannya. Diurusi dalam hal pengelolaan sumber daya alam, dijamin dalam hal kesehatan dan pendidikan. Dijaga aqidahnya, dipermudah dalam ibadah dan ketaatan kepada Alloh SWT. Dengan begitu rakyat sejahtera. Jauh dari kata stress dan gangguan mental.

Pemimpin dalam sistem Islam menyadari bahwa kepemimpinannya akan dimintai pertanggungjawaban oleh Alloh SWT. Sehingga mereka betul-betul menjalankan tugasnya sesuai syariat Islam dan petunjuk dari Alloh SWT dan Rasulullah SWT.

Hadits Sahih Riwayat al-Bukhari: 4789

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ. فَالإمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا وَهِيَ مَسْئُولَةٌ، وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ. أَلاَ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ.

Dari Abdullah, Nabi ﷺ bersabda: "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya.
Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya.
Seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungjawabannya.
Seorang wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya, dan ia pun akan dimintai pertanggungjawabannya.
Seorang budak juga pemimpin atas harta tuannya dan ia juga akan dimintai pertanggungjawabannya.
Sungguh setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya.

Seorang pemimpin dalam Islam (Khalifah) juga membimbing rakyatnya agar memiliki kepribadian yang kuat baik secara fisik, mental, dan spiritual. Sehingga terbentuk syakhsiyyah Islamiyyah ( kepribadian Islam) yang benar. Sehingga dalam menjalani kehidupannya mereka terikat dengan hukum syara. Hingga mereka takut untuk melakukan sesuatu yang dilarang Alloh SWT seperti menyakiti diri sendiri, bunuh diri karena depresi. Dan merekapun menstandarkan kebahagian hanya pada keridhoan Alloh SWT.

Gambaran indah tersebut, yang menciptakan manusia yang tangguh hanya akan terwujud jika aturan Islam tegak dibumi ini. Olehkarenanya perlu solusi yang sistemik yang membawa pada perubahan. Yakni dengan berislam secara kaffah. Wallohua'lam bissowab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak